23 - Orang sadar yang ketiga

74 14 1
                                    

Sementara Natsu sedang menunggu di dalam ruanganku sambil sibuk menyantap donat yang kusiapkan untuknya, aku pergi menuju kamar Nagi untuk membangunkannya. Aku kemudian mengambil kunci cadangan yang tersimpan di bawah pot tanaman, lalu membuka pintu kamarnya.

"Woi. N-A-G-I."

Aku melihat Nagi dengan nyenyak memeluk gulingnya, sementara bibirnya nampak meneteskan liur yang mengalir melalui bantalnya.

"... Imut.." ucapku pelan.

Aku kemudian melangkahkan kakiku lebih dalam, masuk ke kamar Nagi.

Mumpung Natsu masih menikmati makanannya, aku mungkin akan mengecek kamar Nagi sebentar. Terlebih, semenjak kejadian beberapa waktu yang lalu, dimana aku menangkap Nagi sedang "asik" menonton situs p*rno, aku jadi penasaran pada apa isi dari kamar Nagi.

Pada hari ketika aku memergokinya menonton itu, entah mengapa, aku merasakan perasaan aneh di dadaku.

Aku tahu, kalau Nagi sudah memasuki fase dimana dia sedang dalam masa penasaran-penasarannya pada hal seperti itu. Tapi untuk melihat dirinya menatap ke gadis lain selain aku... Rasanya hatiku jadi agak sakit.

Mungkin saja, jika aku mengecek lebih jauh ke dalam kamarnya, aku bisa menemukan beberapa komik atau majalah dewasa yang ia sembunyikan pada tempat tertentu. Jika ada, aku berniat untuk membakar semuanya sampai habis.

"..."

Apa sih yang sedang kulakukan? Kenapa aku malah bergerak mengikuti perasaanku? Bukankah tujuanku datang kesini hanya untuk membangunkannya?

Kalau pun memang ada majalah atau komik dewasa yang ia simpan, itu seharusnya menjadi privasi milik Nagi... Aku tidak punya hak untuk membakar barang-barangnya. Lagipula, aku bukan siapa-siapanya Nagi juga.

Aku menghela napas.

Mungkin saja.. Aku cemburu..

Aku menampar kedua pipiku sendiri dengan kencang. "Apa jangan-jangan emang itu ya..?" Aku tidak bisa menyangkal lagi, alasan mengapa hatiku terasa sakit pasti disebabkan oleh rasa cemburu, tidak mungkin perasaan ini bisa muncul begitu saja.

Tapi kenapa..? Apa aku memang menyukai Nagi?

Aku memutuskan untuk duduk sebentar di atas kasur Nagi, tepat di samping tempatnya tidur. Aku menatap wajah Nagi selama beberapa saat. Entah mengapa, tanganku secara otomatis mulai mengelus rambutnya dengan lembut.

"GAH!" teriakan tiba-tiba dari Nagi membuatku dengan spontan langsung menarik tanganku kembali.

"Yuichi..?" panggilnya dengan nada pelan. Ia menatapku dengan mata yang masih tertutup setengah.

...

Hampir saja aku ketahuan.

"Ngapain kamu di dalam kamarku?" tanya Nagi kebingungan.

Aku mulai mengipas-ngipas diriku sendiri dengan panik, aku melakukannya untuk menutupi kenyataan, bahwa aku baru saja mengelus rambutnya tadi. Saat ini, wajahku terasa sangat panas.

"A-ah! Jadi gini... Ada.. Ada seseorang yang mau bertemu denganmu. Nagi."

"Seseorang..?"

"Mhm."

Nagi menatapku dengan hampa selama beberapa saat. Ia meregangkan kedua tangannya ke atas sambil menguap, sebelum akhirnya kembali memeluk gulingnya.

"OI! Kok malah tidur lagi..?!"

***

Setelah menarik-narik tubuh Nagi dengan paksa dari kasurnya, aku akhirnya berhasil membawanya ke kamarku. Begitu aku sampai, aku melihat adik perempuanku nampak sedang menikmati tiga donat yang kuhidangkan barusan, sambil mengunyah ketiganya secara bersamaan.

Aku kena GenBen?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang