Memangnya saya siapa sampai harus terus berharap dapatkan sua untuk si puan dari Anda, Semesta?
🍃
🍃
🍃
🍃
Setelah dua minggu melakukan latihan dan simulasi yang intens. Huan, Bagas, Diana dan Bu Ampere terbang menuju Bali. Siap bertempur dan memenangkan apa yang harusnya menjadi milik mereka, lagi.
Sudah hampir tiga minggu juga, Alan tidak sua dengan Huan. Melihat atau hanya sekadar mendengar suara gadis itu dari jauh saja ia tidak memiliki kesempatan. Seperti ada batasan yang telah dibuat oleh semesta untuk menjauhkan mereka.
Alan melangkahkan kakinya menuju taman belakang dengan pendopo kayu yang lumayan luas. Ada beberapa meja dan kursi di sana. Tangannya membawa alat tulis dan 1 buku yang lebar dan panjang pula beberapa camilan.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. XI-IPS 1 disuruh menggambarkan apa yang ada di kepala mereka. Dengan lokasi gambar semaunya, dan gambar itu akan dipilih 2 tiap kelas untuk dipajang di sepanjang koridor sekolah selama masa HUT SMANTARSEN.
Sebenarnya, tempat ini sangat enak untuk bersantai dan membaca. Tapi, karna letaknya tidak strategis membuat murid-murid lain enggan ke sana.
Cuaca di kota ini mendung, awan menghitam. Tinggal menunggu waktu saja untuk jumpai Alan di sini, di bumi gersang ini.
Hujan memang sesekali harus turun, agar manusia tidak selalu mengutuk bumi dengan kiasan seperti di neraka padahal tidak ada satupun manusia hidup yang pernah merasakan kengerian itu.
Beberapa hari kemarin, bahkan sudah terhitung minggu. Hujan enggan sapa dirinya. Bersembunyi dan hanya menampakkan gelapnya saja. Tidak ingin sua.
Semoga, hari ini. Hujan tidak marah dan melakukan temu pada Alan.
Sebelum menggambar apa yang diperintahkan guru tadi, Alan mengambil handphonenya dan membuka aplikasi burung berwarna biru. Menuju akun seseorang yang membuat beberapa notifikasi di atas ponselnya.
@angkasarkatama mengunggah sebuah foto dirinya yang duduk dengan buku dijadikan bantal. Wajahnya sedikit agak stress, seperti melamun, pandangan kosong. Lesu sekali.
Ada juga yang duduk di sebuah kursi beroda warna hitam, seperti tertidur dan wajahnya ditutupi buku. Tangannya terlipat sempurna di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMBROPHOBIA BEING PLUVIOPHILE || ༺On Going༻
Teen Fiction🥇Highest Ranking : #1 Ombrophobia Ketika hujan adalah musuhmu namun salah satu penikmatnya adalah alasan degup sarkas itu. Hanya sebuah kisah sederhana beberapa insan manusia di masa putih abu-abu. Hujan, bola, aksara, raih cita, pendidikan dan sem...