13 - Aku harus segera kembali!

95 11 2
                                    

Aku menaruh tasku di dalam loker, kemudian duduk di bangku tempatku duduk.

Kami berangkat lebih awal ke sekolah, bahkan lebih cepat daripada waktu rutinitas paginya Nagi untuk membangunkanku.

Aku bahkan sampai menggedor-gedor pintu dari kamar Nagi berkali-kali, demi membangunkannya untuk berangkat sekolah. Saat Nagi membuka pintunya, rambutnya nampak acak-acakan, aku sampai kelelahan karena terlalu banyak tertawa ketika melihat penampilannya saat baru bangun tidur.

Dia habis tidur atau berantem..?

Setelah dirasa siap, kami kemudian berangkat ke sekolah dengan harapan bisa bertemu Akane di sana. Aku ingin membicarakan beberapa hal penting terkait rasa sakit di perutku padanya, makanya aku harus bertemu dengan Akane sekarang.

Mungkin dia tahu sesuatu.

Namun, seperti yang sudah kalian duga, kelas masih sangat sepi. Bahkan Akane belum datang. Hanya ada petugas kebersihan, dan beberapa murid yang datang lebih awal untuk mengerjakan tugas, itupun dari kelas lain.

Aku menghela napas lelah, sambil merebahkan kepalaku di atas meja.

Perutku.. Nyeri...

"Yuichi, ngapain kamu megangin perutmu terus dah?" tanya Nagi bingung. Sesuai perkataannya, aku memang terus memegangi perutku dari rumah, hingga sekolah. Entah mengapa, akhir-akhir ini perutku terasa sakit tanpa alasan yang jelas.

Aku juga jadi lebih sering haus dan gampang lelah.

"Nggak apa-apa. Perutku cuma agak nyeri dikit, palingan cuma masuk angin doang."

Meski pun aku bilang begitu, aku yakin kalau ini bukan gejala dari masuk angin.

Ini pertama kalinya aku mengalami rasa sakit seperti ini.. Padahal ketika aku masih menjadi seorang laki-laki, selama 16 tahun aku hidup, aku tidak pernah sekali pun mengalami rasa sakit kram pada perutku.

"Terus, ngapain kamu berangkat pagi-pagi banget ke sekolah? Kalo sakit harusnya izin aja."

"Maunya sih begitu, tapi aku pengen nanyain sesuatu pada Akane pas dia sampe."

Seperti yang sudah kalian tebak. Ya, aku ingin menanyakan pada Akane mengenai rasa sakit di perutku.

Tentu saja, karena aku sudah mengalami ini selama beberapa hari, aku sudah mencoba untuk mencari apa penyakit dan gejalanya di berbagai situs internet, dan menanyakannya juga pada orang lain melalui media sosial.

Tapi semuanya merujuk pada satu hal yang sama, yaitu— MENSTRUASI.

...

Tidak, pasti bukan.

"Woi, Yuichi."

"Ha?" jawabku malas.

"Yakin kalo kamu sakit masuk angin? Kalo sakitnya cuma itu doang, harusnya kamu nggak nyampe kelihatan pucat begitu, " ucap Nagi dengan ekspresi khawatir. Memangnya kulitku terlihat pucat ya?

"Nggak tahu. Tapi rasanya nyeri dan sakit banget, kayak kram otot pas bangun tidur, ngerti kan?" jawabku.

"Coba angkat kepalamu bentar, " pinta Nagi.

Aku mengangkat kepalaku sesuai yang ia minta. Nagi membalikkan telapak tangannya, kemudian menempelkannya pada dahiku.

Sesaat kemudian, ia menempelkan tangannya pada keningnya sendiri. Kurasa untuk mengecek perbedaan suhu di antara kami? Aku memang sedang demam sih.

"Buset dah! Panas banget woi! Mau kubuatin izin aja apa gimana?"

"Engga usah, " jawabku tanpa tenaga.

Aku kena GenBen?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang