24 - Sepertinya aku menyukai Nagi

85 18 1
                                    

"Apakah.. Kalian berdua berpacaran?" tanya Natsu dengan mata berbinar.

Aku lantas tersentak kecil ketika mendengar pertanyaan itu.

Dasar Natsu... Bukannya menanyakan pertanyaan seperti, "bagaimana gendermu bisa berubah?" Dia malah menanyakan apa hubungan yang ada di antara kami berdua..

Ya, aku dan Nagi memang tidak berpacaran. Tapi entah mengapa mulutku terasa berat untuk mengucapkan kata itu.

Apakah jauh di dalam lubuk hatiku, aku menyimpan harapan kecil terhadap perasaanku pada Nagi?

Aku menggertakkan gigiku dengan kencang. Wajahku mulai memanas. Dasar, aku bodoh, bisa-bisanya aku tersipu karena pemikiranku sendiri.

Aku mencoba menggerakkan bibirku yang terasa berat, namun tidak ada harapan. Pada akhirnya, aku hanya memberi Nagi tatapan tajam, aku memberinya kode agar ia mau menggantikan diriku untuk menjawab pertanyaan Natsu.

Begitu menyadari tatapanku. Nagi lantas memberiku sebuah jempol.

"Natsu-san..."

Ayo Nagi! Jelaskan padanya kalau kita berdua tidak punya hubungan apa-apa!

Nagi tiba-tiba saja menggenggam tanganku dengan erat, tanpa ragu, ia lalu mengangkat lenganku ke atas. "Ya. Aku dan kakakmu.. Kita berdua berpacaran, " ucapnya dengan ekspresi serius, tanpa celah yang memperlihatkan kebohongan.

HUH?

Wajahku seketika memerah layaknya apel yang baru matang karena pernyataan darinya, terlebih, pada ekspresinya yang terlihat begitu serius ketika ia mengucapkannya. Aku sampai lupa, bahwa kedua orang yang berada dekat denganku saat ini, adalah orang yang selalu menjahiliku setiap kali mereka mendapat kesempatan!!

Aku lantas mencubit kulit tangan Nagi dengan kencang, tapi dia tidak menunjukkan ekspresi seperti kesakitan, ia juga nampak tidak bergerak seinci pun dari tempatnya berdiri sekarang.

APA KAMU SERIUS NAGI?!

Aku berteriak dengan frustasi di dalam kepalaku sendiri.

"E-EHHHH?" teriak Natsu kaget. Kedua pipinya juga memerah seperti tomat, sementara binar pada matanya masih belum juga redup.

"I-ini.. Kayak manga BL. Hatiku belum siap melihat ini." Natsu lantas menutup kedua matanya menggunakan tangan.

"BL MATAMU! Ini bukan BL. Kita berdua gendernya sekarang udah berbeda tahu?!" teriakku cepat.

Natsu melihatku melalui celah pada jari-jemarinya. "Ka-kalo kakak bilang begitu, berarti... Kakak udah terima dong kalo saat ini, kakak udah nggak punya— burung.. Dan.. Dan..! Kehilangan semua sisi laki-laki kakak!!!" teriak Natsu dengan ekspresi campuran panik dan semangat.

Ini bocah ngomong apa sih.. Rasanya aku ingin menghilang saja.

***

Setelah memberi pelajaran yang bernilai tinggi pada masing-masing orang, akhirnya kami bisa kembali ke topik awal pembicaraan. Namun berkat pelajaran yang kuberikan pada mereka, suasana di antara kami malah menjadi canggung. Sudah seperti sesi tanya-jawab saja...

Aku menghela napas.

Setidaknya, Natsu tidak akan menanyakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan perubahan gender lagi sekarang. Nagi juga tidak akan bisa menjahiliku lagi.

Aku menelan ludahku, kemudian meningkatkan volume suaraku agar menjadi lebih kencang. "Oke, jadi siapa yang mau nanya dulu?"

Nagi dengan sigap mengangkat tangannya. "Aku!"

Pertanyaan pertama.

"Natsu-san, gimana bisa kamu sadar pada perubahan gender Yuichi? Seperti yang udah kujelasin barusan, cuma beberapa aja yang bisa."

Aku kena GenBen?! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang