18. HUJAN dan HUAN🍃

99 73 64
                                    

Semesta? Bisakah saya menepati janji itu? Untuk mengubah takutnya menjadi suka, mengubah traumanya menjadi hal paling membahagiakan? Mengubah seorang ombrophobia being pluviophile.

🍃

🍃

🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃

🍃

Sore cerah yang benderang tadi sekarang sudah sedikit agak mengabu, agaknya memang mood semesta itu seperti manusia. Terserah mau menangis kapan saja dan karena alasan apapun. Meskipun sedikit suram, jingga di ufuk barat terus mengoren bagus. Memancarkan betapa indahnya ia walau diselimuti jelaga.

Dua muda-mudi itu telah sampai di toko buku yang dimaksud Huan, ternyata Alan tidak pulang dan memilih untuk ikut masuk saja. Ada buku yang ingin ia beli juga. Musik pop kekinian menyapa ke dalam semua indera pendengaran setiap insan yang mampir.

Keduanya berdampingan, melangkahkan kaki pada arah yang sama. Beberapa genre menyatukan obrolan dua orang berbeda tinggi itu. Ternyata, Alan tidak melulu membaca buku dengan jenis mendayu rayu. Berisi sajak patah hati, tentang jatuhnya rasa pada cinta atau hal-hal yang berbau kemelankolisan.

"Selain buku yang gak harus puitis, lo juga suka nonton gak?" tanya Huan sambil membaca blurb sebuah buku.

Alan mengangguk. Ia sudah mengambil dua buku yang ingin ia beli.

"Lo udah nonton EXHUMA?"

"Belum. Lo?" Alan memperhatikan Huan yang masih sibuk memilih beberapa buku padahal keranjangnya sudah hampir penuh.

Bibir Alan melekuk tipis, ternyata dibalik tingkah konyol dan ceplas-ceplos seorang Huan. Ada kegiatan yang sangat disukai oleh gadis ini, yaitu membaca. Sepertinya, otak kiri dan otak kanan Huan seimbang. Tidak ada ketimpangan yang berarti.

"Belum juga, gue gak sempet. Kepotong Olimpiade sama PON kemaren, terus Salsa, Anin, Anjar juga sibuk persiapan HUT SMANTARSEN," jelas Huan dengan memajukan bibir bawahnya, sedikit kecewa karena mungkin agak terlambat. Euforianya pasti akan berbeda jika menonton sebuah serial ketika tidak ramai kala awal dirilis.

"Ada rencana nonton?" Alan bertanya dengan maksud yang tersirat.

"Ada, nanti sama mereka bertiga. Udah keluar juga di Netflix. Mau pajamas party hehe~" jawab Huan, cengengesan.

Eyes smile Alan muncul kepermukaan, lalu menganggukkan kepala, paham.

"Lu kalau mau gabung bisa kok," tawar Huan dan langsung mendapatkan gelengan dari yang diajak. Huan terkekeh pelan. "Biar yang ganteng ada dua, lu sama Anjar."

Alan mendecih geli, binar matanya cerah sekali. "Berarti gue ganteng?" tanya Alan yang langsung dihadiahi anggukan setuju oleh Huan.

"Cowok kan emang ganteng, kalau cantik cewek. Nah, kalau Anjar baru emang agak laen, cantik bisa, ganteng bisa, manis bisa."

 OMBROPHOBIA BEING PLUVIOPHILE  ||  ༺On Going༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang