13~ Berpacaran?

27 18 12
                                    

HAI GUYS...
YANG BELUM FOLLOW CUSSS DI FOLLOW DULU

Sebelum baca jangan lupa vote dan ramaikan kolom komentar ya.

Mohon hargai karya saya Dengan memencet tanda bintang Dan memberi krisar

Heppy reading

****

" Dalam keheningan malam yang panjang, waktu seakan berhenti untuk mendengarkan setiap bisikan hati yang selalu menghantui. "



" Oke, kita sudahi pembicaraan nya sampai disini!" Ujar Narendra dengan wajah yang cukup santai sembari meminum kopi yang sedari tadi dipegangnya sampai habis.

Gadis yang berada didepan nya itu kini menatapnya dengan penuh emosi.

Dia benar-benar tidak ingin membicarakan tentang nya sedikitpun. Pikir queen sedikit kecewa menatap masam Narendra.

"By the way, kayaknya lo nyelidikin latar belakang gue ya? Apa... Lo mau ikut secara suka rela sama gue gara-gara hal ini?" Queen sedikit menyipitkan matanya dan meminum minumannya.

Dalam benaknya gadis itu berpikir, mungkin nggak ada salahnya gue bersifat sedikit bermusuhan dengan nya. Mungkin ini respon yang normal. Kalau dipikir-pikir...

" By the way," Ucapan itu menyentak kan queen yang sedang termenung menatap nya.

" bukannya lo sama lorenzo berpacaran?"

Seketika queen membelalak kan kedua bola matanya menatap Narendra.

" Berpacaran? Apa maksud mu?"

Spontan queen mengingat kejadian yang telah menimpanya tadi pagi di UKS.

" Tidak, tidak, tidak. Lo nginget apa? Hei, jangan-jangan lo ngingat hal itu?" Mimik gadis itu terlihat begitu panik mencoba memberikan penjelasan pada Narendra.

Laki-laki itu berdiri beranjak meninggalkan tempat itu, "sudahlah, bukannya kita harus pulang? " Narendra berjalan dengan tangan kanan yang dimasukkan nya ke dalam saku celananya.

Padahal belum banyak informasi yang gue peroleh. Yaudah lah. Batin queen yang berdiri mencoba mengikuti langkah Narendra.

Queen mulai berdiri untuk mengikuti langkah Narendra.

Gadis itu tiba-tiba tidak dapat mengimbangi tubuhnya saat mencoba mengikuti langkahnya Narendra. Kakinya tergelincir karena tidak terbiasa dengan high heels.

Tubuh gadis itu melayang hampir jatuh. Sigap Narendra menarik tangannya menahan queen agar tetap aman.

"Thanks.." Gadis itu mencoba berdiri dengan benar.

"lo...! Pegang tangan gue!"

Pria dengan wajah datar itu ternyata bisa bersimpati pada seorang gadis ceroboh.

Keduanya berjalan bersama dengan tangan Narendra yang digandeng oleh queen, agar tidak terjatuh lagi.

Sial.. Ini mengganggu banget. Haruskah gue bertelanjang kaki? Ini mengganggu bangett.

Queen sesekali melihat sepatunya. Hingga tanpa sadar gadis itu merasa sedang diperhatikan.

Dia melirik kebelakang nya, Narendra yang melihat kecurigaan queen keheranan. " Kenapa?"

"ngga. By the way, lo ngga punya bodyguard yang ngikutin lo?"

"kalau lo?" Laki-laki dengan setelan hitam itu kembali bertanya pada nya,

" Gue ngga merasa membutuhkannya sih."

" Gue juga sama."

Sebuah mobil sedeng berwarna putih berhenti tepat didepan kedua pemuda itu. Dengan kaca yang perlahan terbuka.

" Yaampun.. Kalian sedang berkencan? Kalian terlihat begitu bersenang-senang." Naka mengintip dari balik kaca mobil itu sambil sedikit cekikikan.

"seseorang baru saja kembali dari alam kematian setelah disiksa di alam baka. Sedangkan seseorang lainnya menelpon seorang pasien untuk menyetir, menjemputnya sedang berkencan." Nakala kembali terkekeh setelah bergumam begitu panjang.

" Naiklah nona queen."

" Hentikan omong kosong lo!"

Narendra hanya diam berpose dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana, matanya masih tertuju pada gadis yang sekarang akan masuk kedalam mobil itu.

"Lo juga cepatlah pulang. Gue duluan ya."

Brakk..

Queen langsung duduk disebelah nakala.

Nakala melirik queen untuk menggoda nya. " Hei.. Apa-apa pakaian lo ini..? Lo abis dapat banyak uang ya?"

" Lihatlah kedepan, sialan!"

" Is he Lorenzo? handsome too huh," Nakala sedikit mencondongkan tubuhnya sedikit mendekati gadis

" Ngga, dia Narendra."

" Narendra? Siapa lagi dia?"

" We'll talk about it later. let's leave here first." Queen menopang dagunya dengan tangannya yang disandarkan pada pintu mobil.

" Why?"

Gadis itu menatap intens kaca mobil nya yang memantulkan bayangan Narendra.

Laki-laki itu terlihat masih berdiri tegak disana, masih berpose seperti tadi.

" Kayaknya ada mata-mata yang mengikuti."

"what? Follow you?"

" Entahlah, gue ngga tau." Matanya masih ditujukan pada kaca yang memantulkan laki-laki itu.

" Bukannya mereka bodyguard Narendra?"

" Dia bilang dia ngga punya bodyguard. but.... I'm not so sure."

" What should we do? In a moment we will turn left." Nakala menyetir sambil sesekali melihat kaca spion.

" That's enough. Don't pay attention to them, let's just go home."

𓃹𓃹𓃹𓃹

Diwaktu yang sama narendra yang masih berdiri menatap mobil mereka yang perlahan menghilang.

Laki-laki itu mengeluarkan sebungkus rokok dari kantong celananya. Mengambil satu batang dan menyelipkannya diantara jari tengah dan telunjuknya.

Rokok itu diletakkan nya dibibirnya, dan beberapa orang berkerumun mendekati laki-laki itu.

Salah satunya mengeluarkan mancis untuk membakar rokok yang berada dibibir Narendra.

" Tuan muda, CEO menyuruh anda untuk segera pulang. Dan soal masalah kemaren."Laki-laki itu berbicara dengan ragu-ragu.

" Gue yakin, gue udah nyuruh lo buat urus semuanya dengan baik." Narendra memegang rokok nya, menatap laki-laki itu dengan tajam.

Laki-laki itu hanya terdiam dengan beberapa butiran kering yang muncul di dahi nya mendapati tatapan Narendra.

Mereka adalah bodyguard Narendra. Laki-laki yang dipanggil tuan muda itu, putra dari seorang CEO yang selalu dirahasiakan.


love in revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang