prolog

635 90 40
                                    

ALO ALO KENALAN MA AKU YUKK
AKU REYNA, KALIAN BISA PANGGIL AKU RARA

AKU TINGGAL DI JAMBI, AKU MASIH DUDUK DI BANGKU KELAS 9 YA, GA KERASA BANGET TAHUN DEPAN SMA, EH MASIH LAMA SIH TAPI

INTINYA BACA CERITA AKU!!

OH IYA, TENGKYU YA UDAH MAMPIR, VOTE NYA JANGAN LUPA SOALNYA PENYEMANGAT WKWKWKW

OKEE SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA YA GUYS BAYBAY

TEBAK ADA BERAPA KATA "YA" 🗿

.
.
.
.

***

Reynaza Rani Syafira algevara. Memiliki dua orang teman bernama Riska azzahra dan Zela Anindia Ananda.

Merupakan anak tunggal dari pasangan Erwian Algevara dan Raenara Syafira.

Memiliki seorang abang-abangan bernama Arryan Zeinata El Bintar yang merupakan seorang tentara Angkatan Darat ber pangkat Letda.

Memiliki cita cita menjadi perwira remaja tentara nasional indonesia [TNI-AD].

***

Sore hari itu, Rara beserta teman teman seperjuangannya di akmil memutuskan untuk pergi ke kantin yang berada di belakang asrama.

Mungkin saat ini, ada sekitar sepuluh orang calon perwira tentara nasional Indonesia yang berjalan bersama Rara untuk menuju ke kantin.

Saat ini, Rara sedang menunggu telfon dari seseorang. Sudah dua jam lamanya ia menunggu, namun nihil, tak ada yang menelfonnya.

10 menit berlalu, akhirnya mereka telah selesai memilih beberapa jajanan untuk mereka makan di saung dekat asrama mereka. Tiba-tiba, Rara merasakan getaran di dalam saku nya, ia pun dengan segera mengambil benda pipih yang ia letakkan di dalam saku nya tadi.

Benar saja dugaan nya, ada yang menelfon dirinya. Dengan cepat ia mengambil heandphone nya dengan senyum yang sangat lebar. Teman teman nya yang melihat itupun merasa senang, karna sedari tadi rara terlihat tampak murung.

Selang bebrapa waktu, senyum di wajah Rara tiba tiba luntur begitu saja.

"Ais, salah besar gue berharap," Gumam Rara.

"Kenapa Ra? Bukan Letda Rayyan ya?"
Tanya salah satu teman nya.

Rara pun menggelengkan kepalanya. Ia pun mengangkat panggilan telfon tersebut.

"Siapa?" Tanya Lidya.

"Gak tau," Jawab Rara.

Mereka semua mengangguk, lalu mereka menyuruh Rara untuk segera mengangkat telfon tersebut.

"Angkat Ra."

"Iya-iya," Jawab Rara.

Rara pun mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, assalamu'alaikum. Benar ini Rara? "

"Waalaikumsalam, benar saya sendiri."

"Siapa ya?"

".... "

"HAH?"

".... "

"INNALILLAHI!"

Spontan. Heandphone yang Rara pegang jatuh ke tanah, Rara terduduk lemah di atas tanah.

Nafasnya tersendat sendat mencari udara yang tak lagi manis. Matanya menatap kosong, seolah dunia telah kehilangan warna. Setiap tetes adalah racun, menggores pipinya yang pucat pasi seperti porselen retak, meninggalkan bekas luka yang tak akan pernah sembuh. Aliran air mata itu bukan sungai kecil nan tenang, tapi arus deras penuh amarah dan penyesalan. Menghanyutkan serpihan serpihan dirinya yang telah hancur.

***

Halo pren, segitu dulu aja ya wkwkwk. Soalnya itu potongan dari ending

Jangan pernah bosan buat mampir ke lapak aku ya,

Baybay assalamualaikum

🙏🏻💖

waktu untuk negara [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang