1O - PERGI?

255 85 76
                                    

"Rumah lo emang gak ada orang atau lagi tidur semua? Gelap amat kayak masa depan lo, Ghe!"

Ghea yang sedang tertidur pulas akhirnya terpaksa bangun dengan hati dongkol. Bisa-bisanya Septihan menelfonnya di tengah malam seperti ini hanya untuk bertanya rumahnya? Mengganggu saja!

"Gelapan masa depan lo, anying! Ngapain lo telfon gue?! Gue gak terima telfon lebih dari jam sepuluh, karena gue udah teler."

"Udah kayak admin olshop, njir! Bukain rumah lo sekarang, gue pengen ngajak lo keluar!"

"Ngajak gue keluar di jam 1 malem? Ngapain kalo bukan ngajak gue dugem?!"

"Astagfirullah, Ghe! Positif thingking banget!"

"Gue cuma pengen lo nemenin gue, gue banyak masalah Ghe."

Ghea membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Kakinya ia turunkan dari kasur hingga mengambang di udara tanpa menapak lantai.

"Lo yakin ketemu gue masalah lo makin ringan?" tanya Ghea heran. Septihan orang satu-satunya yang percaya kepada dirinya.

"... enggak, sih."

"MATIIN GAK TELFONNYA?!" jerit Ghea di tengah malam. Ghea nyesel berharap Septihan orang yang percaya kepadanya, ternyata dia sama saja seperti orang-orang.

"Bercanda, Ghe. Meski gue gak yakin lo ngebantu gue, tapi gue butuh temen."

"Gue lagi gak di rumah."

"Hah?! Di mana lo?! Di bawa ngamar sama om-om tadi siang??"

"Iya."

Ghea langsung menutup telfonnya sepihak, setelah itu mematikan daya ponselnya hingga menampilkan logo apel. Gadis itu ingin segera tidur kembali karena dia benar-benar lelah dari sore sampai malam ia baru sampai di kediaman saudaranya.

Gadis itu mengiyakan ucapan Septihan hanya karena tidak ingin berbasa-basi lagi. Padahal Ghea tahu Septihan itu sedang ada masalah, tapi bagaimana lagi Ghea benar-benar lelah sekarang.

"Suruh siapa nolak gue, gue tolak juga, lah. Nah, sekarang banding sama."

oOo

Al menggeleng tegas, menolak ucapan karyawannya yang saat ini sedang merayunya untuk ijin pergi berlibur.

"Ah, ayolah, Pak. Saya mau ngedate sama pacar saya, dia kalo nggak diturutin ngambek." Lagi. Karyawan Al tak henti-hentinya kembali memberikan berbagai alasan kepadanya.

"Gak mau, saya aja gak ngedate.. kok kalian seenaknya main minta ijin aja!" cibir Al santai.

"Makanya cari pacar dong, Pak!" sahut karyawan Al, Erlangga dengan wajah kesal.

Padahal ini hari minggu, biasanya kantornya libur, tapi entah kenapa Al tiba-tiba mengabari di grup whatsapp kalau kerjanya masuk. Kan aneh!

"Pacar saya pergi. Jadi saya gak ada temen mau ngedate," jawab Al menghela napas berat. Dia padahal berniat mengajak Ghea untuk pergi berdua hari ini karena weekend tapi ternyata malah Ghea mengabarinya kalau dia tidak ada di sini.

"OH JADI ITU PENYEBAB PAK AL TIBA-TIBA NGABARIN ANAK KANTOR KALAU KERJANYA MASUK?!" jerit Erlangga dengan suara tertahan. Dia dan Al hanya selisih dua tahun lebih muda, bahkan kalau berada di luar kantor mereka seperti teman. Hanya saja karena Erlangga tahu sopan santun, ia tetap memanggil Al, Bapak.

TANTAN ; with you [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang