36. Back Home

2K 116 12
                                    

Jungkook mengecup kening Yoonjung sedikit lama "Makan dengan banyak, kalian berdua harus selalu sehat. Baik aegi maupun eommanya, aku sangat menyayangi kalian berdua."

—————————————————————————

Jungkook juga tak lupa untuk mengecup perut di bawah sana, kecebongnya yang begitu kurang ajar sehingga membuat eommanya terus menerus sakit-sakitan. Tertawa pelan karena merasa gemas, Jungkook tidak sabar menanti perut istrinya akan membulat sepenuhnya seperti bola.

Kepalanya mendongak, menatap lekat mulut kecil yang sedang sibuk mengunyah kue berbentuk ikan yang berada di genggamannya.

"Enak hm?"

Yoonjung mengangguk kecil, tetap fokus kepada Bungeoppang di tangannya "Um, enak" Ucapnya polos dengan tersenyum kecil dan mulutnya terdapat selai cokelat dari kue tersebut "Terimakasih telah memberikannya untukku,"

"Habiskan lah" Tuturnya lembut seraya mengusap kepala Yoonjung.

Bubur di mangkuk yang berada di atas nakas menjadi terabaikan, sempat Yoonjung makan beberapa suap, kini telah tergantikan oleh bungeoppang yang Jungkook bawakan untuknya.

Usai makan Jungkook membantu Yoonjung berganti pakaiannya, membasuh tubuh wanita itu dengan kain serta air hangat. Tubuhnya belum sepenuhnya siap untuk kembali mandi dengan air pada biasanya, kesehatan Yoonjung belum pulih sepenuhnya.

Begitu semuanya telah selesai pria itu menyuruh istrinya untuk segera tidur. Ahjumma Soomin sudah kembali ke mansion atas perintah Jungkook bersama sopir yang mengantarnya, Jungkook ingin ia yang sepenuhnya merawat istrinya hingga sepenuhnya pulih. Akan memanggil wanita paruh baya itu jika membutuhkan bantuan saja.

Begitu Yoonjung terlihat pulas Jungkook membereskan pakaian-pakaian yang tadi ia bawakan, ia sadar ini semua adalah tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Melihat Yoonjung yang mulai pulih lebih dari cukup membuatnya bahagia.

Jungkook memastikan jika istrinya benar-benar terlelap degan pulas. Setelah memastikannya Jungkook bisa duduk di sofa dengan tenang, ia memegang benda pipihnya dengan mimik serius.

Mengecek kembali e-mail yang di kirimkan para klien padanya, terutama mengontrol pekerjaan yang beberapa hari ini ia serahkan kepada sekretarisnya. Jungkook harus menambahkan upah kepada pria bermarga Kim itu, dengan nominal yang tidak sedikit tentunya, namun ia merasa tidak terbebani sama sekali oleh itu. Baginya uang untuk mengupahi para pekerjanya bukanlah hal yang mahal.

Menjaga istri sekaligus janin yang berada di dalam kandungannya lebih penting bagi Jungkook. Pekerjaannya bisa ia serahkan kepada pekerjanya dan ia tinggal memberinya upah lebih dari biasanya, itu bukanlah hal yang sulit.

Para karyawan yang bekerja di Jeon Company memiliki besaran upah yang tinggi, sebab mengapa mereka berlomba-lomba agar bisa bekerja di perusahaan tersebut, tidak hanya di satu cabang itu saja tentunya.

Matanya fokus terhadap laporan-laporan pekerjaan di ponselnya, namun tetap sesekali Jungkook melirik di mana istrinya tertidur pulas.

Ingin sekali Jungkook ikut tertidur dan memeluk tubuh kecil itu di ranjang rumah sakit yang di tumpangi Yoonjung itu, namun tidak memungkinkan baginya. Postur tubuhnya lebih besar dua, bahkan tiga? Kali lipat dari istrinya.

Wild HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang