24.

2K 171 17
                                    

•Selamat Membaca•
-
-
-

Di rumah keluarga Freya, saat ini mereka sedang duduk di sofa ruang tamu, duduk berhadapan dengan papa Freya yang sedaritadi terdiam sambil menatap mereka tajam sedangkan mama Freya memasak makan malam di dapur.

Tatapan tajam dari papa Freya membuat Flora bergidik ngeri, tatapan dan ekspresinya persis banget kayak Freya. Sedangkan ekspresi ramah dan tatapan lembut mama Freya persis seperti Freya.

Lama-lama Freya jengah dengan kecanggungan ini, dia ingin cepat-cepat mendapat restu lalu pulang.

"Pa, Freya mau-"

"Ayo kita bicara." Setelah itu papa Freya beranjak dan langsung pergi dari hadapan mereka.

Tapi Freya tau apa artinya itu, itu berarti papanya ingin membicarakan sesuatu yang penting hanya berdua.

Freya melirik ke arah Flora dan tersenyum kecil padanya.

"Aku samperin papa dulu ya." Flora mengangguk.

"Hati-hati."

"Kenapa harus hati-hati, emang papa mau gigit aku?" Gurau Freya.

Entahlah Flora juga tidak tau kenapa ia bilang hati-hati dengan papanya Freya, mungkin karena ekspresi pria paruh baya itu seperti ingin memangsa mereka seperti binatang buas.

Setelah itu Freya beranjak dan berjalan mengikuti papanya. Flora menatap punggung Freya miris, semoga calon suaminya itu baik-baik saja.

Tiba-tiba mama Freya datang dan bertanya padanya.

"Freya sama papa mana?"

"Tadi papa mau ngomong berdua sama Freya, ma." Mama Freya hanya mengangguk mengerti.

Flora juga sudah mulai terbiasa memanggil orang tua Freya dengan sebutan mama dan papa, biar lebih akrab pikirnya. Lagipula sewaktu-waktu Flora juga akan jadi menantunya.

"Yah...padahal mama udah selesai masak." Flora tidak mau menanggapi apa jafi dia cuma nyengir kuda saja, dia masih canggung kalau sama keluarganya Freya.

"Yaudah selagi nungguin mereka kita ngobrol-ngobrol yuk." Ajak mama Freya yang sudah duduk di sebelahnya.

"Iya boleh ma."

-

-

-

"Papa mau ngomong apa?" Tanya Freya begitu sampai di ruang kerja papanya.

Papa Freya yang tadi berdiri membelakangi Freya menoleh ke belakang untuk menatap anak bungsunya.

"Kamu ke sini mau minta restu untuk menikahi gadis itu kan?" Tanya papanya ke intinya.

Freya membelalakan matanya, bagaimana papanya bisa tau? Memang ya kadar kepekaan sang papa sangat tinggi berbanding terbalik dengan dirinya.

Papa Freya mendecih, "kelihatan jelas."

Freya memberanikan diri untuk mendekati papanya.

"Papa udah tau kan alasan aku datang kemari, dengan begitu-" omongan Freya terhenti karena papanya yang tiba-tiba menggenggam tangannya.

"Fre." Panggil papanya dengan suara melas.

Freya tentu saja terkejut, dia tidak tau harus berbuat apa. Papanya ini tidak pernah bersikap seperti ini ke dia, dari kecil Freya selalu dikerasin sama papanya.

Hi You [FreFlo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang