Sleep Call

25.5K 837 16
                                    

Hai til gua kambek, sorry ya kalau gua jarang update you know lah klo otak gua suka ngeblank, klo lagi nulis
.
.
.
.
.
Happy Reading maafkan klo ada typo yang kek tai karena merusak tulisan gua
.
.
.
.
.
Tapi gpp, sebelum itu jangan lupa vote ya gua maksa soalnya, kasian jari gua capekk, bahkan hati dan pikiran gua pun capek gua abis ditinggalin ayang gua namanya duit gegara pengen jajan
.
.
.
.
.

      Kini William sudah kembali ke rumahnya karena Daniel menyusulnya katanya ada hal mendesak, dengan berat hati William memutuskan pulang, pakaian masih sama yaitu sweater milik Clara dan Kini dia memakai syal yang diberikan Clara

"Pakai ini sebenarnya ini milikku aku sendiri yang membuatnya dengan tanganku, tapi seperti kau lebih membutuhkan syal ini apalagi diluar sedang bersalju" ujar Clara.

      Perhatian yang Clara berikan terngiang-ngiang dikepalanya, terutama syal ini, dia bilang membuatnya sendiri dengan tangannya. William tadi sempat kesal dengan Daniel yang tiba tiba datang saat dia sedang membuat manusia salju bersama Clara dan anak anak, benar-benar merusak moment.

     Sejak tadi Daniel memperhatikan bos sekaligus sahabatnya itu dari spion mobil, saat tersenyum sendiri sambil memegang Syal dan tiba tiba mendengus napas kasar.

      Daniel tau William sangat kesal padanya karena mengganggu momen dirinya dan anaknya, Daniel melihat dengan jelas senyum William tak pudar sedikitpun bersama anak anak dan Clara, hingga setelah William menyadari kedatangannya.
     
      Tapi mau bagaimana lagikan keadaan yang memaksakan, perusahaan cabang di kota C sedang mengalami masalah dan hanya William yang menyelesaikannya.

Sesampainya di mansion, William disambut oleh para pelayan.

"Selamat datang tuan William, tuan dan nyonya besar sudah menunggu anda sejak kemarin" ujar Kepala Pelayan.

William sedikit terkejut mendengar orangtuanya menunggunya sejak semalam, begitu pun Daniel "dimana mereka sekarang?" tanya William.

"Beliau ada diruang keluarga tuan" ujar Pelayan. Tanpa menjawab pun William segera menemui kedua orangtuanya disusul Daniel yang berjalan dibelakang William.

"Ma, pa" panggil William begitu sampai diruang keluarga. Mereka pun menengok kearah William sedikit terkejut dengan penampilan William karena dia memakai sweater dan syal berwarna cerah hingga menyakiti mata.

"Apa yang terjadi dengan penampilan mu itu huh?" tanya Bram sedikit heran, bukankah anaknya itu benci pakai berwarna cerah dia bilang akan menyakiti matanya, karena itu pakaiannya hanya ada warna monokrom.

Daniel menahan tawanya memang benar William benci pakaian dengan Warna cerah dan bahkan sering mengejek Daniel yang memang selalu memakai berbagai macam warna baju dia mengatakan membuat matanya sakit dan sekarang William menjilat ludahnya sendiri.

"Memang salah dengan penampilanku? Aku tetap tampan dan berkharisma" ujar William membela diri.

"Ya tidak salah hanya terkejut saja" ujar Bram santai.

"Kau dari mana saja nak, mama menunggu mu sejak semalam" tanya Emily.

"Aku dalam perjalanan misi" ujar William.

"Jangan berbohong Liam, pelayan bilang kau sudah lama tidak turun atau menyelesaikan misi didunia gelap" ujar Bram

"Bahkan yang lebih banyak turun adalah Daniel dan Mike atas perintah mu, misi apa yang kau maksud" tanya Emily.

Twins Milik MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang