5~ Lorenzo

60 38 32
                                    

"Dia selalu terlihat tak berdaya, seperti yang paling terluka, padahal luka itu dia!"

Kala itu sore hari pukul enam tepat, terlihat seorang gadis menggunakan setelan hitam dilampisi jaket kulit yang juga berwarna hitam sedang menarik pelatuk pistol yang sudah dia arahkan kepada lawan.

"Dorr.. "

Dentuman tembakan itu menggema diruangan yang begitu sepi dengan beberapa orang yang telah kehilangan nyawa dari aksi tembakan yang dilakukan queen, hanya tersisa satu orang lagi yang harus dia bunuh.

Perlahan dia mendekati sebuah dinding untuk membunuh target terakhir nya.

"Bosnya telah mati! "

Ucapan yang di dengar nya dari speaker hp yang dideraskan pria yang sedang menjadi target nya itu menggema ditelinya.

Dari earpiecet yang digunakannya terdengar suara naka "lari! Tinggalin tempat itu! Cepat mereka sedang menuju kesana buat bunuh lo! " Dengan nafas terengah-engah "pergi dari sana queen! Gue nggak mau lo juga terbunuh! "

Mendengar ucapan itu queen berlari dengan sekuat tenaga untuk meninggalkan tempat itu.

Dengan nafas tersengal-sengal dia terjatuh di sebuah gang kecil tepat ditempat naka akan menjemputnya.

Air mata nya berderai jatuh sebentar saja sudah membasahi wajahnya, dalam benaknya masih terngiang-ngiang ucapan itu.

Satu-satunya orang yang menyayangi nya disaat semua orang menyia-nyiakan hidup nya, kini telah tiada.

Gadis itu terduduk dengan isak tangis kesedihan mengingat kenyataan yang menyakitkan baginya.

Sebuah tangan yang menyentuh bahunya " Are you okay? " Suara serak itu terdengar begitu lirih ditelinga queen.

"Nggak, nggak ada yang baik naka.. " Ujar queen dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.

Naka tak tega melihat gadis yang selalu berani dan mempu tersenyum saat menderita itu mulai meneteskan air matanya.Naka langsung memeluk tubuh queen yang gemetar mencoba menenangkan gadis itu dengan mengelus pelan puncak kepalanya.

Queen terisak pelan " Salah gue ya ka? Ini salah gue kan ka! "Dengan nafas yang tersengal-sengal queen bertahan dalam pelukan naka " Kenapa begini? Kenapa? "

Didalam harinya, dia merasa bersalah karena tidak dapat memberikan bantuan kepada bosnya. Ia mengusap air mata yang membuat nya terlihat begitu kacau.

"Udah ya nangis nya, kita lebih baik pergi lebih jauh dari sini. "
Queen mengangguk pelan, mencoba berdiri dengan tangan yang digenggam naka.

Kedua kalinya berhasil berdiri dengan baik. Namun, queen terjatuh lagi "aww... "

Sontak gadis itu terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah. " Apa ini? " Queen menatap lekat ke sekelilingnya. Gadis itu ternyata masih berada di dalam mobil naka, " Itu... Kenapa gue memimpikan nya? " Gadis itu mengatur nafas nya yang terengah-engah.

Bagi queen itu bukanlah mimpi biasa. Kenyataan yang menjadi mimpi buruk, Itulah kalimat yang cocok dengan mimpi itu. Kejadian satu tahun yang lalu itu kini kembali mengguncang diri queen.

Ia bertekad untuk membalas dendam bosnya, dengan cara apapun.

𓃹𓃹𓃹𓃹

Pagi ini queen berada dikelas dengan segala kemalasan nya untuk belajar. Dia tertidur dengan merebahkan kepalanya keatas meja. Gadis itu tertidur begitu lelap sampai tak sadar bel istirahat telah bergema ke seantero sekolah.

love in revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang