Orion Jarrel:
Gue udah di depan
Gadis dengan selfless dress putih selutut yang masih mematut diri di depan cermin besar langsung menyambar tas selempang hitam setelah sebuah notifikasi masuk. Ia juga mengambil cardigan berwarna soft sage green dan memakainya sambil berjalan keluar kamar, bergegas mendekati pintu utama rumah.
Pandangan Rigel langsung bertemu dengan dada bidang seorang laki-laki yang berdiri tegap ketika membuka pintu. Tatapannya naik, tersenyum ketika menemukan Orion tengah berdiri di ambang pintu dengan senyumnya yang khas.
"Udah?"
Rigel mengangguk.
"Yakin gak dingin cuma gini? Ini malem, Thea."
"Gue strong, Rion. Udah yuk, jalan."
Tangan Orion terangkat untuk membenahi anak rambut Rigel, menyelipkannya di belakang telinga gadis itu. "Udah izin mama?"
"Udah?"
"Mana mama? Gue mau izin juga karena bawa anaknya jalan-jalan semalem ini."
"Mama udah tidur."
Orion mengangguk. Ia merengkuh pinggang Rigel dan membawa gadis itu mendekati mobil sport miliknya. Ia mempersilahkan Rigel masuk dengan senyum tulus yang selalu mampu membius gadisnya.
"Kita naik motor, Rion?" manik emerald Rigel menelisik wajah teduh milik Orion.
"Lo mau jalan sampe tempatnya?"
"Emang dimana sih?"
"Gak surprise dong kalau dikasih tahu," Orion mengelus surai Rigel sebelum gadis itu masuk ke dalam mobil dengan wajah merengut—tidak puas dengan jawaban yang diberikan laki-lakinya.
Orion tersenyum tipis, kemudian masuk ke dalam mobilnya melalui pintu kemudi. Ia menghidupkan mesin dan menjalankannya, memutar lagu-lagu romantis sebagai latar belakang dari radio.
***
Orion menghentikan mobilnya di tepi sebuah danau buatan yang tampak asri dengan lampu-lampu temaram yang menghiasi. Tempat yang cocok. Ia melirik Rigel. Gadis itu tampak tidur pulas dengan tangan bersilang di dada. Tangan Orion terangkat untuk mengelus surai Rigel, membuat gadis itu terusik.
"Ngantuk, ya? Balik aja gimana?"
Rigel menggeleng, mengucek mata sipitnya. "Udah sampe? Kok sepi?"
Orion tersenyum teduh. Ia menempelkan telapak tangan di bibir lalu menempelkannya di pipi Rigel sebelum turun dari mobil. Gadis itu bergeming, memilih kembali memejamkan matanya yang masih terasa berat.
Baru saja terlelap, Orion mengetuk kaca jendela dan membuat Rigel kembali terbangun. Orion perlahan membuka pintu dan mengulurkan tangannya pada Rigel. Gadis itu diam menatap tangan kekar Orion.
"Ayo, my eternal angel."
"Kemana?"
"Ke hotel."
Orion terbahak ketika melihat ekspresi terkejut Rigel, menghindar ketika gadisnya hendak memukul bahu Orion. Sampai sekarang Orion kadang masih heran, Rigel ini suka sekali memukul.
Orion menggenggam jemari kecil Rigel setelah akhirnya gadis itu mau menerima uluran tangannya, membawa Rigel ke belakang mobil. Sebuah tikar piknik dan perlengkapannya ada di sana.
"Rion?"
"First step to late night walk with you, Orion's angel," Orion membenahi anak rambut Rigel yang terbelai angin malam. "Silahkan duduk, bidadarinya Orion."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna [END]
Ficção AdolescenteBagi Rigel, Orion adalah rival yang paling menyebalkan sejauh ia mengenal laki-laki keturunan Australia itu. Orion selalu berusaha mengganggunya, dan tidak pernah memberikan memori yang indah untuk Rigel. Tapi Orion, dia adalah orang yang paling men...