12. PERTENGKARAN

47 33 4
                                    

Leanor menangis semalaman. Bang Luzio menemani Leanor menangis, dia terkadang memeluk atau mengelus Leanor agar tenang. Mata Leanor menjadi sembab. Leanor baru tidur tengah malam, Bang Luzio bernafas lega karena Leanor akhirnya tenang. Bang Luzio membaringkan Leanor dan menarik selimut hingga sebahu Leanor. Bang Luzio berjalan keluar.

*****

Paginya, Leanor demam. Bang Luzio khawatir melihat Leanor sakit. Bang Luzio mengompres Leanor, menyuapi Leanor dan memberi Leanor obat sebelum bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.

Bang Luzio berangkat ke sekolah dengan wajah kesal. Ketika di sekolah, semua murid menghindari Bang Luzio. Semua murid tahu, jika Bang Luzio sedang kesal akan menjadi berbahaya. Hampir setiap ada yang melihat Bang Luzio kesal, pasti ada masalah besar setelahnya. Terakhir kali Bang Luzio marah, saat Leanor di bully dan Bang Luzio balapan liar tanpa sepengetahuan Leanor.

Bang Luzio berjalan di lorong menuju kelas Leanor untuk menyerahkan surat izin sakit Leanor dan bertemu Sai. Bang Luzio sampai di kelas Leanor, dia meletakkan surat izin di atas meja guru dan langsung berjalan tepat di belakang Sai.

"Halo Sai. Masih ingat janjimu padaku tidak?" tanya Bang Luzio dengan muka geram sambil meremas bahu Sai.

"J-janji apa ya?" tanya Sai bingung dan agak ketakutan.

"janji untuk tidak menyakiti adikku sedikitpun" Bang Luzio meremas bahu Sai semakin kencang.

"Oh, aku ingat sekarang. Tolong lepasin tangan abang" kata Sai ketakutan.

"Lalu? Kamu lupa begitu saja dan selingkuh? Begitu?" kata Bang Luzio semakin marah.

"Tahu darimana Bang?" kata Sai dan langsung menutup setelah.

"Jadi bener?! Ikut aku sekarang!" bentak Bang Luzio.

Bang Luzio menarik kerah Sai dan berjalan keluar sambil menyeret Sai. Bang Luzio meneyeret Sai sepanjang Lorong hingga berada di luar Gedung sekolah. Bang Luzio melempar Sai ke lapangan.

"Karna kamu berani nyakitin Leanor, kamu harus merasakan sakitnya Leanor walau tidak sebanding dengan Leanor" kata Bang Luzio dengan wajah menyeramkan.

Bang Luzio memukul Sai. Semua murid melihat Bang Luzio memukul Sai tapi tidak ada yang berani melerai. Sahabat Bang Luzio segera datang, setelah mendengar Bang Luzio memukul Sai. Bang Arya dan Bang Bastian menahan Bang Luzio agar berhenti memukul Sai. Bang Barry menyuruh Sai pergi selagi Bang Luzio ditahan. Sai berlari terbirit birit, wajahnya babak belur. Sahabat Leanor yang melihat itu, langsung mengirim pesan pada Leanor.

*****

Leanor duduk di sofa menunggu Bang Luzio pulang. Bang Luzio membuka pintu dan langsung di sambut wajah marah Leanor. Firasat Bang Luzio tidakk enak. Leanor jarang sekali marah tapi sekalinya marah bisa seperti akan membunuh orang.

"Bang, sini duduk di sampingku" kata Leanor sambil tersenyum marah.

"Kamau masih demam tidak? Dan Bibi dimana?" kata Bang Luzio sambil duduk.

"Demamku sudah turun dan Bibi pergi ke butik. Lalu Bang, tadi di sekolah apa terjadi sesuatu? Tanya Leanor.

"Tidak ada apa apa kok, sekolah seperti biasanya" jawab Bang Luzio gugup.

"Benarkah? Kok aku tadi ada yang beritahu aku. Ada dua cowok bertengkar di lapangan ya, siapa ya itu?" tanya Leanor lagi.

"Maaf, aku tadi kelepasan Nor" kata Bang Luzio.

"Kelepasan katamu? Sudah berapa kali kamu membuat masalah di sekolah? Awas aja besok kalau sampai dipanggil guru BK, gak usah ngomong sama aku lagi" kata Leanor marah.

"Jangan gitu lah. Abang kan bela kamu, dia udah nyakitin kamu" kata Bang Luzio ngebujuk.

"Emang aku ada suruh Abang, mukul dia. Dia masalah aku, jangan ikut campur!" Teriak Leanor.

"Oke, Abang gak akan ikut campur urusan kamu lagi. Abang Cuma nggak mau kamu sedih. Abang minta maaf" kata Bang Luzio.

Leanor menghela nafas, lalu tersenyum ke arah Bang Luzio.

"Leanor juga minta maaf karena udah ngebentak Abang, tapi lain kali jangan cari masalah lagi. Untung aja paman nggak tahu kejadian ini, abang pasti dihukum paman kalau paman tahu" kata Leanor sambil tertawa.

"Jangan kasih tahu Paman, ya? Terakhir kali Paman hukum aku, aku dihukum di kamar seharian, nggak dikasih makan, main handphone, dan Cuma dikasih air minum doang" kata Bang Luzio.

"Iya. Aku juga dilarang kasih abang makanan dan disuruh jauh jauh dari kamar Abang dan jadi aku tidur di kamar loteng gara gara Abang" jawab Leanor.

Bang Luzio dan Leanor bercanda hingga Paman dan Bibi pulang. Saat Paman dan Bibi pulang, mereka segera mengubah topik pembicaraan dan menonton TV Bersama di ruang keluarga.

My Best Brother (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang