07 - Firasat buruk

144 14 0
                                    

Setelah berjalan beberapa langkah dari pintu masuk mall, aku melihat Nagi dari kejauhan, ia nampak bermain ponsel sambil menyenderkan punggungnya di salah satu pillar mall.

Langkah demi langkah berhasil kulalui. Satu hal yang kuharapkan saat ini, yaitu semoga Nagi tidak menyadari keberadaanku.

Aku memang bilang bahwa aku akan bersikap iya-iya saja terhadap permintaan apapun yang akan dibuat oleh Akane, tapi— aku tidak pernah tahu bahwa Akane akan menyuruhku untuk melakukan hal yang seperti ini!!

Sayangnya, aku tidak punya pilihan lain lagi— harga diriku sebagai seorang lelaki atau uang..

Kamu sudah tahu, kalau aku telah memilih yang mana.

Wajahku terasa sangat panas sekarang, jantungku berdebar dengan kencang, sementara kakiku terus gemetar tanpa henti.

"Um.. Nagi, " panggilku pelan, sambil menyentuh pipinya menggunakan jari telunjukku.

"Hm? EH—"

"YUICHI!?"

***

Beberapa jam yang lalu...

Di hari sabtu yang cerah, aku bangun dari tidur dalam keadaan yang segar. Setelah menyadari bahwa ini adalah hari libur, apalagi setelah mengingat janji dari Akane bahwa dia akan mentraktirku di mall hari ini.

Apakah aku merasa tidak enak? Tentu saja. Tapi masalahnya, uang kiriman dari orang tuaku bulan ini sedang tipis-tipisnya, sementara itu aku sudah meminjam uang pada Nagi terlalu banyak.

Maafkan aku Akane, tapi aku tidak punya pilihan lain.

Yah, mungkin ini bisa dijadikan pelajaran, bahwa aku seharusnya tidak membeli game visual novel bergenre harem terlalu banyak.

Aku bahkan belum menamatkan semua endingnya...

Aku meregangkan lenganku ke atas untuk membuat rileks ototku setelah bangun dari tidur.

Aku kemudian menoleh ke arah jam dinding yang terpasang di ruanganku. "Akane bilang kalo kita bakal ketemuan di villa punya ayahnya satu jam lagi, berarti jam tujuh ya?"

Masih ada waktu untuk bersiap-siap.

Aku melakukan rutinitas pagi ku  seperti biasa. Diawali dari cuci muka dan menggosok gigi, lalu membereskan kasur, membersihkan ruangan, kemudian sarapan.

Ting—!

Aku menerima suara notifikasi pesan masuk dari dalam ponselku.

Aku dengan cepat meraih dan membuka ponselku, untuk melihat siapa orang yang mengirim pesan.

Akane? Tidak terasa sudah satu jam berlalu, aku harus bersiap-siap. Tapi sebelum itu, kulihat dulu apa isi pesannya.

"Selamat pagi, Yui-chan!"

"Jika kamu ada waktu, langsung saja pergi ke villa ayahku yang berlokasi di dekat pantai, tepatnya— ***."

***

Setelah kurang lebih lima belas menit lamanya perjalanan menaiki bus, aku akhirnya tiba di sebuah villa yang terlihat cukup tua.

Ini lokasinya kan? 

Aku menenggak ludah.

Dilihat dari luar saja, interiornya sudah nampak cukup mewah ya? Apa mereka bakal mengira aku seorang tunawisma, jika aku masuk ke dalam sambil mengenakan pakaian yang sangat biasa ini?

Aku berjalan ke depan gerbang kemudian menekan bel yang ada di sampingnya.

Seorang pelayan tua nampak langsung bergegas pergi menuju gerbang. Ia kemudian langsung membukakan gerbangnya untukku.

Aku kena GenBen?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang