17_Akhir

154 15 3
                                    

Lisa pov

Aku membuka mata. Rasa sakit menghantam ku. Kepalaku pening dan rasanya akan pecah. Penglihatan Ku semakin jelas dan aku menyadari aku sudah terikat di kursi.

"Lisa... Sadarlah!"

Aku samar-samar mendengar suara jennie, aku melihat sekeliling dan melihat jennie dan joe juga terikat disampingku. Teman joe yang lain ada dibelakang kami. Mereka dilakban di mata dan di mulut mereka. Persis seperti yang dilakukan ayah hanbin pada orang-orang malang itu. Aku mulai mendapatkan kembali kesadaran ku.

Aku melihat ke depan. Jisoo, hanbin dan ayahnya berdiri didepanku. Hanbin menyeringai sombong. Dan jisoo unnie hanya melipat tangan di dadanya. Apakah masih pantas aku memanggilnya unnie?. Wajahnya datar dan dingin melihatku. Aku tidak bisa membaca ekspresi wajahnya.

"Lihatlah, siapa yang datang untuk bertamu"
Hanbin tertawa puas. Aku menatapnya dengan kebencian.

"Bagaimana lisa?. Kau suka kejutannya?. Aku tidak perlu mengatakannya langsung kepadamu, ternyata kau bisa mengetahuinya sendiri. Lihat siapa yang berada disampingku sekarang lisa" hanbin merangkul jisoo dan tertawa lagi. Aku sangat sakit melihatnya.

"Sahabat baikmu lisa, Kim jisoo. Kau suka kejutannya?. Teman baikmu yang bersamamu setiap hari sekarang berada di pihakku"

Aku memandang mereka tajam. Tangan ku mengepal erat. Amarah menguasai tubuhku seolah aku akan membunuh mereka dengan tatapanku. Tapi yang paling kuat aku rasakan sekarang adalah rasa sakit dikhianati sahabatku sendiri. Aku melihat jisoo. Dia terlihat biasa saja. Tidak terpengaruh sama sekali.

"Santai kawan... Dan lihatlah siapa di sampingmu saat ini. Oh apakah kau jennie kim?. Kau adalah kekasihku bukan?. Ah tidak lagi. Kau memutuskan ku karena bajingan itu kan?. Dasar jalang!" Hanbin menggenggam kuat rahang jennie. Membuat jennie meringis.

"Hentikan hanbin!. Aku bersumpah... Aku bersumpah kau akan menanggung akibatnya" ucapku berteriak.

"Menanggung apa lisa?. Kau sekarang terikat di kursi dan tidak bisa melakukan apa-apa. Kau adalah pengecut yang tidak berguna. Dan sekarang, kau sudah berani datang kemari bersama kekasihku huh. Kau memang pengacau hidupku lalisa manoban!" Hanbin melepas cengkeramannya dengan kasar. Membuatku semakin naik darah.

"Bagus jika kau datang kemari jennie, akan lebih mudah untukku melangsungkan pernikahan mu dengan hanbin. Kalian harus punya ikatan lebih" ucap lelaki tua disamping jisoo. Amarahku semakin memanas melihatnya

"Aku tidak sudi menikah dengan brengsek seperti anakmu" teriak jennie.

"Perilaku yang sangat baik... Apa hyunsuk tidak pernah mengajarkanmu tata Krama?. Aku melihat bagaimana perilakumu setiap kita bertemu. Aku sangat benci seseorang yang tidak sopan. Kau selalu memasang wajah tidak sukamu melihat kami. Dan sekarang ini waktunya memberimu pelajaran"

Ayah hanbin mengeluarkan pistol dari sakunya dan mengarahkannya ke kepala jennie membuat kami menegang.

"Hentikan!. Jangan beraninya kau" Joe berteriak.

"Aaarrghh" joe tiba-tiba berteriak keras membuat kami terkejut. Ayah hanbin menembaki kakinya. Joe sangat kesakitan hingga membuatnya tidak sadarkan diri.

"Jangan mengujiku..." Hanbin memegang tangan ayahnya dan menggeleng.

Jennie mulai menangis yang membuatku tidak tahan lagi.

"Lepaskan kami!"

"LISAAA..."

Dua orang menerobos masuk ke dalam ruangan. Aku tidak percaya. Aku tidak percaya hingga membuatku bisa mati sekarang. Seseorang yang bertahun-tahun aku cari berada di depanku.

Emerging LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang