4

2.3K 110 3
                                    

HAPPY READING
🌸

-
-
-

POV LIAM

Entahlah akhir akhir ini istriku sedikit berbeda dari biasanya, sewaktu dulu ia adalah gadis yang super cuek dan tidak peduli pada apapun.

Dulu saat setiap aku pulang bekerja, setiap berpapasan bertemu pun dia langsung mengalihkan pandangannya. Apakah sebegitu tidak sukanya dia terhadapku.

Pernikahan ku dengannya terjadi karena aku memaksa kedua orangtuanya agar menjodohkan aku dengannya, awalnya kedua orangtuanya sedikit tidak berkenan, biar bagaimanapun Maudy bisa menetapkan masa depannya sendiri.

Tapi aku bersikeras agar mereka menyetujuinya. Namun dua hari kemudian akhirnya Gara Khana niaga dan Felly harastha yaitu kedua orangtua Maudy menyetujuinya. Mereka mempercayakan maudy kepadaku. Biar bagaimanapun mereka mengenalku, karena aku adalah anak dari sahabat mereka.

Saat aku berumur delapan tahun, aku dan Maudy sering bermain bersama saat kecil. Dan pada saat itu Maudy masih berumur empat tahun.

Kami sering bermain hingga lupa akan waktu, terkadang aku menginap di rumahnya, dan dia juga sering menginap di rumahku.

Ketika suatu hari, saat kami bermain ayun ayunan tiba tiba dia berkata

Flashback on

"iam aku ingin saat becal nanti aku dan kamu bica ceperti mama dan papa"

Aku yang saat itu tengah berumur delapan tahun, tentu saja mengerti apa yang di maksud Maudy.

"Kenapa kamu bilang seperti itu maudy"

"Entala iam pokonya aku ingin!"

"Apaka kamu tida mau?"

"Hmm... Maka dari itu kamu harus cepat besar, lalu menikah denganku."

"Tentu caja.... Ayo beljanji iam"

Flashback off

Aku dan Maudy melakukan perjanjian saat masih anak anak, namun sepertinya ia melupakan janjinya.

Karena tidak lama aku dan keluargaku harus pindah tempat tinggal, ke los angeles. Karena kami harus merawat kakek di sana, selain itu juga papah harus memimpin perusahaan yang ada di sana.

18 tahun kemudian aku kembali ke Indonesia, tentu saja pertama tama aku ingin bertemu gadis kecilku dulu.

Namun saat aku bertemu dengannya, dia nampak biasa saja, sikapnya terkesan cuek, saat bertemu denganku dia hanya mengucapkan kata 'Oh hai Liam lama tidak berjumpa', aku cukup kecewa dia hanya menampilkan kesan yang biasa saja. Apakah ia melupakan semua kenangannya dulu?.

Namun aku tidak menyerah begitu saja, setiap hari aku mengunjungi rumahnya, aku juga sering memantau nya saat kuliah, memberi mata mata untuknya di luaran sana.

Saat suatu hari, rencana perjodohan di mulai, Maudy yang mendengarnya nampak terkejut lalu tidak setuju. Sungguh aku kecewa mengapa jadi begini, mengapa dia menolak. Dia berkata

Sorry My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang