Rempah yang khas dari gultik mampu melupakan ketegangan yang terjadi diantara keduanya. Tzul fokus pada makanan nya, sedangkan Sana sesekali menimpali obrolan Chakra.
Tzul melirik Sana yang ada di hadapannya, Tzul yakin Sana juga sadar akan tatapannya. Mudah saja untuk menghabiskan sepiring gultik, kini mereka bertiga sudah menyelesaikan makan malam mereka.
"Kaya nya gue ga bisa balik bareng kalian deh... " Kata Chakra sambil mengambil handphone miliknya.
Sana dan Tzul secara bersamaan langsung melihat pada Chakra.
"Mau kemana si? Udah malem juga, ngelayab mulu.."
Chakra tersenyum begitu lebar menampilkan lesung pipi nya yang khas. "Biasa lah.. Kaya ga pernah muda aja lu.."
Ojek online pesanan Chakra sudah datang, dia bergegas pergi, sambil memakai helm alisnya diangkat sebelah memberi sebuah kode pada Tzul. Tzul tak mengerti apa yang Chakra maksud.
"Nyamperin ani-ani lagi?"
"Sembarangan!"
Sontak Tzul tertawa, Chakra sudah pergi dibawa ojek online menyisakan Tzul dan Sana.
Tanpa Chakra diantara keduanya benar-benar senyap. "Mau pulang sekarang?" Sana bertanya dengan logat Jawa yang kini mulai terbiasa Tzul dengar. Tzul timpali dengan anggukan.
Sebenarnya tidak bisa dibilang dekat juga, tapi mereka sepakat untuk berjalan kaki itung-itung olahraga malam.
Ditengah gemerlap kota Jakarta mereka berdua terus berjalan beriringan, tatapan mata Tzul bolak-balik menatap wajah samping Sana kemudian dia tatap tangan Sana yang terayun.
Perlahan namun pasti Tzul mulai mendekatkan tangannya. Sentuhan yang dia berikan diterima baik oleh Sana, sekarang tangan Sana sudah dia genggam, tak ada suara lagi yang keluar dari keduanya, mereka hanya berjalan sambil bergandengan tangan.
"Makasih ya.. " Kata Sana.
"Makasih apa?"
"Makasih gultik nya.. "
Setelah sampai di kosaan mereka berdua janjian untuk berangkat bersama besok ke kantor.
Langit gelap membawa keduanya pada rasa bahagia yang tak bisa mereka tafsirkan.
Degupan jantung masih terasa dengan hanya mengingat bagaimana dua mata saling berbicara. Sana memejamkan matanya terlebih dulu, sedangkan Tzul di kamar sebelah masih terjaga.
..
.
.Pagi yang Tzul tunggu akhirnya datang. Mata yang terpejam perlahan terbuka sontak dia kaget setelah benar-benar sadar kalau matahari sudah sangat terang.
"Anjir.. Jam berapa ini?" Tzul bertanya pada dirinya sendiri kemudian dia lihat jam pada kamar kosaanya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.
Dia buru-buru untuk mandi dan berniat pergi ke kantor, hari ini tidak ada kegiatan di kampusnya, dosen pembimbing nya sedang umroh kemungkinan revisian skripsi akan molor beberapa hari kedepan.
Tapi tidak masalah, Tzul bisa memanfaatkan waktunya untuk mendekati Sana.
Waktu berputar cepat seperti orang yang berlalu lalang, semua orang di Jakarta terlihat sangat tegang dan terburu-buru.
Sekitar 10 menit lagi jam makan siang, Tzul memutuskan untuk duduk di kantin karna perutnya juga sudah sangat lapar.
Dia sudah mengirimkan pesan singkat pada Sana, kalau dia menunggu di kantin dan meminta maaf kalau dia telat bangun. Makan nya sudah hampir habis dan sosok Sana berjalan ke arah nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/369606314-288-k822960.jpg)