prolog

176 63 28
                                    

"Setiap tetes darah, ada kisah cinta yang tak terucap, mengalir dengan setiap detak jantung."


Brak....

“ Bos nya telah mati!”
Seorang gadis dari balik dinding mendengar ucapan itu.

Trinkk... Trinkk..

Deru HP yang berasal dari saku celana jeans ketat yang dipakai nya.

“ Queen, apa lo selamat? Apa lo bisa menghubungi bos?” Tanya naka dari sisi lain telepon.

“ Sepertinya.. Bos telah di bunuh CEO agar. “ Ujar naka dengan suara sedikit terengah-engah. “ Disini juga, semuanya mati. Pergilah sejauh-jauhnya, sejauh yang lo bisa, selamat kan diri lo. Jangan berpikir buat kembali kesini, pergilah sejauh mungkin!” Sambung laki-laki itu tegas dengan suara panik.

Nafas terengah-engah terdengar jelas di telinga queen. Gadis itu berlari sekuat tenaganya sambil terus mencoba menghubungi bosnya.

“ Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi, silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi ‘tuut’.”

Hanya itu yang terus terdengar mengiringi suara langkah kaki yang begitu cepat dan deru nafas yang terengah-engah.

Gadis itu terlihat begitu frustasi mendengar suara yang terus keluar dari HP yang berada dalam genggaman nya.

Gadis yang awalnya terlihat begitu santai, walaupun terdapat begitu banyak mayat didepan mata nya. Kini terlihat seperti seorang yang begitu hancur, wajahnya memucat. Gadis itu terlihat biasa saja menggunakan pakaian yang terkena begitu banyak cipratan darah itu, kini terlihat seperti sedang hilang akal hanya karena telepon darinya tidak diangkat.

‘Hancur’ hanya kata itu yang dapat menggambarkan nya saat ini.

Queen terjatuh di sebuah gang yang begitu sempit, HP nya terbanting entah kemana.

Kedua tangannya gemetar tak karuan, kakinya lemas hingga tak bisa berdiri.

Hanya bisa duduk dengan air mata nya yang terus mengalir.

“Akhhh...” Dia benar-benar terlihat seperti orang gila yang berteriak tak jelas ditempat sepi itu. Gadis itu meraung-raung dengan suara yang mengandung ke sepedihan.

Deru nafasnya tak beraturan, matanya berkaca-kaca seolah sedang mencari sesuatu.

“ Eh..? Kenapa aku sekacau ini?” Dalam kesendirian itu dia tersentak spontan queen menutup matanya.

Gadis itu kembali membuka matanya, didepan matanya kini tidak terlihat apa-apa selain tempat berwarna putih, sangatlah berbeda dari sebelumnya.

Gue kan Cuma balik ke posisi awal gue. Benar, sejak dulu bahkan gue ngga punya keluarga buat pulang. Kalimat itu yang terlintas di benaknya saat ini.

Samar-samar terdengar suara seorang laki-laki memanggil namanya, “Queen..! Queen Arabella! Queen..!” Sampai akhirnya gadis itu memutuskan untuk menoleh melihat siapa pemilik suara itu.

****

Musim hujan pada malam senin, Kala itu dikamar sepi bisu seorang gadis meringkuk sendirian diatas kasur, Menutupi tubuhnya dengan selimut sehingga bentuk tubuhnya terlihat jelas.

Dalam balutan selimut, Gadis itu hanya memikirkan kejadian setahun lalu yang telah menimpanya. Ia kehilangan orang yang paling peduli kepadanya, Orang yang membuat nya merasa dicintai, Seseorang yang bisa membuatnya merasakan kehangatan seorang ibu.

Dalam benak gadis itu hanya terbayang wajah seorang wanita yang berharga baginya "bos," Kata itu yang tersirat dalam benak gadis berbaju kaos berwarna abu-abu dengan wajah tanpa semangat sedikitpun.

Baru saja air matanya menggenang di pelupuk matanya dan hampir menetes, Ia dikejutkan seseorang yang mendorong pintu kamar nya dengan keras "Queen..!" Itu dia. Gadis cantik pemilik rambut bergelombang sampai pinggang bernama Queen Arabella.

"Lo masih tidur?" Sambung laki-laki yang menghampiri nya. Pemilik suara itu ialah Nakala Marvin Reagan.

Naka termasuk salah satu anggota organisasi gelap yang diadopsi oleh wanita yang disebut bos oleh Queen. Naka berhasil selamat dalam perang dengan CEO Algara.

love in revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang