O4 - FIRST DATE?!

370 159 185
                                    

Memakai kaos oblong dengan celana hitam melekat ditubuhnya, Al berjalan di mall memakai sandal jepit dengan tangan kirinya yang membawa dompet hitam besarnya. Sedangkan Ghea, gadis itu bersenandung seraya berjalan berdampingan dengannya tanpa rasa malu.

Mereka berdua sudah seperti pasangan sejoli yang tak peduli penampilan hingga banyak orang di sana memperhatikan mereka berdua. 

"Dasar bocah stres!" gerutu Al meng geleng-gelengkan kepalanya melihat Ghea yang sedari tadi kesana kemari seperti orang linglung, lalu tiba-tiba bersenandung seraya tertawa ria.

"Serah gue lah, Om! Suka-suka gue mau bersikap gimana," sewot Ghea menjulurkan lidah.

Ghea bingung harus bersikap seperti apa kepada Al karena sejujurnya Ghea ingin laki-laki itu ilfeel karena dia jauh dari tipenya, tapi Ghea juga cepat ingin punya pacar.

"Ghe!" panggil Al berhenti di depan manekin di depannya yang diberi pakaian tipis berwarna merah. Dengan senyuman godanya, Al menunjukkan patung manekin itu kepada Ghea.

"Mau beli ini gak, Ghe?! Baju dinas buat lo kalo nikah sama gue nanti," goda Al menaik turunkan alisnya. Ghea mendelik kaget.

Al kira gadis itu akan protes kepadanya dan kembali marah tapi ternyata salah, Ghea sekarang malah balik menggoda dirinya.

"Aw! Pasti kalo make ini gue seksoy abies!" Diluar nalar! Ghea malah memencet dua buah dada patung manekin perempuan itu seraya tertawa.

Al menganga, ia benar-benar syok berat. Perempuan memang susah ditebak! Apalagi perempuannya semacam spesies Ghea.

"Belikan gue ini deh! Gue pakai sekarang, gue pasti keliatan montok!" imbuh Ghea lagi masih cekikikan. Tak tau malu!

"Gak! Lo gak boleh make ini di tempat umum, nanti banyak cowok yang tergoda sama lo," oceh Al kembali berjalan di depan, mengajak Ghea ke tempat dress.

"Ngapain tergoda? Kata lo gue tepos," Ghea mengejek.

"Emang, mereka tergoda buat besarin dada tepos lo! Ngerti gak?!" ucap Al sontak membuat mata Ghea terbelalak.

"Lo cowok, tapi kalo ngomong gak pernah di saring. Umur doang tua, tapi gak bisa nata ucapan! Kalo gue tersinggung gimana?!"

"Males nyaring. Lo sendiri juga ceplas-ceplos, gue mah, ngikutin sikap lo ke gue aja," balas Al juga tersenyum miring ke arah Ghea.

"Lo pilih dress sesuka lo, tapi gue target maksimal 15 juta, cukup nggak?"

"Cukup banget itu.." Ghea menggantung ucapannya. "Buat beli sempak!" lanjutnya.

Al ngakak parah! Mereka berdua baru masuk ke dalam merek baju terkenal itu dengan tawa cekikikan membuat beberapa pegawai di sana menatap dua sejoli itu dengan tatapan sedih.

"Pak, maaf. Anda mau cari apa di sini? Kami tidak ingin memberi uang sumbangan lagi." Suara seorang pegawai itu terdengar nyelekit di telinga Ghea membuat gadis itu sontak menyorotnya marah.

"Gak sopan banget! Gue sama temen gue kesini mau beli baju malah lo kira pengemis?!" pekik Ghea membentaknya. Dia sangat mudah terpancing emosi.

"Biarin lah, Ghe, dia itu bilangin muka lo yang kayak pengemis, bener kan mbak?" Al bertanya membuat pegawai itu menggeleng canggung.

"Al tai," Ghea mengumpat.

"Ma-maaf Pak, Bu.. saya–"

"Saya bukan ibu-ibu," sergah Ghea cepat.

"Oh, maaf Kak. Kami tidak bermaksud berpikir seperti itu, karena kami kira kalian orang yang sama kemarin. Maaf atas ketidaknyamanannya, Kak."

"Ya," ketus Ghea singkat. Dia menarik lengan Al kasar untuk pergi dari toko ini membuat pegawai tersebut menundukkan kepala merasa bersalah.

TANTAN ; with you [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang