42

183 18 8
                                    

Sae menatap Rin dari luar, dalam hati dia ikut senang saat melihat Rin menjadi seorang ayah.

Kalau takdir kita bukan seperti ini, mungkin kita sama-sama bahagia tanpa harus berebut kebahagiaan. Batin Sae.

Sae lalu berjalan menjauh sedikit.

Sae terus mengusap matanya yang berair terus-menerus.

"Andai aku ga pergi saat itu, mungkin Name masih disini"

Mata Sae berubah jadi kosong.

"Andai waktu bisa di ulang kembali, mungkin hari itu aku bakalan peluk Name dan bilang ke dia, selamat sayang kamu akan menjadi seorang ibu..."

"Andai..."

"Haha... Name..." Air mata Sae tidak bisa berhenti mengalir.

Tiba-tiba Sae merasa punggungnya di tepuk seseorang, lalu dia menoleh ke belakang dan ternyata ayahnya Name.

"O-Om"

"Nangis kamu?" tanya Ayahnya Name.

"Engga om, kelilipan dikit" jawab Sae sambil mengucek matanya seolah-olah ada debu yang masuk.

Ayah Name menghela nafas dia tersenyum kecil.

Ayah Name lalu mengajak Sae ke kantin untuk makan karena Sae belum makan sama sekali dari kemarin.

Tapi Sae menolak.

Setelah beberapa kali dipaksa akhirnya Sae mau. Lalu mereka berdua pergi ke kantin rumah sakit.

Mereka langsung membeli makanan berat dan duduk bersama saling berhadapan.

"Untuk pemakaman nya udah siap om?" tanya Sae ditengah-tengah kecanggungan.

Ayah Name langsung menatap Sae.

"Pemakaman siapa?"

"Name om, kan tadi kita sepakat buat nyelamatin anaknya"

"Maksud kamu anak saya mati gitu?"

"B-Bukan... Tapi maksudnya tadi kan..." Sae jadi kebingungan sendiri.

"Tadi kan dokter bilang..."

"Name selamat" sela ayah Name membuat sae langsung terdiam.

Mata sebelum nya kosong kini cahayanya kembali.

"Entah karena apa yang, tapi Name sekali lagi bisa terselamatkan, tuhan memang maha adil telah memberikan mukjizat pada anak saya" ucap ayah Name.

"Jadi... Name masih hidup?" tanya Sae.

Ayahnya Name mengangguk.

"Tapi dia masih dalam keadaan koma"

"N-name masih hidup?"

Sae tidak bisa membendung rasa bahagianya saat ini.

Jadi Name dan anaknya berhasil di selamatkan tanpa harus ada pengorbanan dari keduanya?

Melihat senyuman terpancar di wajah Sae membuat ayah Name menghela nafas.

Dia menatap sae dengan serius.

"Tapi saya mohon jauhi kehidupan anak saya dan menantu saya" ujar ayahnya Name secara tiba-tiba, membuat Sae terdiam seribu bahasa.

"Mereka awalnya bahagia meski tanpa perasaan yang sama, tapi semenjak kamu hadir kebahagiaan itu hilang seketika"

"Kamu tetap ayahnya Sai, tapi bukan berarti kamu bisa jadi suaminya Name"

"Saya ayahnya, sebagai seorang ayah saya ingin yang terbaik untuk Name"

Lost everything | Itoshi brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang