18

786 40 61
                                    

KOREKSI AJA KALAU TYPO🦋🥰
-

HAPPY READING
🌸
-
-
-

"Apa ini?, dari siapa?, laki laki?"

Saat ini Maudy dan Liam tengah berada di dalam mobil, akan menjadi sebuah tontonan jika saja mereka berdebat di luar.

"Sebentar aku akan jawab satu persatu" sambil menarik nafasnya perlahan, Maudy melanjutkan perkataannya.

"Ini hanya oleh oleh dari linara" tidak ada tanggapan dari Liam, Maudy mengerti bukan ini yang Liam maksud.

"Hehe tadi aku sedang makan siang bersama rekan kerja ku, aku hanya sedikit mengerjaimu tadi, maafin aku ya"

Ada perasaan lega di hati Liam, ia menarik nafasnya dengan kasar "jangan di ulangi lagi ya" ujar Liam sambil mengusap surai hitam Maudy.

"Sekali lagi maafin aku, pasti aku mengganggu waktu kerja kamu"ujar Maudy dengan nada sendu ada perasaan tidak enak juga di dalam hatinya.

"Tidak sayang, apa apapun kamu tetap nomor satu"

Maudy tersenyum mendengarnya, ia mengecup singkat bibir suaminya.

Liam tentu senang bukan main, ia pun menarik Maudy ke pangkuannya lalu terjadilah ciuman panas di dalam mobil tersebut.

Sedangkan di luaran asisten Dion tentu saja dalam kondisi tidak baik baik saja, ia tahu apa yang telah terjadi di dalam mobil tersebut.

"Nasib.. nasib.."batin asisten Dion.

"Eumh, sudah cukup" ciuman itu akhirnya berhenti dengan Maudy dada Liam.

"Ini masih jam kerja ku, bisa bisa aku di marahi atasanku"ujar Maudy sambil mengerucutkan bibirnya.

"Tidak usah bekerja lagi, aku masih bisa menafkahi hingga kita punya berpuluh puluh turunan"

"Hey!, kau ini"wajah Maudy bersemu merah.

"Jadi kapan kita membuatnya ?"celetuk Liam.

Maudy tersadar mempunyai keturunan adalah suatu hal yang di inginkan para pasangan yang sudah menikah, ia dan Liam bahkan belum melakukannya.

"Itu... kita bicarakan saat di rumah ya, aku harus bekerja dulu" ujar Maudy.

Liam hanya menarik nafasnya dengan berat, itu membuat perasaan tidak enak terhadap perasaan.

"Baiklah"ujar Liam pasrah.

"Jangan marah ya ya"

Cup

Cup

Cup

Maudy mencium seluruh wajah suaminya, Liam menampilkan senyuman lebarnya, ia pun balas mencium pucuk kepala istrinya cukup lama.

"Jadi kapan kamu akan pindah?" Sebelumnya maudy berkeinginan untuk pindah perusahaan ke perusahaan milik liam, karena alasan sebelumnya ia hanya ingin lebih mendekatkan diri lebih dalam lagi dalam hal apapun bersama suaminya, termasuk dalam pekerjaan, ia akan pindah jika masalah di perusahaan tempat ia bekerja sudah teratasi.

Sorry My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang