17 - SHAME AND WRONG

65 20 152
                                    

"Tumben pagi-pagi lo lesu, napa lo? Abis putus sama cowok yang mana lagi," desis Ghea memandangi Keisya yang sedang melamun di lipatan tangannya.

"Ya elah, sama yang kemarin cuma deketan doang. Gue tetep setia suka sama dia, Ghe," lirih Keisya tak semangat.

Ghea meletakkan tasnya di meja seraya mengedarkan pandangannya. Gadis itu melihat dibangku Septihan yang masih kosong, padahal Ghea sudah datang mepet bel masuk. Mungkin laki-laki itu dispen lagi, pikir Ghea.

"Kemarin gue terlanjur ilfeel sama dia, Ghe. Masa dia bilang ke Al, kalo gue cewek dia. Padahal, kan, bukan! Cuma deket doang!" Keisya mencebikkan bibirnya, malas mengingat adik kelas itu lagi.

Ghea langsung menatap ke arah Keisya dengan wajah cengo. "Al?! Lo kemarin ketemu Al??" cerca Ghea.

Keisya mengangguk singkat. "Dia nyariin lo, emang semalem dia gak ngomong sama lo?"

"Terus lo jawab apa?!" Ghea semakin terkejut mendengarnya. Dia pikir Al hanya sebatas berhenti di depan sekolah kemudian langsung pergi. Ternyata tidak!

Keisya membalas tatapan Ghea dengan tatapan curiga. "Gue jujur aja kalo lo pulang bareng Septihan.. jangan bilang kalo lo–" Gadis itu menggantung ucapannya, seketika Ghea langsung menutup wajahnya sendiri.

"Lo gak jujur ke Al, Ghe?!" Keisya ikutan panik, apalagi saat Ghea menganggukkan kepalanya. Ia langsung menoyor kepala Ghea gregetan.

"Sialan!" Ghea berdecak sangat amat kesal.

Gadis itu menyesali ucapannya sendiri yang berbohong semalam. Dia sekarang tahu kalau Al paham dirinya sedang berbohong. Sekarang mau diletakkan dimana wajah Ghea?! Dia benar-benar malu!

"Kenapa lo jujur kalo gue pulang sama Septihan, Keisya?" geram Ghea mengusap wajahnya bingung.

"Gue kira lo udah izin ke dia, pea!" lontar Keisya ikut bingung. "Gini nih, kalo kurang chemistry!" timpalnya.

"Nanti malem gue harus ngomong apa ke dia? Dia udah tau kalo gue bohong, tapi dia diem aja!" Ghea benar-benar bingung. Hatinya dilanda rasa bersalah.

Keisya menimang ragu. Gadis itu berdiam diri, seolah sedang berpikir keras membantu sahabatnya yang sedang kebingungan akibat tingkah cerobohnya sendiri.

"Habisnya lo ngapain minta jemput Al kalo ujung-ujungnya pulang bareng Septihan?! Lo ceroboh banget, Ghe!" desis Keisya sebal.

Ghea hanya diam, menyembunyikan kepalanya dilipatan tangan.

"Lo jawab aja pertanyaan dari Al, tentang hubungan lo. Siapa tau dimaafin!" ucap Keisya berhasil membuat Ghea mendongakkan kepala. Dengan pedenya Keisya menaik-turunkan alisnya mengira solusi yang ia berikan sangat membantu Ghea.

"Solusi lo gak guna sumpah!" ketus Ghea kembali diam.

"Selamat pagi anak-anak!" Dengan heels tingginya, wanita itu masuk ke ruang kelasnya dengan senyum merekah menyapa murid. Dia satu-satunya guru muda paling humoris seantero sekolah. Sebut saja Bu Seira, dia bidangnya Informatika.

Karena Kurikulum sekolah sudah berganti menjadi kurikulum merdeka, sistem SMA Cakrabuana membagi empat paket yang berisi masing-masing empat jumlah mata pelajaran minat. Ghea dan Keisya kebetulan berada di paket ke tiga yang berisi mapel ekonomi, biologi, kimia, dan terakhir informatika. Menurut Ghea, kurikulumnya sendiri yang merdeka, murid-muridnya semua sengsara!

Menjadi anak sulung kurikulum merdeka membuat Ghea benar-benar harus ekstra bersabar karena keseringan kerja kelompok. Tujuannya memang meringankan beban murid, tapi yang ada beban Ghea yang bertambah. Keseringan menggendong banyak teman yang hanya numpang nama!

TANTAN ; with you [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang