20.

1.1K 125 3
                                    

•Selamat Membaca•
-
-
-

Flora yang harus terpaksa menemani jalan-jalan Freya, kini mereka sedang berada di sebuah restoran bintang lima yang. Freya membawa Flora ke sana, katanya sih perutnya sudah lapar.

Dan disinilah mereka, sedang duduk berhadapan sembari menunggu pesanan mereka datang.

Flora yang baru pertama kali menginjakan kakinya di restoran yang mewahnya minta ampun hanya bisa bergerak kikuk. Dia merasa terintimidasi, apalagi ia hanya memakai kaos polos dengan celana training karena dia baru saja selesai dari kerja part-timenya.

Freya yang ada di depannya nampak biasa saja, tidak peduli dengan dirinya dan sekitar. Kalau yang ada di depannya saat ini adalah Freya, sudah dipastikan ia akan membawanya pergi dari sini karena menyadari kalau Flora tidak nyaman.

Paling tidak membuatnya nyaman dengan mengajak bicara dan lainnya. Tetapi yang di depannya adalah Freya, mana peduli dia tentang Flora? Ia hanya pria yang menyuruh Flora untuk menjadi pacar pura-puranya.

Bahkan Flora saja lupa kalau mereka adalah sepasang kekasih yang pura-pura.

Makanan pun sudah datang. Flora melihat semua makanan yang terhidang di meja. Flora sama sekali tidak tahu jenis makanan apa yang ada disana, ada lobster, mie sejenis spaghetti, dan lain-lain yang Flora tidak tahu pasti itu apa.

Flora hanya ingin makan malam., tapi kenapa menu makan malamnya harus seribet ini? Lebih baik dia makan Mie Instan di rumah.

"Kenapa gak dimakan?" Tanya Freya yang daritadi menyantap makanannya.

Flora harus jawab apa? Masa karena dia tidak suka makanannya? Bisa-bisa dibilang tidak bersyukur.

"Eh...nggak pak." Ucap kaku Flora. Melihat itu Freya menaruh sendok dan garpunya di piring dan menatap Flora serius.

"Bilang aja kalau kamu gak suka makanannya." Flora tersendak, bagaimana Freya bisa tahu? Kelihatan banget ya?

"Kamu mau bilang apa aja, biar aku pesan lagi." Flora langsung menggeleng keras, dia tidak mau merepotkan Freya.

"Tidak apa pak, saya makan ini aja." Baru saja Flora mengambil sendok berniat untuk menyuap spaghettinya namun tangan Freya sudah kenuru menahannya.

"Pesan aja."

Tidak ada nada memaksa di dalamnya, tidak ada tatapan tajam di matanya. Ia berbicara dengan nada lembut yang biasanya Freya lakukan.

Flora menjadi bingung dibuatnya. "Apa Freya sudah berubah ke Alter Egonya ya?" Batun Flora.

"Permisi." Freya mengangkat tangannya untuk memanggil waitress.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?"

"Boleh minta buku menunya? Kami mau pesan lagi."

"Baik tuan." Tidak berapa lama kemudian waitress itu datang seraya membawa buku menu.

"Pilih yang kamu mau." Kata Freya.

Flora mengangguk kaki kemudian melihat-lihat buku menu. Tidak banyak yang dia tahu, hanya nasi goreng ayam saja.

"Aku pesan ini." Ucap Flora sambil menunjuk gambar nasi goreng ayam.

"Baiklah, silahkan ditunggu." Setelah itu waitress pergi meninggalkan mereka. Freya beralih menatap Flora.

"Lain kali kamu harus bilang apa yang kamu mau, jangan pasrah sama orang." Kata Freya sambil melanjutkan makannya.

Flora mengangguk kecil "maaf pak."

"Eits." Freya menaruh jari telunjuknya di depan bibir Flora, di depan bibir persis. Flora mengerutkan dahinya bingung karena perlakuan itu.

Hi You [FreFlo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang