47

102 15 173
                                    

Seminggu setelah pertengkaran hebat berlalu.

Sai kini bersiap siap untuk pergi sekolah.

"Mama yakin sai pergi? terus mama sendiri gimana? udah seminggu papa belum pulang" ucap Sai sambil menggenggam tangan Name.

"Mama ga apa apa ko sayang kamu sekolah aja yang benar ya udah lama kamu di skors"

Sai hanya mengangguk patuh dia mengambil tasnya.

"Mama Sai brangkat dulu"

"Iya sayang hati hati bekalnya jangan lupa di makan ya" ucap Name di balas anggukan dari sai sambil tersenyum kecil lalu sai pergi dengan membawa sepeda hadiah dari Name.

Name hendak menutup pintu tetapi dia melihat sae akhirnya datang setelah seminggu menghilang.

Sae selesai memarkirkan motornya dia berjalan menuju depan pintu rumahnya ternyata name sudah berdiri di sana.

"Sae akhirnya kau pulang" ucap Name lemas.

Secara tiba-tiba Name pingsan untungnya sae dengan cepat menangkap nya.

Sudah satu jam berlalu akhirnya Name sadar dari ketidak Sadarannya.

"Ugh Sae..."

"Jangan banyak gerak dulu kau sekarang sedang sakit" Sae mengompres handuk kecil hingga kering lalu menaruhnya di atas kening Name.

Name menatap bekas jahitan di bagian leher Sae bekas sayatan name lakukan padanya membuat name menunduk dan merasa bersalah.

"Maaf" ucap Name.

Sae hanya menghela nafas.

"Sebaiknya kita sampai di sini saja name" ucap Sae tiba-tiba.

Name mendengar hal itu langsung menggeleng perlahan air matanya mengalir.

"Tidak Sae aku mohon kasih aku kesempatan sekali lagi ku mohon" ucap Name panik tanpa memikirkan kondisi nya sedang sakit dia beranjak bangun langsung memeluk Sae.

Sae hanya diam dengan pelan dia melepaskan diri dari Name.

"Aku gak bisa Name, sudah banyak kesempatan telah aku kasih ke kamu tapi kamu selalu menyia-nyiakan kesempatan itu"

"Tapi kali ini saja aku mohon beri aku kesempatan lagi... ini akan menjadi yang terakhir kalinya aku janji atas nama sai"

"Jangan bawa anak kita dalam sifat egois mu, name aku ingin bersama mu karena ingin memperbaiki segalanya"

"Apakah sepuluh tahun pernikahan kita tidak ada artinya?" Tanya Sae.

"Tidak! itu sangat berarti hanya saja aku memang tidak pernah bersyukur aku tahu aku rakus dan serakah aku tidak mau melepaskan mu tetapi di sisi lain aku masih ingin Rin kembali"

Sakit hati Sae mendengar ucapan name barusan.

Sae terdiam sejenak lalu dia memejamkan matanya lalu membuka nya.

"Kau ingin Rin lalu mengapa kau masih meminta kesempatan dariku sebenarnya kau maunya apa name?" Ucap Sae sudah muak dengan Name.

"Aku mau semuanya aku mau kau dan Rin" Name langsung membalas ucapan Sae.

"Kalau begitu kau harus bersiap untuk kehilangan semuanya"

Name menggeleng dia langsung mencium bibir sae berharap Sae memaafkannya.

Sae hanya diam tanpa membalas ciuman dari Name.

Perlahan Air mata Sae mengalir.

Dia menjadi lemah ketika Name seperti ini lagi.

Lost everything | Itoshi brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang