Malam yang sunyi menyelimuti asrama ATEEZ, hanya suara napas yang teratur dan lembut terdengar di sudut ruangan.
Di sana, di atas kasur yang empuk, Hongjoong dan Seonghwa terlelap dalam tidur yang damai. Keduanya tampak begitu lelah setelah hari yang panjang dan melelahkan.
Dalam kegelapan itu, seorang teman menyelinap masuk, langkahnya ringan dan hati-hati agar tidak membangunkan kedua pemuda yang sedang tertidur pulas. Ia membawa sebuah spidol hitam, senyuman jahil menghiasi wajahnya. Teman itu mendekat ke sisi kasur, memandang kedua wajah yang polos dan tenang dalam tidur.
“Maafkan aku, tapi ini terlalu menggoda,” gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan yang terserap oleh malam.
Dengan hati-hati, ia mulai menggambar di wajah Hongjoong, membuat kumis tebal dan bulu mata panjang yang melingkar lucu. Setiap garis digoreskan dengan penuh kehati-hatian, memastikan tidak ada yang terbangun. Setelah selesai dengan Hongjoong, ia berpindah ke Seonghwa, menambahkan berbagai coretan yang konyol di wajah tampannya.
Malam terus berlalu, dan ketika fajar mulai menyingsing, cahaya matahari pertama menerobos masuk melalui jendela. Hongjoong membuka matanya perlahan, merasakan cahaya pagi yang hangat menyentuh wajahnya. Ia bangkit, menguap panjang, dan memandang sekeliling dengan mata yang masih setengah terbuka.
Seonghwa, yang tidur di sampingnya, juga mulai terbangun. Ia mengucek matanya, lalu menoleh ke arah Hongjoong yang sudah duduk di pinggir kasur. Saat mata mereka bertemu, keduanya terdiam sejenak, mencoba memahami apa yang mereka lihat.
“Ada apa di wajahmu?” tanya Seonghwa dengan suara serak, masih setengah sadar.
Hongjoong mengerutkan kening, bingung. “Wajahku? Kenapa dengan wajahku?”
Seonghwa tertawa kecil, suara tawanya bergema lembut di ruangan. “Kau terlihat seperti... seperti tokoh kartun dengan kumis tebal.”
Hongjoong mengernyit, lalu menyentuh wajahnya dan merasakan goresan spidol yang kering. “Apa-apaan ini?” gumamnya, setengah marah, setengah terkejut.
Dengan cepat, Hongjoong mengambil cermin kecil dari meja di samping kasur. Matanya membelalak melihat bayangan dirinya dengan kumis tebal dan bulu mata panjang. “Siapa yang melakukan ini?!”
Sementara itu, Seonghwa menguap lagi, memandang Hongjoong dengan tatapan geli. Tapi kemudian, ia merasakan sesuatu aneh di wajahnya sendiri. “Apa yang terjadi dengan wajahku?” tanyanya sambil meraba pipinya yang juga dipenuhi doodle.
Hongjoong, yang sudah agak tenang, mengarahkan cermin ke Seonghwa. “Lihatlah dirimu sendiri.”
Seonghwa menatap cermin, lalu meledak dalam tawa ketika melihat wajahnya yang dipenuhi coretan-coretan konyol. “Oh Tuhan, ini pasti kerjaan salah satu dari mereka.”
Keduanya tertawa bersama, meskipun masih kebingungan siapa pelakunya. Mereka bangkit dari kasur, berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan wajah mereka yang kini penuh dengan tinta hitam.
Namun, tawa mereka tak kunjung reda.
Di kamar mandi, Seonghwa mengambil handuk kecil, membasahinya, lalu mulai menghapus doodle di wajahnya. “Kita harus menemukan siapa pelakunya,” ujarnya sambil tersenyum.
Hongjoong mengangguk setuju, membasahi wajahnya dengan air hangat. “Siapapun itu, mereka berhasil membuat kita tertawa pagi ini. Tapi, balas dendam akan datang.”
Ketika wajah mereka bersih dari coretan, mereka kembali ke kamar, duduk di kasur sambil memikirkan siapa teman jahil yang telah membuat pagi mereka begitu berwarna. Meski sedikit kesal, mereka tak bisa menahan senyum, menyadari bahwa persahabatan mereka penuh dengan momen-momen tak terduga dan kebahagiaan sederhana.
Hari itu, Hongjoong dan Seonghwa menjalani aktivitas mereka dengan semangat baru, tertawa setiap kali mengingat wajah mereka yang penuh doodle saat bangun tidur.
Dan pagi itu, mereka menemukan kebahagiaan dalam coretan-coretan konyol yang mengingatkan mereka betapa berharganya persahabatan yang mereka miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exquisite Episode • All × Seonghwa
Fanficbottom!Seonghwa / Seonghwa centric ©2023, yongoroku456