Chapter 12

501 44 0
                                    

Dering ponsel di atas meja membuat Yibo jengah. Sudah beberapa kali Zhoucheng menelponnya sejak pagi buta, ia kesal karena Zhoucheng sulit di hubungi ketika dirinya sedang membutuhkan bantuannya. Jadi ia sengaja mengabaikan panggilan tersebut, ia sedang dalam mood yang buruk sejak kejadian kemarin.

Setelah pergi dari apartemen, Yibo datang ke rumahnya untuk pergi menenangkan diri. Tapi suasana hatinya semakin buruk saat mendengarkan pertengkaran ayah dan ibunya lagi di dalam kamar.

Yibo hanya bisa menghela napasnya, tidak memiliki niatan untuk melerai mereka. Biarkan itu menjadi urusan orang tua nya, paling hanya bertengkar masalah uang.
Pada akhirnya itu akan menjadi masalahnya juga, dia yang harus menanggung beban orang tuanya yang selalu memiliki hutang pinjaman.

Terlalu banyak yang dipikirkan membuat kepalanya sakit, serasa akan pecah. Malam itu Yibo minum banyak hingga mabuk berat.

Dering ponsel kembali menyapa telinganya, kali ini bukan pemiliknya saja yang risih.
Ibunya datang keluar dari kamar, dia menggeplak kasar kening Yibo hingga pemuda itu langsung terduduk dari atas sofa, ia mengaduh kesakitan.

"Ponselmu sangat berisik Yibo, angkat dulu." Ujarnya,

Setelah itu dia terpaksa mengangkat teleponnya, wajahnya sangat kusut dan matanya masih belum terbuka sempurna. Dengan malas ia menjawab. "Ada apa?"

"He sialan kenapa susah sekali di hubungi?! Kau di mana?"

"Di rumah ibu."

"Owhh. Semalam ada apa menelpon?"

"Aku butuh sesuatu tapi tidak jadi, sudahlah... aku malas bicara saat ini. Kututup--

"Eihhh tunggu-tunggu, aku mau bilang sesuatu padamu.

Tadi pagi aku ke apartemen mu,"

Yibo mengernyit, "untuk apa?"

"Menemui mu, apalagi? Aku datang untuk menagih uang yang ayahmu pinjam padaku, tapi kau tidak ada... jadi istri mu yang membayar nya."

"Hah?? Xiaozhan?"

"Hmm, dua begitu baik mengeluarkan uang sebanyak itu. Sekaya apa dia?"

"Berisik. Kenapa tidak tunggu nanti saja?" Kesal Yibo, "Aku pasti akan bayar, lagipula dia tidak ada hubungannya sekali dengan hutang itu."

"Aku butuh sekali uang nya, Yibo... aku bukan orang kaya macam istrimu itu. Sudahlah lagi pula uangnya sudah ada di tanganku, lain kali aku tidak mau meminjamkan uangku pada ayahmu... dia menyusahkan saja bisanya."

"...."

"Oh, kenapa dengan istrimu? Aku lihat kakinya terluka, dia kesakitan. Kasihan sekali, kenapa tidak bersama nya."

"Aku bertengkar lagi...
Ah Sudahlah, tidak perlu ikut campur lagi atau apapun itu."

"Oke, oke... ku tutup telponnya. Owh, sebentar... motor mu ada padaku, Xiaozhan sempat menyuruhku untuk mengambil nya. Mau kau ambil sekarang? Sekalian mampir.."

Yibo terdiam, Xiaozhan benar-benar mengabaikan nya dan masih marah sepertinya. Dia bahkan menyuruh Zhoucheng untuk mengambil motornya bukan dirinya sendiri sebagai pemiliknya.

"Tidak. Nanti saja, titip dulu di tempat mu."

"Oke. Satu lagi jangan lupa nanti malam. Sudah begitu. Sampai--"

*

Sambungan di tutup Yibo lebih dulu sebelum Zhoucheng menyelesaikan ucapannya.

Yibo menoleh, rupanya ibunya itu masih ada di dekatnya.
Yibo berdiri, ia menyentuh luka memar di pipi kiri ibunya.
"Ibu di pukul lagi? Mana lagi yang si brengsek itu lakukan pada ibu?"

My Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang