02 - Mengapa jantungku berdegup kencang?

303 16 5
                                    

Beberapa menit telah berlalu, Nagi akhirnya berhenti bercanda mengenai hal itu, wajah dan lengannya kini penuh dengan bekas tamparan.

Hmph! Aku sama sekali tidak menyesal karena telah menamparnya, itulah ganjaran yang harus ia terima setelah bercanda mesum seperti itu.

"Yuichi-sama.."

"Apa?!"

Dengan ekspresi yang nampak muram, Nagi terlihat terus menekan-nekan kedua ujung jari telunjuknya secara bersamaan. "Itu.."

Aku lantas menghela napas panjang ketika melihatnya, merasa lelah dengan tingkah lakunya. "Iya-iya. Kumaafkan deh."

Ekspresi Nagi kembali menjadi cerah.

"Hey Nagi."

"Hm?"

"Aku pengen bertanya sesuatu.."

"Gimana caranya aku bisa berangkat ke sekolah dengan penampilan begini?" tanyaku bingung. Meskipun genderku sudah sepenuhnya berubah, tapi seragam sekolah punyaku masih milik diriku yang laki-laki. Tidak mungkin kan bagiku untuk berangkat ke sekolah dengan mengenakan seragam lawan jenis?

"Apa kamu punya solusi?" sambungku.

"Gimana kalau kita minjam seragam punya cewek?" ucap Nagi memberi saran.

"Mustahil! Mau minjem ke siapa? Kita berdua aja nggak punya satupun temen cewek.."

Nagi kembali diam. "Kalo gitu.. Gimana kalau nyewa seragam aja? Biasanya ditempat cosplay gitu banyak."

"Harganya nggak murah tahu. Bayangin buat sehari bisa habis berapa?" Aku menghentikan ucapanku. Kemudian berbicara dengan nada yang lebih kecil, "dasar Nagi nggak peka..!"

Mau bagaimanapun, aku masih belum siap untuk itu. Kemarin saja aku masih seorang laki-laki tulen. Orang normal manapun pasti bakal merasa kesulitan ketika di suruh crossdress secara tiba-tiba, meskipun itu berbeda untuk kasusku sih. Tapi tetap saja..

Padahal aku berharap dia akan mengajakku untuk pergi membolos saja, kalau kami ketahuan, bisa tinggal salahin Nagi.

Bercanda.

Nagi mengangkat kedua bahunya. "Mau gimana lagi kan? Kalau kurang kita bisa patungan."

Kurasa memang tidak ada solusi lain ya..?

Ting!

Tiba-tiba saja ada notifikasi berdering pada ponselku. Ketika aku mengeceknya, rupanya itu adalah pesan yang dikirim oleh ayahku dengan sebuah foto didalamnya.

"Eh?!"

Aku mengusap mataku beberapa kali. Apa mungkin aku sedang bermimpi? Aku tidak dapat mempercayainya, ini adalah foto yang kuambil dengan ayah, sebelum aku pergi ngekos dengan Nagi satu bulan yang lalu.

Tapi bukan itu masalahnya, di foto ini nampak jelas bahwa diriku tampil sebagai seorang perempuan, bukan laki-laki. Bukannya seharusnya saat itu genderku masih laki-laki?

Tapi kan aku baru terkena genderbend hari ini?! Kok bisa..?

"Eh Nagi! Coba lihat deh!" Aku langsung menarik kepala Nagi ke arah ponselku, untuk menunjukkan foto yang dikirim oleh ayahku.

"Eh? Cewek ini sia-!" ucapan Nagi seketika terhenti setelah ia menyadari tentang apa yang kumaksud. "Jangan-jangan.."

Ya! Mata kami menatap satu sama lain. Kurasa kita memikirkan hal yang sama.

Nagi mengangguk paham. "Jadi gitu, ternyata kamu mengalami trope yang paling umum dari manga dan anime bergenre gender bender ya, Yuichi?"

Aku kena GenBen?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang