Esoknya, keluarga Leanor berlayar menuju pulau pribadi ayah Leanor menggunakan kapal pesiar milik keluarga Leanor. Leanor sangat senang hingga hampir jatuh laut, untungnya Bang Luzio menangkap Leanor sebelum tarjatuh
“Makasih Bang” ucap Leanor.
“Sama sama, lain kali hati hati ya” ucap Bang Luzio memperingati Leanor.
“Siap laksanakan” jawab Leanor sambil hormat kepada Bang Luzio.
“Ayo sekarang kita makan dulu, Ayah dan Ibu sudah menunggu kita di Restoran” ajak Bang Luzio.
“Oke, ayo Bang. Gandeng” pinta Leanor.
“Oke” jawab Bang Luzio.
Leanor dan Bang Luzio berjalan ke Restoran dengan bergandengan tangan. Sesampainya di restoran, orang tua Leanor sudah menunggu Leanor dan Bang Luzio di meja nomor 3.
“Sini sayang, ayo makan” panggil Ayah.
“Iya ayah” jawab Bang Luzio.
Leanor melepaskan genggaman tangan Bang Luzio, lalu berlari ke arah Ayah. Mereka berempat makan bersama. Leanor meminta es krim matcha sebagai makanan penutup. Ayahnya memberikan es krim matcha. Leanor sangat suka dengan es krim matcha, matcha adalah rasa favorit Leanor.
“Bagaimana rasanya? Apakah enak?” tanya ibu.
“Sangat enak. Ibu mau coba?” kata Leanor menawari ibu es krim.
“Boleh, suapin dong” ibu menjawab sambil terkekeh pelan.
“Buka mulutnya bu” perintah Leanor sambil menyodorkan sendok penuh es krim.
Tanpa terasa sudah sampai di pulau pribadi ayah Leanor. Leanor di gedong ayahnya saat berjalan ke pulau. Di pulau, keluarga Leanor ingin berkemah. Leanor dan Bang Luzio menangkap ikan dan kerang. Ayah dan Ibu menyiapkan tempat kemahnya. Hari mulai gelap, Bang Luzio dan Leanor kembali ke tempat kemah dengan seember ikan dan untuk dimasak. Ibu membakar ikan dan umbi umbian.
“Hmm… wanginya sangat enak” ucap Leanor.
“Benarkah?” tanya Ibu.
“Iya, masakan ibu nomor 1 sedunia” puji Leanor.“Makanan hari ini hanya ikan dan ubi, tidak apa apa kan?” tanya ibu.
“Mau daging, mau ikan, mau ubi. Makan ibu tetap nomor 1” jawab Leanor.
“Terima kasih, sweetheart” ucap Ibu.
“Sama sama, apa makanannya sudah jadi?” tanya Leanor sudah kelaparan.
“Sudah, panggil Ayah dan Bang Luzio” jawab Ibu tersenyum.
Leanor segera berlari memanggil Ayah dan Bang Luzio. Mereka makan bersama denga ikan bakar dan umbi bakar. Setelah makan mereka berbincang bincang sebentar, lalu segera tidur. Leanor tidur dengan ibu, sedangkan Bang Luzio tidur dengan Ayah. Esok harinya kami bangun pagi pagi buta untuk melihat matahari terbit. Pemandang matahari terbit sangat indah, cahaya berwarna jingga menyinari seluruh langit, suhunya yang dingin manambah suasana yang sejuk. Leanor kedinginan, tubuhnya menggigil.
“Ayah dingin” ucap Leanor kedinginan.
“Astaga, dingin ya? Sini Ayah peluk” ucap Ayah sambil mengangkat Leanor ke pelukannya.
“Ayah yang terbaik” ucap Leanor senang.
“Masih dingin?” tanya ayah.
“Sudah tidak, pelukan ayah sangat hangat” jawab Leanor.
Mereka memandangi matahari terbit selama beberapa saat. Satu minggu berlalu, mereka berkemah selama satu minggu di pulau pribadi milik Ayah Leanor. Mereka bersenang senang selama seminggu, Leanor Bang Luzio belajar keterampilan berkemah seperti cara memancing, memasak makanan seadanya, hingga cara bertahan jika terdampar. Ini adalah pengalaman berharga untuk Bang Luzio dan Leanor. Mereka kembali ke villa dengan kapal pesiar milik keluarga Leanor. Keluarga Leanor beristirahat di villa selama satu malam, lalu segera pulang kerumah dengan mobil. Leanor langsung tidur begitu sampai di rumah, dia sangat lelah.
Author : hai, hai kepada readers sekalian. Aku mau ngasih spoiler bab selanjutnya, besok siap siap tisu karena ada adegan sedih 😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Brother (Segera Terbit)
Roman pour AdolescentsLeanor adalah seorang yatim piatu. Orang tuanya meninggal saat dia masih kecil. Karena itulah, Leanor tinggal dengan paman dan bibinya. Leanor juga mempunyai kakak kandung bernama Luzio. Suatu hari, Leanor dibully di sekolahnya. Leanor dibully oleh...