Jennie pov
"Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka terus mandi..."
Aku merapikan rambutku di cermin. Aku mengikat sebagian rambutku lalu mengenakan pita disana. Sangat sederhana. Tapi tiba-tiba, ketukan di pintu mengejutkanku.
"Ada seseorang menunggumu dibawah nona"
"Terima kasih bi. Aku akan segera kesana"
Lisa sudah menunggu dan bersandar di mobilnya. Dia menggunakan baju sweater biru. Celana coklat muda dan beannie dengan warna senada. Jantungku berdebar melihatnya.
"Selamat pagi nini" ucapnya sambil membuka pintu mobil untukku. Dia tersenyum lebar membuatku tidak bisa menahan senyumku juga.
"Selamat pagi lili"
Dia menutup pintu lalu masuk kedalam mobil.
"Aku suka panggilan itu" ucapnya menjalankan mobil. "Jam berapa kamu akan pulang nanti?"
"Siang" ucapku singkat.
"Ah pas sekali. Kita akan pulang bersama"
Sudah ku bilang kan. Dia terlalu percaya diri, seolah aku akan menyetujui nya.
"Ya baiklah"
"Ada apa dengan nada itu?. Apa kamu akan menolaknya?" Lisa tekekeh.
"Tidak. Memang seperti itulah aku berbicara"
"Baiklah nini"
Parkiran universitas sangat ramai. Aku tidak tahu, Tapi ada sekelompok wanita membawa bunga dan beberapa hadiah. Mereka bersorak-sorai berteriak memanggil lisa. Apa?. lisa?!. Mereka juga membawa papan nama bertulis 'I love you lisa'. Wtf?. Aku tidak percaya akan ini.
"Lisa?. Apa ini?. Aku tidak bisa keluar jika banyak wanita gila mengejar mu!" Bentak ku.
"Aku t-tidak tahu jennie"
Lisa berusaha memegang tanganku tapi aku menariknya segera. Aku sangat kesal sekarang.
"Usir fans fanatik mu itu. Aku tidak ingin mereka melihatku disini"
"Bagaimana caranya?. Mereka sangat banyak"
"Aku tidak peduli!. Keluar sekarang dan suruh mereka pergi!"
Lisa dengan buru-buru membuka pintu. Dia menemui kerumunan itu tapi dengan segera wanita-wanita gila itu memeluk lisa. Mereka memberi bunga dan hadiah itu kepadanya. Lisa berlari menjauh membuat mereka mengejarnya. Wendy dan seulgi tertawa tak jauh dari mereka.
"Syukurlah. Aku akan dimusuhi satu universitas jika mereka melihat aku satu mobil dengan lisa"
Aku memutar mataku dan marah karena mood ku memburuk. Aku melupakan ada wanita-wanita gila itu siap menerkam lisa dimanapun dia berada.
"A-apa?. Kenapa ini tidak bisa terbuka"
Aku menarik-narik kenop mobil lisa dan sialnya itu tidak terbuka. Ya tuhan aku terkunci.
"Lisaaaa!" Teriakku keras, lalu memukul kaca mobil dengan keras.
"Dia sangat bodoh. Kenapa mengunci mobil disaat aku masih di dalam. Aku akan membunuhnya nanti"
Aku merasa akan menangis kemudian membuka ponselku dengan kasar, lalu memanggil rose dan irene. Sial sekali, mereka tidak aktif.
"Dimana dua jalang itu!" Aku menutup wajahku.
Seseorang tiba-tiba membuka pintu mobil. Aku melepas tanganku lalu melihat jisoo membuka mobil untukku.
"Apa kau baik-baik saja jennie"
KAMU SEDANG MEMBACA
Emerging Love
Teen Fiction. . . . . Dia hanya masa lalu. Jika jennie meragukan ku hanya karena dia?. Itu tidak adil. Aku punya cinta yang lebih besar untuknya. ______________________________ "Apa ini akan menjadi akhir?" "Tidak. Ingat... Selalu ada alasan dibalik suatu kejad...