22_Lebih baik

71 10 0
                                    

"Aku mulai khawatir dengan lisa"

"Dia sudah besar... Biarkan dia memutuskan jalan hidupnya sendiri"

"Apa kau sudah lupa? Dia jika sudah jatuh cinta seperti lupa dunia"

"Kalian berdua tidak perlu khawatir. Lisa sudah banyak berubah. Dia lebih bijak dalam jatuh cinta"

"Eoh, apa kalian sudah berbaikan unnie?"

Aku mengangguk. Lisa tanpa pikir dua kali langsung mengambil kunci lalu mengantar jennie ke rumahnya. Dia meninggalkanku.

Aku ditinggal sendirian. Dia tidak memperdulikan ku. Aku memanggil dua idiot ini untuk datang. Kami sudah lama tidak berkumpul.

Kami masih berada di balkon kamar lisa. Aku menyandarkan punggungku ke pembatas besi, wendy dan seulgi duduk diatas kursi.

"Syukurlah. Kami jadi rajin ke gereja untuk mendoakan kalian unnie"

"Apa?"

"Ya aku dan seul banyak berdoa untuk kalian"

"Benarkah? Itu manis sekali"

Aku memeluk mereka lalu mencium pipi keduanya.

"Iww hentikan!"

"Kalian adalah adikku yang paling manis" ucapku tulus.

Mereka benar-benar tersenyum manis. Kami sangat jarang menunjukkan kasih sayang satu sama lain. Karena kami biasanya akan saling melempar umpatan. Bahkan mereka tidak memperhatikan sopan santunnya kepadaku yang lebih tua.

"Aww. Apa yang kau lakukan bitch!"

Aku baru mengatakan tentang kesopanan dan wendy anak iblis itu baru saja menamparku dengan tangan busuknya. Dia tertawa lalu berlari kearah dapur.

"Hehe aku suka denganmu akhir-akhir ini unnie. Kau tidak banyak memarahi kami"

Seulgi memeluk pinggangku dan aku menepuk kepalanya. Terkadang mereka menunjukkan sifat manjanya. Terlebih lagi lisa. Kalian tidak perlu bertanya. Dia sangat manja.

"Aku tahu kau mungkin akan berpacaran dengan gadis tupai itu tapi jangan lupakan kami ne"

"Namanya rosé" aku memutar mataku. "Aku adalah jisoo dan akan selamanya seperti itu. Jika aku memiliki perubahan, kalian harus menegurku"

Pada dasarnya aku adalah orang yang tidak pernah berpacaran diantara kami. Kalian terkejut? Hahaha. Aku mengucapkan fakta, karena sulit bagiku untuk jatuh cinta. Aku belum berpacaran sama sekali. Sungguh!. Jadi jika mereka bertanya apakah aku akan berubah? Aku tidak bisa menjawabnya secara pasti, karena aku belum pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki hubungan.

Tapi gadis Australia itu... Dia cantik sekali. Aku tidak pernah memiliki perasaan sebahagia ini. Aku sangat beruntung memilikinya. Hehe sebentar lagi.

"Es teler datang..." Ucap wendy

Kami tertawa karena teringat pada video ibu-ibu yang menumpahkan semangkuk besar es teler.

Wendy membawakan kami susu.

"Apa? Kita bukan anak-anak berusia 3 tahun"

"Tapi hanya ini yang tersedia disini"

Kami lupa. Lisa adalah maniak uyyu. Dia tidak suka kopi. Dia lebih memilih susu. Kurasa itu alasan mengapa dia begitu manja.

"Yasudah"

Kami meminum susu itu. Yah sejujurnya aku tidak terlalu suka. Mereka juga sama. Terlihat dari ekspresi mereka yang agak aneh.

"Aku ingin mual"

"Minum saja" ucapku menegur seulgi.

"Kapan lisa akan pulang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Emerging LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang