41

188 20 6
                                    

Sejak kejadian itu Name nyaris kehilangan nyawanya jika dokter tidak bertindak lebih cepat.

Name mengalami koma dan dia berada di ambang kematian.

Sekarang Enam bulan usia kandungan Name, dia masih mengalami koma.

Rin terus duduk di samping ranjang rumah sakit dia belum makan dan masih terus menjaga Name.

"Rin kau pulang aja dulu istirahat, nanti aku saja yang merawat Name" ucap sae memengang pundak Rin.

Terdengar suara kroncongan di perut Rin membuat sae menghela nafas.

"Kamu makan ya, soal Name tidak usah khawatir nanti aku saja yang menjaganya"

Rin mengabaikan Sae. Dia terus menatap name kini terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit dengan perutnya membuncit.

Rin mengelus perut Name dengan mata yang kosong dan bengkak karena terus menangis.

"Rin..."

"Kalau kau lapar, kau saja yang pergi makan jangan menganggu ku sae" ucap Rin sambil mengelus rambut Name.

"Sisa tiga bulan lagi kau bersama Name dan setelah itu kau harus melepaskannya untuk ku" ucap sae akhirnya pergi.

Rin tidak peduli, dia tidak akan meninggalkan Name.

Dia akan menjadi suaminya untuk selamanya.

"Sayang... Bangun yuk kita tidak akan pisah kok aku janji, setelah kau bangun kita akan terus bersama" ucap Rin lalu dia kembali menangis.

"Aku minta maaf... Tolong Name bangun, aku tidak mau kehilangan seorang yang paling penting dalam hidup ku, tidak... Aku mohon bangun Name"

Hanya terdengar suara mesin monitor detak jantung Name.

Rin mengenggam tangan Name lalu mengecup punggung tangan nya berkali-kali.

"Nanti setelah kamu bangun, kita akan jalan-jalan lagi... di Desneyland, aquarium, ah name kau tahu gimana kalau kita merayakan tahun baru tidak lama lagi akhir tahun, aku masih ingat setiap tahun kau mengenakan kimono yang indah"

Rin membelai wajah Name.

"Kau cantik sekali mengenakan nya, aku saja tidak menyangka memiliki istri yang cantik sekali, kau seperti Dewi bagi ku"

"Maka dari itu ayok bangun"

Rin kembali menangis sejadi jadinya dia mengecup tangan Name berulang ulang kali.

"Aku tidak akan melepaskan mu Name, aku akan selalu bersama mu melindungimu dan membuat mu terus bahagia"

"Kau harus bertahan Name, demi sai, demi anak di dalam kandungan kamu dan demi aku"

Rin kembali menangis.

-o0o-

Di sisi lain Sae berjalan di sekitar rumah sakit dia melihat jam tangannya.

"Sudah lama tidak ke Psikiater"

Sae pergi ke ruang psikiater untuk mengecek kesehatan mentalnya dia menunggu giliran nya di cek setelah mengantri cukup panjang.

Terakhir kalinya dia mengecek kondisi nya enam tahun yang lalu dimana kondisinya saat mulai membaik, karena Sae menemukan kebahagiaannya saat itu, dia berharap mental nya masih baik baik saja sebelum kewarasannya benar benar hilang.

"Baik dengan saudara itoshi sae..." Dokter psikiater itu terdiam setelah membaca nama calon pasien nya.

Sae masuk betapa terkejutnya dia melihat dokter yang melayaninya.

Lost everything | Itoshi brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang