01

44 5 0
                                    

Jeffrey terbangun dengan perasaan seperti orang bodoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeffrey terbangun dengan perasaan seperti orang bodoh. Dia melihat jam weker dan menyadari bahwa sudah jam 1 siang. Dia menguap dan juga menyadari bahwa Taeyong telah pergi. Taeyong mungkin sedang berada di sekolah, tertawa bersama gengnya karena Jeffrey. Dia turun dari ranjang, dan segera setelah berdiri, dia merasa pusing dan hampir jatuh. Namun, dengan cepat seseorang menangkapnya.

"Hei Jeff, santai saja," kata Taeyong, yang ternyata belum pergi. Dia membantu Jeffrey kembali ke tempat tidur. Taeyong mengenakan celana Jack Skellington tanpa kemeja. "Aku meminjamnya. Aku harap kau tidak keberatan."

"Tidak apa-apa, Taeyong." Jeffrey mencoba tersenyum, tapi rasanya sakit sekali, dan air mata sekali lagi jatuh dari pipinya. Taeyong menyeka air mata itu dan berlari ke kamar mandi. Jeffrey mendengar air dinyalakan. Taeyong berlari melewati kamar dan menuruni tangga, kemudian kembali dengan obat pereda nyeri. Dia duduk di sebelah Jeffrey dan memberinya obat itu. Setelah Jeffrey meminumnya, Taeyong berjalan ke kamar mandi dan mematikan air.

Segera, Taeyong mengangkat Jeffrey dari tempat tidur dan membawanya ke kamar mandi yang penuh dengan air dan gelembung. "mandilah. Kau membutuhkannya," kata Taeyong sambil tersenyum dan menurunkan Jeffrey. Tentu, Jeffrey hampir terjatuh, tapi Taeyong meletakkan tangannya di pinggang lelaki muda itu.

"Tidak apa-apa. Aku memegangmu, Jeff," kata Taeyong. Dia ingin membantu Jeffrey membuka pakaian, tapi Jeffrey menyuruhnya keluar dari kamar mandi.

Jeffrey duduk dan melepas pakaiannya. Dia berdiri dan melihat dirinya di cermin-bekas luka di sekujur tubuhnya, bekas luka sayatan, dan bekas pemukulan. Dia masuk ke kamar mandi dan berbaring di sana. Taeyong masuk dan duduk di sebelah kamar mandi.

"Jeff, bagaimana perasaanmu?"

"Aku baik-baik saja," jawab Jeffrey sambil mengalihkan pandangan dari mata hitam Taeyong.

Taeyong meletakkan tangannya di pipi Jeffrey dan memutar kepalanya sehingga Jeffrey menghadapnya lagi.

"Baik-baik saja?" Jeffrey mengangguk.

"Apakah kau yakin, Jeff?" Jeffrey tetap diam.

"Baiklah, berbaringlah di sini. Jika tidak apa-apa, aku akan membuatkanmu sesuatu untuk dimakan, oke?" Jeffrey mengangguk lagi.

Taeyong mencium keningnya lalu bibirnya. Dia berdiri dan meninggalkan kamar mandi. Saat Jeffrey berbaring di sana, dia berpikir, "Kenapa dia begitu baik padaku sekarang? Apakah dia benar-benar mencintaiku? Dia tidak bisa melihat bekas lukaku. Tidak mungkin jika dia tidak melihatnya," jujur, Jeffery khawatir.

Taeyong membawakan Jeffrey baju tidur yang lembut dan turun lagi. Jeffrey memakai pakaiannya dan mulai berjalan ke bawah perlahan karena dia masih sangat pusing. Ketika sampai di pintu dapur, dia berhenti. Taeyong ada di dapur, diam-diam menyanyikan lagu favorit Jeffrey, "Walk Away" milik Black Veil Brides. Suaranya rendah dan serak. Jeffrey mencoba berjalan pergi dengan tenang tetapi tersandung dan jatuh. Taeyong berlari keluar dari dapur.

"Jeff, kau baik-baik saja?" Jeffrey mengangguk. Taeyong melingkarkan tangannya di pinggang Jeffrey dan memeluknya. Jeffrey membalas pelukannya. "Makanan akan segera siap. Jadi, berbaring saja di ruang tamu dan tonton sesuatu," kata Taeyong.

"Oke, Taeyong." Taeyong membantunya berjalan ke sofa. Segera setelah Jeffrey merasa nyaman di sofa, Taeyong berlari ke atas dan membawakan selimut Batman. Dia menyalakan TV dan memutar film Batman. Kemudian, dia berjalan pergi lagi.

Batman adalah sesuatu yang sangat disukai Jeffrey.

Jeffrey hanya berbaring di sana dan tiba-tiba merasa seperti ingin menangis. Dia menarik selimut menutupi kepalanya dan membiarkan air matanya jatuh. Dia menangis sampai tertidur.

Dibuat bangun karena merasakan seseorang mengangkatnya dari sofa dan membawanya ke atas. Dia dibaringkan di tempat tidurnya dan membuka mata. Taeyong tidak menyadarinya dan mencium keningnya. Dia mengenakan pakaian dan mantel yang sama dengan yang dia kenakan tadi malam ketika dia datang ke sini. Dia akan pergi. Taeyong berbalik dan Jeffrey segera meraih tangannya.

"Jeff, kukira kau sudah tidur," katanya sambil duduk di sebelah Jeffrey.

"Ya, tapi aku merasa kau mengangkatku."

"Jeff, aku harus pergi. Aku harus pergi ke sekolah besok dan aku perlu belajar dan istirahat." Jeffrey melepaskan tangannya dan berbalik darinya. Dia merasakan air mata berlinang lagi. Isak tangis keluar dari bibirnya. Dia menutup mata.

"Pergilah, Taeyong." Lelaki itu berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya. Jeffrey mendengarnya berjalan menuruni tangga tetapi pintunya tidak terbuka atau tertutup. Yang dia dengar adalah Taeyong berbicara. Jeffrey tidak bisa mendengar apa yang dia bicarakan dan sejujurnya dia tidak peduli.

Pintu terbuka dan tertutup.

Taeyong pergi.

***

Jeffrey terbangun di tengah malam. Dia melihat sekeliling kamarnya dan melihat Taeyong tertidur di sebelahnya di tempat tidur. Jeffrey berpikir Taeyong sudah pergi. Taeyong memakai piyama Jeffrey lagi. Jeffrey menutupinya dengan selimut besar. Taeyong berbalik menghadap Jeffrey, tapi matanya tertutup.

Jeffrey kembali berbaring dan merasakan lengan Taeyong memeluknya saat dia menutupi diri dengan selimut. Perlahan Jeffrey mendekatinya dan memberinya ciuman di pipi. Taeyong perlahan membuka matanya. Jeffrey mencoba menjauh darinya, tapi Taeyong mendekatkan wajahnya dan mencium Jeffrey dengan penuh gairah. Mereka berciuman untuk waktu yang terasa begitu lama, namun sebenarnya hanya sebentar. Saat Taeyong berhenti mencium Jeffrey, dia tidak melepaskan wajahnya. Dia hanya menatap netra cokelat Jeffrey dalam-dalam.

"Apa yang kau lihat?" Jeffrey bertanya dengan tenang.

"Oh, maaf, aku baru saja terpesona dengan mata madumu itu. Matamu indah sekali. Mata yang membuatku jatuh cinta padamu." Ketika dia menyadari apa yang dia katakan, dia melepaskan tangannya dari wajah Jeffrey dan hendak berdiri, tapi Jeffrey menghentikannya.

"Jangan pergi. Tolong, Taeyong. Aku mendengarmu tadi malam. Aku mencintaimu." Taeyong berbalik dan menghadapnya.

"Jeff, aku sangat mencintaimu." Dia kembali berbaring dan mencium kening Jeffrey. "Aku akan menemanimu sampai kau sembuh. Ibuku menelepon sekolah dan kita bebas dari sekolah selama dua minggu." Taeyong merangkul Jeffrey dan menariknya sedekat mungkin. Mencium-nya kembali.

"Jeff, kau perlu istirahat. Tidurlah. Aku akan berada di sini ketika kau bangun, oke?" Jeffrey mengangguk.

Taeyong mengencangkan cengkeramannya di sekitar Jeffrey dan Jeffrey tidak pernah merasa begitu aman. Dia memejamkan mata dan begitu matanya terpejam, dia merasakan Taeyong mencium bibirnya dan kemudian tertidur.

TBC

Breakeven [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang