15_Fakta gelap

142 8 0
                                    

Hari mulai gelap. Matahari sudah tenggelam sepenuhnya. Warna oranye kemerahan si senja sudah tergantikan dengan warna hitam. Langit malam mulai menampakkan keindahannya, seolah tidak ingin kalah dengan sang senja. Ribuan sinar bintang saling berlomba menunjukkan cahaya yang paling terang. Sungguh indah. Membuat siapa saja ingin menitikkan air mata karena bersyukur diberi kesempatan melihat pemandangan sang langit malam.

Mereka bertiga duduk di tanah dengan alas seadanya yang lisa dan joe dapatkan didalam mobil mereka. Mereka menyalakan api ditengah mereka untuk pencahayaan dan menghangatkan diri.

Makanan yang lisa dan jennie beli sebelumnya ikut menemani mereka. Lisa berusaha memanggang sosis dan daging dengan tusukan entah darimana ia dapat. Belanjaan mereka cukup lengkap. Jennie membeli banyak makanan dan bumbu.

Sementara Joe masih berkutat dengan pikirannya. Pria berkulit gelap dan berambut pendek itu berpikir keras apa strategi yang harus mereka gunakan supaya bisa mendekati tempat itu. Joe juga sesekali berdiskusi dengan jennie. Sedangkan lisa? Tentu saja dia memikirkan perutnya terlebih dahulu.

"Jadi sebaiknya kita menunggu temanmu terlebih dulu. Jika hanya kita bertiga itu terlalu beresiko"

"Ya, kau benar. Kau pintar sekali jennie" ucap joe kagum.

"Aku hanya ingin membantu" jennie tersenyum.

"Pasukan mereka sepertinya tidak terlalu banyak tadi. Jadi kita masih bisa memancing penjaga yang diluar rumah. Setelah itu kita bisa mendekati rumahnya. Tapi mereka pasti bersenjata kan?. Kita tidak bisa kesana dengan tangan kosong" ucap jennie serius dan joe mengangguk paham.

"Rekan-rekan ku akan segera datang. Mereka kesulitan melacak tempat kita karena sinyal disini buruk"

"Itu tidak akan lama lagi. Kita hanya perlu menunggu mereka"

"Ah akhirnya... Makanan sudah selesai. Aku membuat sandwich untuk kita" lisa menyengir.

Ada noda hitam di hidung lisa yang membuat Jennie tertawa. Jennie mengelap noda hitam itu menggunakan jaket lisa.

"Terima kasih sandwich nya lisayaah..." Jennie menunjukkan gummy smile nya lebar-lebar.

"Ayo cobalah... Ini ambil makananmu joe"

"Haha terima kasih lisa"

Jennie memakan sandwich nya dan dia terkejut, rasanya sangat enak.

"Ini enak sekali lisa. Kau pandai memasak juga ternyata" joe memuji lisa dan menepuk bahunya.

"Tentu saja. Aku memang ahli dengan urusan seperti ini" lisa memasang wajah sombongnya.

"Benarkah?. Seulgi mengatakan kepadaku kamu hampir membakar dapur karna memasak mie instan" ucap jennie.

Joe tertawa keras mendengar itu. Jennie ikut tertawa menggoda lisa dan orang yang ditertawakan hanya memasang wajah cemberut. Dia memakan sandwich nya dengan kasar.

"Haha maafkan aku. Tapi sandwich ini benar-benar enak. Aku tidak berbohong kalau yang ini" lisa mencubit hidung jennie dan dia mendapat tamparan di pipinya.

"Kalian manis sekali. Kalau aku boleh jujur kalian terlihat seperti pasangan. Apa kalian memiliki hubungan?" Joe bertanya.

Keduanya hanya tersenyum canggung. Karena jennie tidak kunjung membuka suara, lisa menjawab pertanyaan joe.

"Kami hanya berteman. Entah dimasa depan nanti, mungkin aku dan jennie akan ditakdirkan bersama" ucap lisa santai. Dia mendapat cubitan keras di pinggangnya dari jennie.

"Jangan dengarkan dia. Dia memang sedikit gila karena luka di kepalanya" kata Jennie.

"Haha baiklah. Aku berharap yang terbaik untuk kalian" joe tersenyum memandang mereka.

Emerging LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang