31

258 14 6
                                    

Bug!

Rin terbangun dari tidurnya karena merasakan pukulan keras wajahnya.

Ternyata Name memukul wajah Rin sambil menangis.

"Kenapa Name?" tanya Rin dengan suara baru bangun tidur. Tapi  Name hanya menangis membuat Rin kebingungan.

"Kenapa?"

"Mau tidur, ngantuk!" Ucap Name sambil terisak.

Rin menghela nafasnya. Dia langsung memeluk Name dan membawanya kedalam pelukannya.

"Yaudah tidur ya... Kalau sai nangis biar sama aku aja"

"Gimana mau sama kamu, emang kamu bisa menyusui?" tanya Name membuat Rin menghela nafas.

Rin tidak mau berdebat yang sudah terjadi beberapa hari ini.

Setelah kelahiran sai, jam tidur mereka jadi kurang karena terkadang sai menangis di malam hari membuat Name harus bergadang semalaman.

"Capek Rin, capek!" Adu Name.

"Harus kuat Name, ini udah jadi kewajiban kamu" ucap Rin sambil memeluk Name.

"Name takut, takut belum siap, takut gak kuat"

Rin mengelus rambut Name dengan sangat lembut.

"Kamu pasti bisa kok Name... Jangan takut aku ada bersama kamu"

Tapi Name masih menangis.

Rin membiarkannya supaya Name merasa lebih tenang jika memang harus menangis.

"Name..." panggil Rin.

Name langsung mendongak dengan air matanya masih mengalir.

"Kenapa Rin?"

Rin lalu menempelkan bibirnya di bibir Name dan melumatnya perlahan.

"Jangan sedih nanti sai ikutan sedih" bisik Rin lalu melumat bibir Name lagi.

Name membalas ciuman tersebut dengan air mata masih mengalir.

Ciuman mereka semakin bergairah membuat Rin sebenarnya tidak kuat, tapi dia harus tetap menahannya.

Name yang melihat Rin tengah menahan hasrat dia membelai wajah Rin.

"Mau nenen?" bisik Name sambil tersenyum jahil walaupun dengan mata sembab.

Rin langsung tersenyum.

Dia lalu merubah posisi tidurnya membuat dia berada di bawah Name. Menyelimuti dirinya hingga dia bersembunyi di dalam selimut.

Dengan perlahan Rin membuka kancing piyama yang Name kenakan. Melepaskan penghalang sumber cintanya itu lalu dalam sekali raupan langsung menghisap payudara Name.

Sementara tangan satunya meremas, memainkan puting payudara Name.

"Mmmmphh ahh..." Name mengerang saat rin menghisap puting payudara nya.

Rin menelan asi milik Name dengan penuh semangat dan gairah.

"Jangan banyak-banyak nanti sai ga kebagian ahhh..."

Rin mendengus pelan.

"Mmhhh... Uhh... Nghh"

Suara hisapan Rin terdengar di setiap sudut kamar mereka.

"Ummmmlllllppphhh..."

"Ahhh...  Rin  jangan di gigit nghh"

Rin terus menyusu pada Name hingga sekitar lima belas menit kemudian dia sudah merasa cukup dan langsung keluar dari persembunyiannya.

Lost everything | Itoshi brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang