Jennie pov
"Ini minumlah nona"
Aku meminum teh hangat yang disediakan. Malam ini sangat dingin. Tenagaku sudah terkuras seluruhnya. Lisa duduk disampingku dan meminum tehnya juga.
"Bagaimana bisa kalian ada disini?" ucap bibi sung.
Aku tidak mengira akan bertemu bibi sung di desa ini. Dia bekerja menjadi maid di rumahku sejak aku kecil, dan ketika aku memasuki high school, dia memutuskan untuk berhenti karena ibunya sakit dan dia perlu mengurusnya. Aku sangat bersyukur kami bertemu dengannya disini.
"Kami membuntuti teman lisa hingga sampai di sini. Tapi ternyata ada beberapa orang yang menghadang dan menembak kami. Kami berusaha melarikan diri hingga membawa kami ke desa ini" ucapku tidak detail.
Bibi sung mengangguk dan menatap kami khawatir.
"Ini sangat jauh dari rumahmu nona. Nyonya kim bisa memarahi mu" bibi sung memegang tanganku.
"Aku tidak mengira akan sampai kesini bibi. Tolong jangan beritahu appa dan eomma Ne. Aku perlu menyelesaikan beberapa hal disini" bibi sung mengangguk.
Aku melihat ke samping. Lisa masih diam dan murung. Dia hanya menggenggam cangkir tehnya dan melamun menatap jendela. Jari-jari nya bergerak mengelus-elus cangkir. Aku tahu betapa gusarnya dia.
Aku menggenggam tangannya. Dia menoleh ke arahku dan tersenyum lemah.
"Kita perlu mengobati lukamu" aku beranjak dari dudukku"
"Kemana?"
"Aku akan mengambil obat-obatan yang kita beli sebelumnya di mobilmu"
"Biar aku saja"
Tanpa menunggu jawabanku, dia pergi ke arah mobil yang memang diparkir agak jauh dari rumah. Tanah disekitar sini agak bertebing dan kurang datar. Aku duduk kembali dan menunggunya.
"Dibagian mana kalian bertemu penjahat itu tadi?"
"Di jalan menuju hutan sebelum desa ini" aku mengucapkannya pelan.
"Jangan-jangan mereka lah orangnya"
"Orang apa?" Tanyaku penasaran.
"Sudah banyak laporan warga yang hilang di desa ini. Baru-baru ini Ada laporan dua orang hilang. Warga menjadi waspada dan memperketat penjagaan. Hingga kami sangat menutup diri dari orang luar. Itu alasan mereka menghentikan kalian tadi" ucap bibi sung yang membuatku terkejut.
"Bibi sung" aku menggenggam tangannya "kami melihat orang-orang yang diculik berada di sebuah rumah kayu di hutan sana"
Tanganku gemetar. Bibi sung sangat terkejut karena itu. Dia menatapku tak percaya. Tapi aku hanya menggelengkan kepalaku dan air mataku mengalir lagi.
"Mereka bersenjata. Aku takut mengatakan ini. Jadi tolong rahasiakan dulu berita ini karena masih ada teman kami disana. Biarkan kami mencari informasi lebih lanjut dan akan memberitahu kalian setelahnya. Mau kah kau berjanji untuk ini bibi sung?"
Aku menatapnya berharap. Aku tidak ingin siapapun terluka. Apalagi ada jisoo didalam sana. Jika hanya hanbin dan ayahnya aku tidak peduli sama sekali. Kami perlu menyiapkan strategi lebih matang lagi. Mereka bukan lawan yang remeh. Jika hanya memakai tenaga kami saja, maka kami akan mati sia-sia disana.
"Tapi nona..."
Lisa datang membawa obat-obatan dari mobilnya. Itu menghentikan ucapan bibi sung. Aku berharap dia menepati janjinya karena betapa aku tahu kami memiliki chemistry yang kuat. Dia menyayangi ku begitu juga sebaliknya. Dengan tatapan memohon ku membuat bibi sung menghela nafas dan mengangguk. Aku lega untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emerging Love
Teen Fiction. . . . . Dia hanya masa lalu. Jika jennie meragukan ku hanya karena dia?. Itu tidak adil. Aku punya cinta yang lebih besar untuknya. ______________________________ "Apa ini akan menjadi akhir?" "Tidak. Ingat... Selalu ada alasan dibalik suatu kejad...