10

1.6K 82 3
                                    

HAPPY READING
🌸
-
-
-

Begitu melihat Maudy sadar, tanpa pikir panjang Liam memeluk erat tubuh kecil itu.

"Maaf" ujarnya pelan

"Eeungh se-sesakk" ujar Maudy dengan nada serta raut wajah yang tertekan.

Begitu tersadar Liam langsung melepaskan pelukan tersebut, lalu kembali menatap netra indah Maudy dengan tatapan dalamnya.

"Apa yang sudah terjadi padamu?, mengapa kamu tidak bercerita?"

Sadar kemana arah pembicaraan Liam, sontak Maudy mengusap pelan pipi pria tersebut, dengan ibu jarinya.

"Tidak ada masalah apapun, aku takut saat kamu marah"

"Maafkan aku, aku membuatmu takut"

Alamakk udah aku kamu aja nihh.

"Eumm aku ingin mengatakan sesuatu"ujar Maudy.

"Katakan."

"Huffttt" Maudy menarik nafasnya dalam dalam sebelum melanjutkan perkataannya. "Dulu aku memang pernah berfikir ingin bercerai denganmu, tapi... Tunggu kau jangan langsung marah dengarkan aku dulu" ujar Maudy yang langsung gelagapan melihat raut wajah menyeramkan suaminya tersebut.

"Baiklah, lalu?"

"Tapi itu dulu, kau harus tau a-aku sekarang... Menyukaimu" ujar Maudy dengan nada pelan di akhir kalimatnya.

Beberapa menit tidak ada tanggapan apapun dari Liam, keduanya terdiam, dan tak lama kemudian.

"Baiklah sekarang kamu harus istirahat, aku akan keluar dalu"

"Aku akan menyuruh Dion untuk membelikanmu makanan" ujar Liam kemudian mengecup pelan kening istrinya tersebut. Lalu melangkah pergi keluar dari ruangan.

"APA APAAN INII!!!!" Batin Maudy menjerit setelah melihat respon yang Liam berikan.

"Menyebalkan sekali"

"Arghhhh malunyaaa...."

Sedangkan di sisi lain, Liam. Setelah ia keluar dari ruangan Maudy, Liam tidak bisa membendung lagi senyumannya, kini bibir itu tersenyum sangat lebar akibat mendengar, penuturan kata yang di ucapkan Maudy pada dirinya.

"Kau harus tahu a-aku sekarang... Menyukaimu"

Apakah ini jawaban dari semua segala kesabarannya, selama ini?

"Mengapa kau begitu lucu, Maudy!" Batin Liam.

"Aku benar benar tidak akan melepaskanmu, selamanya"


Sedangkan di sisi lain."Mengapa Maudy akhir akhir ini berubah terhadapku" di sisi lain yaitu Kirana, gadis itu kini tengah menggerutu kesal, pikirannya kini tertuju pada Maudy. Kirana kebingungan melihat tingkah gadis itu yang akhir akhir ini berbeda dari sebelumnya.

"Haisss Maudy tidak boleh bahagia, tidak boleh!"

"Awas kau Maudy, aku akan merebut semua hal yang kamu miliki"

Kirana tersenyum smirk, ia memiliki sebuah rencana yang tengah tersusun di dalam otaknya saat ini.

Kirana Natasha, gadis berusia 23 tahun, dengan tinggi 160 cm, berkulit kuning Langsat, bermata bulat, bulu mata yang lentik serta alis tipis dan juga bibir kecil pink alami yang di milikinya.

Semua yang ada pada diri Kirana itu cantik, namun tidak dengan hatinya.

Ia di penuhi dengan segala rasa iri dengki terhadap Maudy, Kirana dan Maudy adalah teman semasa SMA dan juga semasa kuliah.

Kirana dulu adalah gadis yang baik hati, lemah lembut bahkan orang yang pemalu.

Bersama Maudy bak perangko yang sangat susah bila di lepaskan, mereka sering berjalan kesana kemari berdua, Kirana juga adalah orang yang perhatian terhadap sekitar, terutama pada sahabatnya yaitu Maudy.

Sering kali ia menginap di rumah Maudy, begitupun sebaliknya.

Kirana begitu tulus berteman dengan Maudy, membatu segala hal apapun selagi ia bisa melakukannya.

Namun seketika, sifatnya itu berangsur angsur berubah. Dia tidak sebaik dulu lagi, hatinya di penuhi segala iri dengki terhadap Maudy, ia melihat Maudy yang memiliki hidup sempurna.

Orang tua yang perhatian, prestasi banyak, suami yang tampan dan kaya, anak yang di sayang dan selalu di perhatikan, berbeda dengan dirinya, bahkan Maudy masuk dalam 10 besar penulis buku terbaik di Indonesia.

Kirana yang ingin menjadi seperti Maudy pun, ia turut meniru segala hal yang di rasakan Maudy, mencoba hal menjadi penulis yang bahkan itu bukan bidang dalam dirinya.

Bahkan ia juga sering mencoba mencuci otak Maudy, agar percaya jika suaminya itu tidak memiliki rasa minat terhadapnya. Dan itu berjalan sesuai.

Namun apa yang sekarang terjadi?, Maudy dan suaminya pergi bersama ke sebuah pesta, ia sangat tahu itu bukan hal yang tidak di sengaja. Maudy juga sering menceritakan jikalau suaminya itu adalah orang yang cuek dan tidak pernah menanyakan hal hal apapun terhadap dirinya, lalu sekarang mengapa mereka bisa bersama?, niat awal datang ke pesta bersama temannya untuk menemani temannya merayakan keberhasilan atasannya. Tapi ia malah melihat hal Maudy di sana serta suaminya.

*****

"Apakah aku sudah boleh pulang?" Saat ini Maudy tengah makan dengan di suapi oleh Liam.

"Boleh, jika sudah sehat"

"Kalau begitu sekarang saja, aku sudah sehat" ujar Maudy dengan semangat mengajak Liam pulang. Sungguh ia tidak nyaman berada di rumah sakit, bau obat obatan yang menyengat di indra penciumannya, sangat menggangu baginya.

"Benarkah?" Tanya Liam dan di angguki oleh Maudy sebagai jawaban.

"Baiklah aku akan menyuruh Dion, untuk mengurus keperluan saat kamu akan pulang" ujarnya kemudian ia merogoh kantong celananya, dan menelpon asistennya.

Selang beberapa menit kemudian pun, liam sudah menghubungi dokter untuk membawa Maudy pulang, dan dokter mengiyakan.

Setelah mendapat izin dan semua sudah siap, kini Maudy di perbolehkan pulang, keduanya kini memasuki mobil.

Di dalam mobil, Maudy bersandar ke tubuh Liam, lantas Liam merangkul lalu mengecup pelan pucuk kepala istrinya.

Maudy sudah benar benar salah tingkah dengan di campur nyaman juga, dengan perhatian yang di lakukan Liam terhadapnya.

"Liam..." Panggil Maudy sambil mengadahkan kepalanya melihat wajah Liam di sana.

"Hm?"

"Cium"

"..."

VOTE, VOTE
VOTE, VOTE
VOTE, VOTE
VOTE, VOTE

TBC✓




Sorry My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang