Dilema Clarra

12.5K 383 0
                                    

Bantu vote lah woy kasian otakku yang jompo ini berhari hari memikirkan alur

.

.

Sesampainya di Mansion, begitu Daniel membuka pintu Liam langsung turun tanpa mengatakan apapun, sebelum masuk rumah William berkata pada Daniel

"Jangan ganggu aku hari, urus pekerjaan yang tersisa" ujar William dingin

"Baik tuan" setelah mengatakan itu Daniel pergi dengan mobil yang mereka pakai tadi, Daniel tau William butuh waktu menenangkan diri, terekam jelas dimata Daniel saat Clarra begitu ketakutan pada sahabatnya itu, juga ekspresi William yang penuh dengan kesedihan.

Ternyata didalam William mendapat sambutan dari sang ibu, Liam yakin jalang itu mengadu pada ibunya atas sikapnya tadi

"Liam mama ingin bicara" perkataan ibunya tak digubris oleh Liam dia menunduk lesu dan menuju ruang kerjanya menggunakan Lift dirumah itu.

Hal itu membuat orangtuanya menatap bingung apa yang terjadi pada putranya.

"Ada apa dengan anak itu, aku akan memarahinya" ujar Emily tiba tiba emosi.

Emily bukanlah ibu yang egois tapi dia hanya ingin melihat liam menikah karena usia William sudah berkepala tiga dan umur mereka semakin tua, Emily ingin menggendong seorang cucu sebelum tuhan memanggilnya.

Emily dan Bram sudah menuruti anaknya itu yang ingin mencari pendamping hidup sendiri tapi William tak pernah memperkenalkan satu wanita pun, karena itu Emily berinisiatif mencarinya sendiri dan Bram juga setuju saja, tapi mendengar ucapan Tania tentang sikap William padanya Emily jadi geram karena itu dia datang ingin menanyakan banyak hal, tapi anaknya malah mengacuhkannya membuat Emily semakin geram dengan putranya.

"Ma, biar papa yang bicara pada Liam" ujar Bram

"Tidak mau pa, mama ingin memarahi dia" Ujar Emily

"Hentikan ma biar papa saja kau tunggu disini" Bram meninggikan suaranya tapi tidak seperti membentak hanya naik beberapa oktaf saja, Emily pun akhirnya menurut karena melihat ekspresi suaminya serius dan dingin.

Bram pun langsung pergi ke lantai dua lebih tepatnya ke ruang kerja Liam. Sedangkan disisi lain sang Empunya rumah itu, sedang terdiam dibalkon menyesap sebatang rokok dengan tatapan kosong, hanya satu hal yang dia pikirkan yaitu Clarra dan anak anaknya.

William berharap besar dengan pertemuan mereka dan ingin menebus kesalahannya pada Clarra dan anak anaknya atas waktu yang dia sia sia kan selama ini.

Tapi ekspektasi itu tidak sesuai yang dengan yang terjadi melihat ketakutan dimata Clarra dan tatapan polos yang penuh dengan banyak pertanyaan dari kedua anaknya, terasa sakit dihatinya

"Maafkan aku raa maaf, aku berjanji akan membayar luka yang ku berikan padamu meski dengan nyawa ku sekalipun agar kau mau memaafkanku, aku akan berjuang untuk mendapat maaf darimu" ujar William dengan airmata yang menetes tanpa izin.

William seorang mafia tapi dia menangis untuk wanita biasa seperti Clarra, ralat Clarra adalah wanita luar biasa yang sudah melahirkan anaknya dia wanita hebat, William beruntung anaknya lahir dari rahim Clarra.

Twins Milik MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang