Namamu saja mirip dengan sahabatku. Apa sifatmu juga demikian, Nona Dungu?
🍃
🍃
🍃
🍃
Pioverd Cafe
Kafe sederhana yang ramai ditiap weekendnya dan terletak tak jauh dari taman kota, sangat pas untuk kantong-kantong misqueen para pelajar dan mahasiswa yang hanya sekedar ingin nongkrong-nongkrong atau untuk belajar kelompok.
Kafe ini juga telah dijadikan markas berkumpulnya Mukbang Squad sejak awal pertemuan mereka. Ah, mereka adalah Huan, Anin, Anjar dan Salsa. Para gadis yang sangat suka berburu makanan pula sangat suka camilan.
Di atas meja kafe itu sudah berserakan buku paket tebal dan dua laptop yang menyala. Makanan berat hingga makanan ringan sudah setengah dihabiskan. Beberapa makanan ada yang datang, baru diantar oleh pelayan kafe.
Empat gadis manusia tengah sibuk dengan urusannya masing-masing. Niatnya sih meet up untuk cari hiburan agar tak bosan di rumah, tapi malah riweuh dengan urusan pribadi saat bersua.
Anin, gadis itu tengah sibuk mencoret-coret kertas buram, keningnya sesekali mengerut lalu maniknya berbinar. Ia sedang berpacaran dengan soal-soal dari paket tebal mapel Fisika dengan segala rumus yang memusingkan dari hukum-hukum para ahlinya dan manik Anin juga sering melongo ke arah layar laptop dan mengetik beberapa kalimat kemudian fokus menghitung lagi.
Anjar, gadis yang seperti mamang-mamang kuli itu sedang mengetik kalimat yang barusan ia rangkum dibuku catatan. Dengusan kesal kadang ikut serta ketika kalimat yang ia rangkai tak jelas lalu men-delete kembali ketikannya. Biologi dengan segala macam istilah yang harus dimengerti menggunakan pikiran dingin dan tenang.
Salsa, si perempuan pelupa itu sedang sibuk dengan gadgetnya dan telinga yang sudah disumpal earphone putih, sesekali menganggukkan kepala ringan sebab ia memutar musik juga. Tugas Matematika sudah ia kerjakan, jadi aman. Kadang ia memekik senang saat beberapa postingan yang dirasa membuatnya gembira.
Dan, Huan? Gadis pembenci hujan itu malah tidur dengan menutup kepalanya menggunakan tudung hoodie hitam yang gadis itu kenakan. Kenyang setelah memakan semua makanan pesanan miliknya. Sebenarnya, Huan datang untuk mengobrol dengan teman-temannya tapi mereka sibuk dengan diri. Huan harus apa? Ia sudah habiskan celoteh dengan para pekerja di sini. Harus ajak insan mana lagi demi obati jiwanya yang suka berbicara ini?
"Anjar!" ucap Salsa histeris.
"Berisik, kampret!"
"Liat nih, setelah berabad-abad lamanya si Alan posting sesuatu juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
OMBROPHOBIA BEING PLUVIOPHILE || ༺On Going༻
Teen Fiction🥇Highest Ranking : #1 Ombrophobia Ketika hujan adalah musuhmu namun salah satu penikmatnya adalah alasan degup sarkas itu. Hanya sebuah kisah sederhana beberapa insan manusia di masa putih abu-abu. Hujan, bola, aksara, raih cita, pendidikan dan sem...