Didalam mobil kini dipenuhi obrolan William dan Twins, Daniel melirik dari spion, sejak tadi senyum Liam tak pudar, matanya fokus menatap kedua anaknya
Daniel belum pernah sekali pun melihat William tersenyum lebar seperti itu bahkan pada orangtuanya,tapi ini lihatlah sekarang.
"Uncle kami belum tahu namamu?" tanya Kean
Lucu bukan dia adalah ayah mereka, tapi anak anaknya bahkan tak tau namanya, ayah macam apa yang bahkan anaknya sendiri tak mengetahui namanya jangankan namanya kedua anak polos itu bahkah tak tahu seperti apa wajah ayah mereka.
Dada William merasa sesak dia semakin menyesali perbuatan dulu yang tak langsung bertanggung jawab dan malah merendahkan Clarra bahkan terang terangan menolak anaknya yang bahkan belum hadir dirahim Clarra saat itu.
William mengusap airmatanya dan kembali menatap pria kecil didepannya "Namaku William" jawab Liam
"Namamu bagus Uncle" jawab Kean
Tiba tiba Key mendekati Daniel "kalau nama paman siapa" Key mengedipkan matanya berulang kali" Daniel yang melihat itu pun merasa gemas dan mencubit pipinya.
"Namaku Daniel girl" ujar Daniel.
Moment itu tak lepas dari pandangan William dan Keano, entahlah William tidak suka melihat Key bersikap manis pada Daniel, begitupun Keano dia tak suka jika adiknya seperti itu pada seorang pria
"Key kau ini sangat genit, jika kau seperti itu nanti banyak laki laki yang salah paham padamu" ujar Kean secara tidak langsung mewakili isi hati William
"Daniel fokuslah menyetir atau kau akan menabrak trotoar jalan" ujar Liam kesal.
"Baik tuan" ujar Daniel mengerti kalau sahabatnya itu sedang iri karena putrinya bersikap manis padanya.
"Key kembali duduk atau ku adukan mommy kau tak mau diam dimobil orang" Ujar Keano
"Kean kau selalu saja begitu" Key pun kembali duduk disisi kanan William dengan bibir yang memanyun.
"Tersenyumlah girl Kean hanya khawatir kau jatuh begitu pun aku, jika kau jatuh maka mommy mu akan memarahiku" ujar William memberi pengertian
"Baik uncle" Key tersenyum.
Sisi lain
"Tania kenapa kau sendirian dimana Liam" ujar Emily.
"Aku tidak tahu tante tadi dia pergi bersama Daniel tan" Ujar Tania.
"Dasar anak itu biar tante meneleponnya" Emily mengeluarkan benda pipih itu untuk menelepon Liam tapi tiba tiba Tania menghentikkannya.
"Jangan tante biarkan saja, lagipula sepertinya William tidak menyukaiku hanya aku yang menyukainya bahkan saat pertama melihat William aku sudah jatuh cinta,tapi..." Tania tak melanjutkan ucapannya dan memasang wajah sedih.
"Tapi apa cantik? William mengatakan sesuatu padamu?" Tanya Emily.
"Tidak tante lupakan saja" Ujar Tania
"Tidak sayang tante yakin pasti William mengatakkan sesuatu, beritahu tante dia bilang apa?"
"Hm itu.. William mengatakan aku tak layak menjadi nyonya Wilson tante" ujar Tania, yang kini menyembunyikan semua senyum smrik diwajah sedihnya.
"Lihat William aku akan memperalat ibumu tersayang ini agar kau mau menikahiku" batin Tania
"Astaga anak itu lihat saja aku akan memarahinya nanti, kau jangan sedih kau sangat layak menjadi nyonya Wilson Tania biar nanti tante yang bicara pada Liam" ujar Emily
"Terima kasih tan" ujar Tania memeluk Emily, sedangkan Bram sedari tadi hanya diam dan memperhatikan mereka, lebih tepatnya pada Tania lalu tersenyum, entah apa arti senyuman itu.
******
"Raa..." tubuh Clarra menegang mendapati pria yang ada didepannya saat ini.
"Mom, uncle ini teman mommy kan dia menjemput kami" ujar Key
"Pergi.." ujar Clarra sangat ketakutan
"Ra tolong dengarkan aku" ujar Liam, hatinya tiba tiba terasa nyeri melihat Clarra ketakutan, sungguh bukan ini yang dia inginkan.
"Anak anak ayo kita pulang, tadi nenek membuat puding kalian pasti suka" ujar Clarra bersikap normal walau hatinya benar benar ketakutan.
"Tapi mom uncle.." kali ini Kean yang bersuara
"Mommy bilang ayo kita pulang" Ujar Clarra pergi membawa kedua anaknya dan pergi meninggalkan Liam dengan keterdiaman pria itu.
Liam menatap kepergian mereka bertiga dari kebun ini dengan kembar yang terus menatapnya.
"Tuan" panggil Daniel yang sedari tadi melihat apa yang terjadi.
"Kita pulang Daniel" ujar Liam
"Bagaimana dengan Clarra" tanya Daniel
"Biarkan dia menenangkan diri, dia pasti sangat terkejut dengan kedatangan ku, aku paham itu beri dia waktu" ujar Liam
Daniel pun menurut, dia mengikuti William yang keluar dari perkebunan itu.
****
"Mom, ada apa?" pertanyaan itu muncul dari mulut putranya karena sedari tadi ibunya terlihat mondar mandir
Mendengar pertanyaan itu, Clarra langsung menatap kedua anaknya dengan lembut" tidak sayang, kalian pergi dulu ke kamar ganti baju lalu makan ibu ingin menelpon Aunty Lilly dulu" ujar Clarra dan diangguki oleh keduanya.
Setelah kedua anaknya ke kamar Clarra meraih benda pipih itu dan langsung menelpon Lilly.
"Hai raa" ujar Lilly dari seberang telpon
"Apa yang terjadi Lilly, kenapa kembar diantar orang lain bukankah aku menitipkan mereka padamu, lalu kenapa mereka pulang dengan orang asing, jika kau keberatan dengan hal itu maka bilang saja padaku" ujar Clarra
Entah kenapa dia sangat marah mungkin karena kedatangan pria yang menghancurkan hidupnya, ditambah dia sangat takut pria itu akan mengambil anak anaknya, kembar adalah hidupnya entah bagaimana jadinya jika mereka diambil dari nya.
"Raa, dengar dulu kau salah paham, sebelumnya aku minta maaf aku memang ingin menjemput Twins tapi hari ini toko ku benar benar ramai pengunjung jadi aku tidak sempat"
"Dan saat itu aku tak punya pilihan, pak Daniel menawarkan diri untuk menjemput Twins karena dia bilang sekalian ingin berkunjung ke perkebunanmu karena dia ingin memesan beberapa bunga, maafkan aku lain kali aku tak akan mengulanginya"
Clarra terdiam mendengar penjelasan Lilly, dia tidak bermaksud menyudutkan Lilly, hanya satu yang dia rasakan saat ini yaitu takut.
Clarra mengakhiri panggilannya dan terdiam entah apa yang ada dipikirannya
"Raa.." suara lembut itu menyapa indra pendengarnya itu adalah Renata.
"Ibu.." Clarra langsung memeluk wanita paruh baya yang sudah dia anggap ibunya sendiri.
Rena menyambut pelukan itu, dia tak tahu apa yang terjadi, saat dia tak sengaja melihat kedua pria tadi didepan rumah Clarra saat ingin berkunjung ke sini, tapi satu pria yang membuatnya sangat yakin jika dia ada hubungannya dengan Clarra terlebih wajahnya yang sangat mirip dengan Keano putra Clarra, dia yakin itu adalah ayah biologis Twins.
"Apakah dia?" tanya Rena tiba tiba.
Clarra tertegun"maksud ibu?"
"Daddy nya Twins" ujar Rena.
.......

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Milik Mafia
RomanceClarra Arrabella seorang gadis cantik dan lemah lembut yang harus berurusan dengan Mafia kejam dan Arogan yaitu William Davis Wilson, mafia yang memiliki kekuasaan dan paling ditakuti didunia gelap bahkan polisi menjamin keselamatan pada dirinya, Cl...