34. Inpatient

3.4K 146 41
                                    

Happy reading!

"Aku takut padanya, ahjumma. Aku takut, hiks..."Isak nya terdengar begitu menyayat.

————————————————————————

Pukul dua belas siang, ini sudah waktunya untuk makan siang. Yoonjung masih terduduk di tepi ranjang memainkan ponselnya, baru saja kembali dari dalam kamar mandi. Sangat lelah rasanya untuk melangkah ke dalam sana, rasa mualnya tak kunjung berhenti menyiksanya, terus-menerus datang, makanan pagi hari yang ia makan keluar kembali dengan cuma-cuma.

Sejenak untuk beberapa menit rasa mual itu berhenti, namun nanti akan datang kembali, begitu saja sampai detik ini. Yoonjung lelah, ia akui. Biasanya tidak separah ini.

Cukup lama untuknya berbincang dengan ahjumma Soomin di tepi kolam renang pagi hari tadi, ia meyakinkannya untuk tidak takut kepada Jungkook dan selalu menuruti perkataannya. Yoonjung menangis, begitupun dengan wanita paruh baya itu, hatinya cukup tersentuh melihatnya.

"Umh... Kepalaku pusing" Rintihnya pelan.

Yoonjung menggeser-geser layar ponselnya, melihat sekumpulan foto kenangan masa kecilnya bersama kedua orangtuanya. Berbagai foto masa kecilnya, mulai ia menginjak usia bulanan hingga remaja, terlihat kehangatan mereka bertiga begitu kental adanya.

Foto ulang tahunnya yang setiap tahunnya pasti mereka rayakan bersama dengan begitu meriah dan penuh kasih sayang. Itu semua berakhir, terakhir mereka merayakan ulang tahunnya adalah yang ke-18 tahun. Tak lama dari itu tragedi kecelakaan menimpa mereka hingga merenggut nyawa.

Yoonjung kembali menangis, merasa sangat merindukan mereka, melihat momen yang tidak bisa untuk ia ulang kembali. Yoonjung kecil yang begitu manja kini telah tumbuh seorang diri selama lima tahun belakangan tanpa adanya mereka berdua.

"Aku merindukan kalian. Bisakah kalian untuk menjemput Yoonjung saja? Yoonjung lelah, Eomma, Appa. Di—dia menakutkan, hiks hiks..."

Denyutan di kepalanya semakin terasa ketika Yoonjung menangis, sebisa mungkin menahannya. Rasa mual yang begitu bergejolak datang kembali, Yoonjung meletakkan ponselnya, mencoba bangkit walaupun kedua kakinya terasa begitu lemas untuk menopang tubuhnya sendiri.

Satu telapak tangannya memegangi mulut untuk tidak memuntahkannya saat ini juga, dengan sekuat tenaga Yoonjung berjalan pelan menuju dalam kamar mandi dengan tangan yang berpegangan pada tembok. Berjalan amat pelan seperti mengendap-endap dengan tenaga yang masih tersisa.

Yoonjung lemas, sangat lemas. Kepalanya terasa sangat pusing, perut yang begitu mual dan kakinya seakan tidak kuat untuk berjalan. Jungkook tidak ada, ahjumma Soomin pun berada di bawah. Ia tidak bisa memanggilnya, tubuhnya teramat begitu lemas.

Huegh....

Berpegangan erat pada wastafel, berkali-kali juga memuntahkan seluruh isi perutnya. Sampai terbatuk-batuk kecil, tidak ada lagi yang harus di muntahkan, namun perutnya terus menerus bergejolak merasa sangat mual. Yoonjung menatap wajahnya lewat pantulan cermin yang berada tepat di hadapannya, wajahnya begitu pucat, begitupun dengan bibir ranumnya.

"Ughh... Aku pusing" Rintihnya pelan memegangi kepalanya.

Yoonjung sempat memegangi kepala dan perutnya, menoleh ke bawah melihat kedua kakinya yang terdapat aliran darah dari vaginanya. Gaunnya yang sebatas lutut memperlihatkan kaki jenjangnya, darah segar mengalir melalui betis kecilnya.

"Da—darah? Ini darah, A—aku harus memanggil ahjumma"

Yoonjung menahan tangisannya, takut dan bingung tentu saja ia rasakan. Berjalan pelan berpegangan pada tembok kamar mandi menuju pintu, sangat hari-hati Yoonjung melangkah. Berjalan dengan menangis pelan merasakan tubuhnya yang sangat tidak jelas karena rasa mual, sakit di perut dan kepala bersamaan.

Wild HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang