Selamat membaca.......
Reva memandang tian yang duduk melamun mengahadap ke arah luar jendela dalam kamar mereka, christian suami yang selalu membuat tingkah menyebal kan dan manja pada dirinya sudah tak pernah ia lihat semenjak kejadian beberapa minggu lalu dirumah mertua nya. Christian lebih banyak diam dan menyendiri bahkan ia sudah tak pernah pergi bekerja, makan pun harus reva bujuk baru suami nya itu mau makan walau pun hanya sedikit,
"Dia masih terpukul dengan kejadian itu sayang" Ucap shani berdiri disamping reva depan pintu kamar reva dan tian
"Aku benar' ga tega melihat mas tian kek gini terus bu, aku juga bingung harus menghibur mas tian dengan cara apa lagi biar dia ga menutup diri seperti ini" Ucap reva masih dengan memandang ke arah tian
"Sabar ya sayang, yang penting kamu harus selalu ada disamping nak tian, ibu yakin dian akan kembali seperti dulu kita hanya perlu memberi dia ruang dan ada disamping dia saat ini, o ya ibu pamit ke rumah tante sisca bentar ya tadi tante sisca nelpon ibu buat datang kerumah nya karna ada acara pengajian 7 bulanan anak nya" Ucap shani merangkul pundak reva
"Iya bu ibu hati' ya sampein maaf reva untuk tante sisca dan fiony karna ga bisa datang" Ucap reva
"Iya sayang nanti ibu sampein, ibu pergi ya assalamualaikum" Shani pamit lalu pergi ke rumah sahabat nya sisca
"Waalaikumussalam" Jawab reva lalu kembali menatap kearah christian yang masih menatap ke arah luar jendela, reva menghebus nafas pelan lalu menghampiri suami nya itu,
Karna sedang melamun tian tersentak kaget saat reva memegang pundak nya, ia menampil kan senyum saat mendongak menatap reva yg berdiri disamping nya,
"Makan yuk, ini udah siang mas" Ajak reva sambil mengelus pundak tian lembut
"Kamu duluan aja ya" Jawab tian
"Tapi baby mau nya makan bareng papa nya, tapi karna papa nya ga mau yaudah baby makan bareng mama aja ya nak, papa udah ga sayang kita lagi" Ucap reva dengan muka sedih sambil mengelus perut nya seolah berbicara pada cabang bayi yang ada dalam perut nya
Saat reva membalik kan badan nya, yang hendak meninggal kan tian, tian dengan segera menarik tangan reva lembut dan menghadap kan reva kearah nya, tian melingkar kan tangan nya dipinggang reva dengan posisi tian yang masih duduk dan reva berdiri dihadapan nya.
CUP
"Maafin papa ya nak, papa bukan ga sayang sama kalian jangan marah sama papa ya" Ucap tian mengecup perut reva dan menyandar kan kepala nya diperut revaReva tersenyum mengelus rambut tian ia sangat yakin trik nya ini akan berhasil membujuk tian agar mau makan,
"Ok papa, kami ga akan marah asal papa mau makan sekarang" Ucap reva meniru kan suara anak kecil
"Sekarang kita makan yuk, aku juga udah lapar mas..." Ucap reva lagi
Tian mengangguk lalu berdiri, mereka pun menuju meja makan untuk makan siang bersama,
Selesai makan reva dan tian kini duduk di bangku belakang rumah reva, dengan reva yang berada dipangkuan tian sambil menonton film dilaptop tian, reva meminta tian menemani nya karna ia tidak mau kalau suami nya itu terus menyendiri,
"Sayang" Ucap tian pada reva yg tengah fokus menyaksi kan drama korea yg ia tonton
"Hmm" Jawab masih fokus pada layar laptop didepan mereka
"Kalo aku minta kita pindah ke singapur kamu setuju ga?"
Reva menoleh kan kepala nya menatap tian, melihat tatapan reva penuh tanya tian mengubah posisi reva agar menghadap seluruh badan kepada nya
"Aku pengen kita pindah ke singapur sekalian mengurus perusahaan yang ada disana, aku mau kita membuka lembaran baru disana, gimana apa kamu setuju?" Tanya tian lagi
Reva masih menatap tian, ia tau tian bicara seperti ini karna ingin melupa kan semua kejadian yang ada disini, reva tentu tidak masalah akan permintaan tian, tapi bagai mana dengan shani dia tidak tega meninggal kan ibu nya itu seorang diri disini dan juga toko bunga siapa yang akan mengurus toko itu, ibu nya mungkin bisa mengurus tapi melihat kondisi ibu nya yg akhir' ini lebih sering sakit membuat reva jadi ragu menjawab pertanyaan tian
Tian yg melihat reva hanya diam pun mengerti begitu banyak pertimbangan istri nya untuk menyetujui keinginan nya, terlebih tentang mertua nya.
"Mas aku bukan nya ga setuju, tapi bagaimana dengan ibu...dengan toko bunga juga kantor kamu yang disini, siapa yg akan mengurus, dan bagaimana dengan keluarga kamu?" Ucap reva hati' karna takut melukai perasaan tian
"Masalah kantor aku sudah bicara kan pada gito dan ollan, mereka yg akan mengurus semua nya dan mereka setuju, kalau toko bunga milik kamu, zee yg akan mengurus nya dan gito juga mengijin kan zee" Ucap tian menjelas kan
"Kapan kamu bicara kan ini pada mereka?" Reva tentu bertanya karna ia tidak pernah melihat tian bertemu dengan sahabat nya itu
"3 hari yang lalu aku bicara sama mereka dan mereka datang kesini waktu kamu sama ibu lagi belanja" Jawab tian
"Dan kalo untuk ibu, jika ibu mau kita bawa aja ibu tinggal sama kita disana, karna aku juga ga mau tinggalin ibu sendiri disini dan misahin kamu sama ibu, masalah rumah disana aku udah siap kan untuk kita dan ibu, dan masalah keluarga aku, aku udah ga ada sangkut paut nya sama mereka, keluarga ku saat ini itu kamu sama ibu dan juga baby yg ada disini"ucap tian sambil mengelus perut reva
"Aku mau kita buka lembaran baru ditempat baru, saat ini aku cuma mau bahagia bersama kamu sayang sama anak' kita dan juga ibu, aku ga mau terus terpuruk dengan keadaan sekarang, dan meratapi takdir yang sangat menyakit kan selama ini disebunyi kan dari aku, maaf kalo aku egois karna membawa kamu dan meninggal kan kenangan indah kamu disini" Lirih tian dengan raut wajah sendu
"Kamu ga perlu minta maaf mas, sudah kewajiban aku untuk ikut kamu kemana pun kamu membawa aku pergi, karna kamu suami aku jadi jangan pernah merasa bersalah ya" Ucap reva mengelus pipi tian yang sedikit ditumbuhi bulu halus itu
"Nanti kita bicara kan ini sama ibu ya, semoga ibu juga mau, o ya apa kita akan menetap disana?
" Terimakasih sayang, untuk itu aku belum tau sayang kemungkinan kita akan menetap disana, kamu ga paapa kan?"
"yaudah aku ikut sama keputusan kamu aja" Ucap reva tersenyum tian membawa reva kepelukan nya ia sangat bersyukur karna reva selalu mendukung apapun keputusan yg ia buat
"Apa mama tau akan hal ini mas?" Reva masih berada dalam pelukan tian
"Ga ada yg tau selain gito,ollan dan zee aku ga mau orang lain mengetahui keberadaan kita disana, aku juga minta mereka untuk tidak memberitahu pada siapapun, aku boleh minta persetujuan kamu lagi sayang?"
Reva menegak kan badan nya menatap tanya pada tian
"Aku boleh minta untuk kamu ganti no handpone kamu juga ibu? Dan merahasian kan keberadaan kita disana pada siapapun kecuali zee" Ucap tian
"Aku ga paapa mas tapi ga tau sama ibu kita juga harus bicara kan ini sama ibu" Reva
"Iya nanti setelah ibu pulang kita kasih tau ibu ya"
"Terimakasih sayang udah selalu mendukung dan menemani aku, aku ga tau gimana aku kalo ga ada kamu sekarang disamping aku, tolong tetap sama aku ya" Ucap tian lalu memeluk reva dengan erat
"Aku juga terimakasih sama kamu karna udah milih aku mas, kita harus tetap sama' apapun yg terjadi, aku cinta kamu mas christian" Ucap yg juga membalas pelukan tian erat
"Aku juga cinta kamu istri ku sangat' cinta sama kamu" Ucap tian
Mereka pun berpelukan menyalurkan rasa cinta yang besar satu sama lain, mengabaikan drama korea yg tadi mereka tonton di laptop yang masih menampil kan drma itu.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Jadi Cinta
FanfictionApakah aku bisa ya allah' ucap seorang gadis yang bimbang dengan apa yang ia jalani