17. Tempat Favorit

10 4 14
                                    

Berulang kali Eldon menolak ajakan Rivera untuk meminta ijin Javier, agar membolehkan gadis itu menginap di rumah Luca.

"Apa kau gila! Siang tadi aku baru saja menarik kerah baju Papa tirimu!" Eldon hampir mengumpat kalau mengingat kejadian siang tadi.

"Dude, kali ini saja. Ku mohon. Aku tidak ingin ketinggalan saat bersenang-senang."

"Kau bisa mengajak Luca dan urusan selesai bukan?"

"Shut up! Levian-kau tidak tahu bagaimana om-om itu menatapku saat pertama kali bertemu? Hanya karena aku menyebut nama Enola di hadapannya, dia seperti ingin menelanku hidup-hidup." Luca memeluk tubuhnya sendiri saat mengingat bagaimana tapapan Javier kepadanya.

Satu persatu Eldon menatap Rivera dan Luca secara bergantian.
"Dua orang ini adalah beban."
Begini kira-kira isi kepala Eldon.

"Baiklah, aku akan menemani mu Riv. Tapi sebisa mungkin kau harus menahan ku agar tidak menghantam wajah menyebalkan Papa tirimu-"

"Dude! Berhenti bilang dia Papa ku! Aku tidak punya Papa seperti dia-"

"Terserah kau saja Riv, aku lelah meladeni mu." Langkah ketiganya dibawa menuju Hyundai creta milik Eldon, yang sudah siap melaju di jalanan.

....

Disinilah ketiga pelajar menengah atas itu berdiri. Masing-masing menguatkan batin dan diri bahwa semua akan baik-baik saja-

"Rivera, kau kah itu sayang?" Mendengar Javier memanggilnya sayang membuat Rivera rasanya ingin memuntahkan makanan kantin yang ia makan tadi.

"Bicaralah-" Siku Rivera menyenggol pelan tubuh Eldon saat mendengar ada langkah turun dari atas tangga lantai dua.

Saat tubuh tegap Javier mulai terlihat, dengan cepat Eldon bersuara-"Ijinkan Rivera menginap."

"Ada apa ini Levian? Bukankah baru tadi siang kau memperlakukan ku dengan kasar hm?"

Eldon menatap tajam pada Javier.

"Haha apa kau akan menghajar ku disini?" Sepertinya Javier sedang memancing emosi Eldon.

"Aku tidak ingin basa-basi denganmu Jav-kau ijinkan atau tidak?" Emosi yang berapi-api masih ditahan Eldon. Sebisa mungkin ia harus pintar menghadapi Javier D'arcy.

Kening Javier mengerut. "Kenapa harus meminta ijin? Bukankah selama ini kalian selalu membawanya tanpa sepengatahuan ku bukan?"

Kalimat Javier berhasil membuat Luca setengah mati menelan salivanya. Padahal bukan dia yang bicara pada Javier.

"Hah-kau mengijinkan nya atau tidak!" Eldon sungguh berani. Itu yang Rivera dan Luca rasakan. Ia berani menjawab Javier dengan pertanyaan itu.

"Ck, merepotkan saja. Baiklah-aku ijinkan."

"Hah-" Ketigannya mengeluarkan nafas lega. Tidak terpikirkan kalau akan semudah ini meminta ijin pada Javier D'arcy-walaupun sempat ada perdebatan kecil antara Eldon dan Javier.

Jika tahu seperti ini, seharusnya dari kemarin-kemarin mereka meminta ijin pada Javier, ketimbang diam-diam menyeludupkan Rivera dari sana, dan selalu berakhir dengan Javier yang membuat keributan sebab Rivera tidak pulang tepat waktu.

"Apa kau butuh uang jajan sayang? Hm?" Tidak butuh waktu lama untuk Rivera mendekat ke arah Javier dengan senyum polosnya, agar Ayah sambungnya itu mau memberikan uang saku.

V I R G O Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang