8

6.9K 257 1
                                    

HAPPY READING
🌸
-
-
-

Malam ini Maudy tengah berdandan merias dirinya, dengan di bantu oleh kepala pelayan, yaitu bi Irma.

Sesaat setelah Liam mengatakan pesta, Maudy tanpa pikir panjang mengiyakan dengan antusias. Tentu saja ia menyukai pesta, gadis ini adalah pecinta cake. Dan di sebuah pesta pastinya ada cake yang berjajar di sana.

Dengan sentuhan terakhir di wajahnya, ia mengoleskan lipstik berwarna pink, yang sangat cocok dengan pakaian yang ia pakai.

Saat ini ia menggunakan gaun berwarna peach dengan model sabrina dan panjang selutut, yang memperlihatkan pundak halusnya serta kaki jenjang yang putih nan mulus itu. Tidak lupa dengan rambut yang di ikat snaggul, dengan tambahan aksesoris simple yang terletak tepat pada sanggulnya, sehingga dapat memperlihatkan leher jenjangnya yang indah.

"Nyonya sungguh cantik" ujar bi Irma yang terpesona oleh kecantikan yang di miliki majikannya itu.

Maudy membalas dengan senyumannya, lalu mengatakan ucapan terimakasihnya.

Tak berselang lama, pintu kamar Maudy di ketuk dari luar, saat bi Irma membuka pintunya, ternyata di sana terlihat Liam telah siap dengan pakaiannya. Tuxedo hitam dengan dasi berwarna silver, serta kemeja putih nya.

Kalian boleh bayangin sesuai imajinasi kalian aja ya.

Pandangan Maudy dan Liam kini bertemu, di lihat dari netra mereka masing masing mereka menyiratkan jikalau mereka sedang sama sama terpana dengan penampilan yang saat ini mereka pakai.

"Mengapa suamiku ini semakin hari semakin tampan, mengapa aku dulu dengan bodoh malah mengacuhkannya"

"Gadis ini mengapa saat sedang apapun terlihat cantik dan menggemaskan menjadi satu"

Begitulah isi pikiran keduanya saat ini.

"Ekhem" Liam berdehem berusaha mencairkan suasana canggung ini.

"Tuan nyonya sudah siap" ujar bi Irma.

Maudy kini beranjak dari duduknya, kemudian berjalan perlahan mendekati Liam di depan pintu sana.

Sungguh kecantikan bak dewi Yunani yang di miliki Maudy tidak main main. Begitu pula dengan Liam, sebaliknya.

"Jika sudah siap, mari berangkat" ujar Liam sambil pandangannya tidak pernah terputus dari wajah Maudy.

"Kalau begitu ayo."

Keduanya berjalan menuruni tangga rumah tersebut. Kini mereka sudah berada di depan mobil dengan supir yang siap mengantar mereka ke tempat tujuan.
Liam membukakan pintu mobilnya, mempersilahkan Maudy masuk dahulu, bak seorang ratu yang di perlakukan romantis oleh rajanya.

"Terimakasih" ujar Maudy kemudian tersenyum manis ke arah Liam.

Setelah Maudy masuk, kini di susul Liam. Tak lama mobil perlahan berjalan pergi meninggalkan pekarangan rumah mewah itu.

Sebenarnya Liam malas jika harus menghadiri pesta yang tidak terlalu penting baginya, itu sama dengan membuang buang waktunya. Begitulah pemikiran Liam.

Sorry My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang