0.0

421 48 31
                                    

"Aku ngerepotin ya?"

Dia yang sekarang duduk di kursi pesawat disamping Sana menggeleng menjawab ucapan perempuan yang sudah dia nikahi 6 bulan terakhir.

Wajah lelahnya memang tak bisa ditutupi. Setelah menyelesaikan kunjungan pabrik di Bandung. Dia harus buru-buru ke Jakarta karna Sana tiba-tiba ingin makan Jenang khas Jogja. Tzul sudah bawakan makanan manis itu. Mendapatkan makanan itu bukanlah hal mudah dia harus masuk ke pasar yang sebelumnya tak pernah dia lakukan.

Demi anak dan istrinya dia lakukan semua.

Ya—Sana sedang mengadung. Usia kandungan nya memasuki minggu ke 15.

Nyatanya setelah Tzul sudah mendapat Jenang yang dia dapat tidak mudah, alih-alih senang Sana malah meminta Jenang yang benar-benar dari Jogja.

Tzul yang mendengar penuturan istrinya hanya bisa menghela nafas dan langsung memeluk Sana. Dia redam semua rasa lelah dan amarahnya dengan memeluk Sana semua akan hilang. Lagian yang dilakukan Sana itu juga karna ulah anaknya pikirnya.

Jadilah sore ini Tzul bawa Sana untuk pergi ke Jogja. Perjalanan kurang lebih satu jam mereka langsung segera mencari penjual Jenang.

Kata Sana di Malioboro ada pedagang Jenang yang sudah menjadi langganan nya. Tanpa pikir panjang Tzul meminta supir yang membawanya untuk ke tempat yang Sana tuju.

Sebenarnya Sana tidak merepotkan sama sekali. Walau mungkin lelah tapi dengan melihat Sana yang tersenyum saat mendapatkan apa yang dia inginkan Tzul jadi lega juga.

Memasuki trimester kedua tubuh Sana sudah mulai berubah. Pipi Sana terlihat lebih chubby hal itu semakin membuat Tzul jatuh cinta.

Sekarang Sana sudah dapatkan apa yang diingkan. Dia genggam tangan istrinya yang terus tersenyum katanya tidak sabar untuk makan Jenang.

Tzul memutuskan untuk menginap semalam di Jogja. Karna Tzul tak punya banyak waktu dia memilih untuk tetap di tengah kota Jogja. Sana juga tidak meminta untuk tidur di rumahnya, akan memakan waktu banyak jika harus menginap di rumah orang tua Sana.

Mereka sudah sampai di Hotel. Tzul yang baru saja membuka kunci jadi kaget karna Sana setengah berlari langsung duduk dan membuka bungkusan Jenang itu.

"Hati-hati sayang.. " Kata Tzul ikut duduk disamping Sana. Dia perhatikan perut Sana yang sekarang sudah terlihat seperti orang hamil. Sana yang dilihat dengan perasaan khawatir hanya tersenyum.

Terkadang Sana tak sadar kalau dirinya sedang hamil.

"Gimana? Enak?"

"Banget.. " Kata Sana

Tzul ulurkan tangannya untuk menyentuh rambut Sana.

"Kenapa?" Kata Tzul saat wajah Sana berubah meringis.

"Ga enak ah.. " Jawab Sana sambil menaruh makanan yang terbuat dari tepung itu.

Tzul mengerutkan dahinya. Dia ambil Jenang yang sudah Sana gigit. Katanya "Enak kok.. "

Mungkin bawaan hormon, Tzul sudah mulai terbiasa akan perubahan mood Sana yang secepat kilat.

"Gaenak.." Sana bangun dari duduknya membuka gorden kamar hotel. Malioboro yang ramai membuat rasa rindunya pada Jogja sedikit terobati. Sebenarnya dia ingin sekali pulang ke rumah tapi mengingat Tzul besok masih harus ke Bandung dia urungkan hasrat itu. Tzul sudah rela mengikuti apa maunya. Jadi Sana juga mencoba mengerti kondisi Tzul.

"Aku mau sate klatak deh mas.. "

Tzul yang masih duduk benar-benar menghela nafas sambil menelan Jenang dia berjalan menyusul Sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WAIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang