Semesta dan segala kebetulan-kebetulannya.
🍃
🍃
🍃
🍃
Weekend ini Huan pergi dan mengunjungi rumah sakit tempat Mamanya bekerja, tadi malam Illiana hanya menyempatkan diri untuk makan bersama dan berbincang sebentar lalu mengharuskan diri kembali ke tempatnya lagi. Ada operasi mendadak yang harus dilakukan Illiana.
Kalau Papanya, si Samudera itu yang rencana awal ingin menghabiskan waktu dengan Huan minggu ini urung karena pekerjaan mendadak yang mengharuskan pria menawan dengan umur yang bisa disebut ah-juicy ini malakukan perjalanan ke Seoul, Korea Selatan. Ada beberapa masalah dari cabang bisnis yang ia lebarkan di negeri ginseng tersebut. Tidak bisa ditangani oleh tangan kanannya, harus pemilik asli yang terjun.
Rumah Sakit Teduh Abadi, tempat kerja Illiana sekaligus gedung milik keluarganya. Yang masih dipimpin oleh Hannah sebagai direktur utama. Sebenarnya, Illiana sudah bisa dan mampu untuk menjadi seorang pewaris. Hanya saja, ia terlalu nyaman bersentuhan langsung dengan manusia.
Huan membawa satu tas belanjaan yang berisi buah-buahan dan 2 paper bag berisi beberapa box makanan dan 1 kotak bekal yang ia simpan di tas kecil berwarna coklat untuk Illiana.
Huan sudah sampai di depan halaman rumah sakit yang diantar oleh Pak Boim, matanya melihat ke arah pintu utama rumah sakit yang terbuka dan muncullah orang-orang yang memakai pakaian perawat dan satu memakai jas dokter.
Illiana berlari menuju ke arah ambulans yang baru saja datang tepat di depan pintu Unit Gawat Darurat, membuka pintu belakang mobil dan mengeluarkan seseorang yang terbaring di atas brankar pesakitan, berlumuran darah pada bagian perut dan tangan kanan bawah yang sudah sedikit robek.
Huan berjalan menghampiri tanpa sapa, tanpa suara karena tidak ingin menganggu. Illiana naik ke brankar pasien pria setengah baya itu, duduk di atasnya sambil menekan luka lebar menggunakan gumpalan kain kasa pada perut yang terus mengeluarkan darah.
"Kirana! Kita butuh lebih banyak kantong darah!!! Siapkan ruang operasi sekarang!" seru Illiana lantang dan beberapa perawat sudah berlari mendahului. Menyiapkan keperluan yang dipinta sang dokter.
Brankar terus di dorong oleh beberapa perawat dan dokter lain yang membantu agar lekas sampai pada tujuan.
Illiana dan pasien tersebut langsung dibawa ke ruang operasi, Illiana akan melakukan operasi darurat untuk menyelamatkan nyawa seseorang.
Huan selalu merinding melihat bagaimana Illiana berhadapan dengan apapun kondisi korban atau pasien yang ia tangani, selalu tanggap dan mendahulukan nyawa ketimbang administrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMBROPHOBIA BEING PLUVIOPHILE || ༺On Going༻
Novela Juvenil🥇Highest Ranking : #1 Ombrophobia Ketika hujan adalah musuhmu namun salah satu penikmatnya adalah alasan degup sarkas itu. Hanya sebuah kisah sederhana beberapa insan manusia di masa putih abu-abu. Hujan, bola, aksara, raih cita, pendidikan dan sem...