9.

1.1K 126 6
                                    

•Selamat Membaca•
-
-
-

Mereka tengah berkumpul di ruang keluarga setelah selesai makan. Seperti yang tadi dikatakan mama Freya kalau mereka akan menjodohkan Freya.

"Apa maksudnya ma?"

"Kamu akan dijodohkan Fre. Kami sudah memilih beberapa calon, jadi tinggal kamu yang memilihnya." Jawab Mamanya dengan senyum hangat.

Freya jadi tudak tega buat marah, tapi ini berkaitan dengan hidupnya. Dia tidak mau hidupnya diatur-atur seperti ini.

"Tapi buat apa perjodohan ini? Freya gak mau buru-buru menikah ma." Sanggah Freya.

Mama Freya menggelengkan kepala "Mama tau kalau kamu pasti gak setuju, tapi selagi kamu masih muda jadi harus. Lihat, kakakmu saja udah mau menikah masa kamu nggak? Percuma semua kesuksesan kamu itu kalau nantinya kamu tidak ada pendamping hidup atau penerus Fre."

"Mau di dapat darimana lagi kebahagianmu? Harta? Jabatan?"

"Kamu nanti juga akan tua Fre, dan semua itu akan hilang dari kamu. Kalau sudah begitu yang dibutuhkan siapa? Ya keluarga."

Freya hanya bisa memijat pangkal hidungnya, dia merasa pusing. Lagi-lagi topik tentang ini, tapi Freya tidak menyangka kalau orang tuanya akan bertindak jauh seperti ini. Lebih tepatnya sih Mamanya kalau Papanya mana mau repot-repot mengurusinya.

"Ma tap-"

"Tidak ada tapi-tapi Freya, keputusan ini sudah bulat." Akhirnya Papanya membuka suara membuat Freya menatapnya sinis.

"Apalah kakek tua ini, ikut campur aja." Batin Freya.

Freya speechless dengan kalimat Mamanya itu, karena dia tahu kalau ibunya sudah berkata A maka A itu harus tercapai.

Tanpa bilang apa-apa lagi Freya beranjak dan keluar dari rumahnya. Raut wajah Mamanya berubah menjadi khawatir dan dia langsung menyuruh anak sulungnya untuk menghampiri Freya.

Saat ini Freya sedang duduk di gazebo taman belakang rumahnya seraya memandangi hamparan bintang-bintang di langit.

Freya menyalakan rokoknya dan mulai menghisapnya. Tanda kalau dia sudah begitu artinya dia sudah stress.

Bintang-bintang terlihat begitu indah malam ini, seolah-olah sedang mengejek keadaannya sekarang ini.

"Aku cariin dimana-mana ternyata kamu disini."

Freya menoleh dan mendapati kakaknya berjalan kemari, ia langsung mematikan rokoknya karena itu tau kakaknya itu tidak suka dengan rokok.

"Kakak pasti disuruh mama untuk kesini kan?"

Sekarang Chandra sudah duduk disebelah Freya dan menaruh kepalanya diatas pundak Freya.

Dulu mereka sering melakukan hal ini kalau ada dari mereka yang terkena masalah.

"Kenapa kamu gak mau cepat-cepat menikah?" Tanya Chandra setelah lama hening.

"Aku...hanya gak mau."

"Fre, ini demi kebaikanmu loh. Kamu tau kan Papa dan Mama juga udah tua dan kita tau kalau mereka tidak bisa selamanya bersama kita. Kakak aja sebentar lagi mau menikah dan pastinya pindah ke rumah baru kakak. Kami takut kalau kamu gak ada yang jagain Fre."

Freya menghela napasnya dan kembali menatap langit-langit.

"Tapi aku gak mau dijodohin." Ucap Freya.

Chandra mengangguk yang dengan masih di posisinya.

"Terus kalau gak mau dijodohin, kamu udah punya calon gitu?" Pertanyaan kakaknya membuat Freya terdiam.

Jangankan punya, ada niatan mencari saja tidak ada. Bukannya dia tidak laku tapi ya dia hanya tidak mau saja. Seperti yang dia bilang tadi.

Hi You [FreFlo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang