O3 - AWAL BERTEMU

327 183 159
                                    

Ghea menelan ludahnya susah payah, kuku cantiknya bahkan tanpa ia sadari sudah ia gigiti sejak tadi. Keringat mulai turun membasahi dahi Ghea. Gadis itu tengah melihat dari bilik jendela kamarnya kalau di depan gerbang rumahnya laki-laki tengah berdiri seakan menunggunya.

Ghea tau orang tersebut tak lain dan tak bukan laki-laki yang ia temukan di aplikasi tai ini. Ghea bahkan belum bersiap-siap, gadis itu masih memakai kaos oblong dengan rambut acak-acakan.

"Lo tau? Dia berdiri depan gerbang gue kayak orang mau maling, anjir!" ungkap Ghea yang sedang bercengkrama dengan Keisya dibalik telfon.

"Kok bisa, sih? Emang penampilan dia mirip maling?"

"Mirip banget! Dia pake kemeja lengkap warna item, kacamata item, terus bawa tas kotak gitu. Pikir aja coba, ngapain pakai style kayak gitu? Padahal ini malem woy!"

"Astaga, Ghe! Itu orang kaku banget penampilannya?"

"Yakan?! Di bilang gue orangnya gampang ilfeel lo gak percaya! Insting orang kayak gue ini gak pernah salah, dia pasti beneran jamet!" celetuk Ghea dengan mata menyorot tajam laki-laki itu.

"Mukanya ganteng gak? Kalo ganteng, mah, gas aja!"

Ghea kembali menyipitkan matanya, melihat orang itu celingukan menatap rumahnya dan ponselnya berkali-kali seolah sedang mengecek kebenaran.

"Gak keliatan wajahnya! ya lo pikir aja sendiri jarak kamar gue sama halaman depan deket apa?" tukas Ghea menghela berat.

"Gue blokir aja dia, Sya. Gue gak mau ketemu, carikan cowok lain aja yang lebih masuk akal!"

"Ya udah Bambang aja lo pacarin! Dia masuk akal!"

Tut Tut

Ghea melototkan matanya saat Keisya dengan ketus menyuruhnya berpacaran dengan Bambang anak tolol di kelas. Ghea kembali melempar asal ponselnya di kasur lalu keluar dari kamarnya.

Tanpa rasa malunya, gadis itu keluar menemui laki-laki itu dengan penampilannya yang bangun tidur. Gadis itu menemuinya dengan rambut acak-acakan dan celana pendek dengan atasan baju yang bolong di bagian ketiak.

"Lo maling, kan? Ngaku lo! Hadapin gue sini anjeng!" Ghea dengan percaya dirinya menaikkan kedua lengan bajunya ke atas hingga memperlihatkan lengan atasnya. Ia memasang wajah songongnya di depan laki-laki asing itu.

"Gue? Maling?" beo laki-laki bernama Marocco Aldana itu seraya mengernyitkan dahinya. Dia biasa dipanggil Al oleh orang-orang. Tangannya bergerak memasukkan ponsel kembali ke dalam saku karena telfonnya tak kunjung diangkat oleh seorang gadis.

"Lo tau isi tas ini apa?" tuntutnya melempar pertanyaan.

Ghea berdecih. Ia membuka gerbangnya dengan cepat lalu menunjuk tas tersebut. "Tas itu?.. palingan isinya laptop, kan?!" jawab Ghea dengan nada tinggi.

"Isinya duit," sahut Al malas.

Ghea membekap mulutnya tak percaya, pasalnya tas yang laki-laki itu bawa lumayan besar melebihi tas laptop. "BAWA GUE PERGI OM, PLISS!" jerit Ghea sumringah.

"Gue temen lo yang hilang, Om! Bawa gue pergi, gue gak mau miskin!" timpal Ghea lagi. Dia benar-benar menjadi wanita mata duitan, karena menurut Ghea hidup bisa bahagia kalau banyak duit. Dijamin Ghea tidak akan galau-galau lagi, apalagi gamon!

"Buat apa gue bayarin pembantu kayak lo? Pembantu gue udah banyak di rumah."

Ghea mendelik. "Pembantu?!" beonya menoleh kanan kiri.

"Ngapain lo liat kanan kiri? Yang pembantu, kan, lo?" tanya Al tak tahu membuat wajah Ghea langsung naik pitam. Wajah gadis itu berubah seratus persen menjadi merah, dan menatapnya dengan sorot mata penuh dendam.

TANTAN ; with you [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang