Xiaozhan berdiri di depan pintu kamar Yibo, mengetuknya pelan, menunggu sejenak, tapi tak ada sahutan dari dalam. Ia menghela napas, lalu mendorong pintunya sedikit hingga terbuka dan mengintip ke dalam.
Kamar Yibo berantakan dengan baju-baju berserakan di lantai, dan bau alkohol samar-samar tercium. Dilihatnya Yibo sedang bersih-bersih, punggungnya membelakangi Xiaozhan.
"Yibo,"
Yibo tidak menoleh saat dipanggil. Xiaozhan menghela napasnya lagi dan berjalan mendekat. Lalu berdiri di samping Yibo.
"Kamarmu sangat berantakan." Celetuk Xiaozhan, memecah keheningan. Dia menutup hidungnya karena bau di kamar ini menyengat penciumannya.
Yibo akhirnya menoleh, mengerjapkan matanya baru menyadari kehadiran Xiaozhan di sampingnya. Wajahnya tampak lelah.
"Kenapa ke sini," ungkapnya, lalu melanjutkan pekerjaannya dengan ekspresi datar.
Xiaozhan mengamati Yibo yang sibuk mengangkat pakaian-pakaian yang berserakan, tetapi gerakannya lambat, seperti tidak benar-benar memiliki tenaga. Sesekali dia menghela napas panjang, seakan pikirannya berada entah di mana.
"Ibu yang menyuruhku istirahat di sini,"
"Kamu tunggu saja di luar, kamarnya masih berantakan."
"Kau tidak suka aku di sini?"
Yibo menggeleng, "bukan begitu," jawabnya, "Aku hanya... "
Yibo terdiam sejenak, seakan mencari kata yang tepat. "... tidak enak membuatmu tidak nyaman dengan kondisi kamar ku." lanjutnya, suaranya terdengar lebih lembut.
"Tidak pa-pa, masih bisa kutahan. Lagian kau ini jorok sekali jadi orang. Suka sekali ya melihat kamar berantakan?"
Yibo tidak menjawab lagi, Xiaozhan cerewet sekali seperti ibunya. Yibo kembali fokus pada kegiatannya lagi, memunguti botol dan kaleng-kaleng bir.
Xiaozhan tidak mengerti apa yang terjadi dengan Yibo. Mengapa dia bersikap dingin dan tidak ramah kepadanya. Xiaozhan terus memperhatikan Yibo yang sedang beres-beres, dia kemudian melihat Yibo yang memasukkan semua bajunya dengan acak ke dalam lemari.
Xiaozhan yang tidak tahan melihat itu, langsung mengambil alih.
"Biar ku rapihkan lagi. Semua nya baju bersih, kan?" Tanyanya
Yibo mengangguk, kemudian beralih mengerjakan yang lain. Dia menyapu dan mengepel lantainya, sementara Zhan melipat baju-baju Yibo di atas kasur.
"Kau sedang memikirkan sesuatu, kan?" Tanya Xiaozhan, sambil melirik Yibo yang terus diam di sela kegiatannya.
"Tidak." Jawabnya, "Aku sudah selesai, kau mau mandi? Biar aku siapkan air nya."
Xiaozhan menghela napasnya,
"Yaa, boleh. Di sini gerah sekali." Ucapnya sambil mengibas-ngibaskan kaos nya."Tidak ada AC di sini, jadi wajar kamu kepanasan. Ada kipas angin di kamar Ibu, nanti aku bawa ke sini."
"Ah tidak, tidak perlu Yibo." Ujarnya, dia tentu saja akan merasa tidak enak.
"Aku ke belakang dulu, mau menyiapkan airnya. Kamu pakai baju ku nanti."
Sekarang kamar Yibo sudah terlihat rapih dan bersih, meski kecil tempat nya lumayan terlihat enak dilihat dari sebelumnya. Tapi sayangnya kamar Yibo tidak mempunyai kamar mandi pribadi.
Xiaozhan sudah selesai menilam semua pakaian Yibo. Saat akan bangun untuk menyimpan pakaian, pergerakan nya menimbulkan bunyi krek pada ranjang.
Xiaozhan takut sekali jika ranjang nya roboh, ia tebak ini pasti ranjang lama. Kenapa Yibo tidak pernah mengganti nya, pikir Zhan. Setelah memasukkan semua bajunya ke dalam lemari, ia mengambil handuk dan baju.
