10 - Kamu akan membuatku tersipu, bodoh

142 16 3
                                    

Setelah beberapa saat memutar di mall tersebut, kami akhirnya telah selesai membeli semua hal yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari, seperti halnya pakaian, beberapa buku novel, manga, dan lain-lain.

Sebelum pulang, kami terlebih dahulu berhenti di sebuah kafe yang terdapat pada mall tersebut untuk beristirahat sebentar.

"Capek.. Banget.." Aku menghela napas lega. Aku menyenderkan tubuhku di kursi, rasanya tulang punggungku jadi agak sakit setelah berbelanja lama barusan.

Banyak sekali hal yang membuatku bingung dari mall ini. Aku dan Nagi bahkan sampai beberapa kali tersesat..

Memang sih, lagipula ini bukanlah mall tempatku biasa berbelanja, melainkan mall yang Akane sarankan untukku pergi.

Aku menurut saja pada saran yang diberikan olehnya, karena aku pikir, kartu hitam yang Akane beri takkan bekerja di mall yang lain.

Meski ujung-ujungnya aku malah belanja pakai uangku sendiri sih..

Lagipula, ini mall punya siapa sih!? Bagaimana Akane bisa mendapatkan kartu itu? Setahuku, ayahnya Akane tidak memiliki ataupun berinvestasi pada sebuah mall.

Ah! Apa mungkin ia mendapatkan kartu itu dari kedua kakaknya? Jadi agak masuk akal kalau dipikir begitu.. Mungkin saja mereka hanya tidak mengungkapkannya ke publik.

"Suamiku yang rupanya seorang CEO dan seorang anak dari pria terkaya di dunia, ternyata adalah serigala yang kejam ketika terkena sinar bulan purnama."

HAH?

Tanpa alasan yang jelas, aku tiba-tiba saja jadi teringat oleh judul novel best seller yang kulihat ketika aku pergi ke toko buku.. Semenjak saat itu, aku lebih memilih untuk membaca novel yang ingin kubaca secara online, atau memesannya saja.

Aku menggenggam cangkir dari kopi yang kupesan barusan, kemudian meminumnya dengan canggung.

Lagian sih, dunia ini sekarang terasa seperti novel fantasi banget.

Dimulai dari permohonan bintang, perubahan gender, bahkan sampai seorang putri dari pengusaha terkenal yang rupanya teman masa kecil kami..

Aku bahkan tidak akan terkejut lagi jika seandainya cerita dari novel best seller yang kujelaskan tadi, rupanya benar-benar terjadi di sisi bumi yang lain.

"Yuichi."

"Hm?"

"Soal tadi— yakin nih? Padahal kamu bisa make kartu pemberian Akane buat bayar semua belanjaanmu, tapi kenapa kamu malah bayar pake uangmu sendiri?" tanya Nagi sambil memasang ekspresi serius.

Aku tidak menyangka Nagi akan menanyakan hal seperti itu.

Aku menghela napas kecil. "Penasaran amat dah? Yah, simplenya, aku cuma ngerasa nggak enak, cuma itu aja. Enggak ada niatan lain atau apapun, " jelasku singkat.

Nagi lantas menyipitkan kedua matanya ketika mendengar penjelasan dariku, nampaknya ia tak percaya dengan jawabanku.

"Tatapanmu bikin aku kesal."

"Aku nggak bohong. Aku cuma ngerasa bersalah gitu kalo misal make kartu punya Akane. Meski dia ngebolehin kita buat make kartu itu sepuasnya, tapi tetep aja.. Akane dan aku nggak lebih dari temen yang baru kenal seminggu, " lanjutku.

Nagi tanpa sadar membelalakkan matanya, aku sendiri sampai terkejut ketika melihat ekspresi yang dibuat olehnya. Memangnya, itu informasi yang semengejutkan itu?

"Pfft—! Akhirnya... Yuichi kita telah dewasa. Baguslah kalo kamu berpikir seperti itu."

Wajahku seketika memanas ketika mendengar ucapan Nagi. "HA?! Dewasa?! Apa yang kamu maksud?!"

Aku kena GenBen?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang